Perusahaan Harus Bangun Program Kesehatan untuk Karyawan

Program Kesehatan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Karyawan
Indra Nurcahyo, kepala Departemen Sumber Daya Manusia PT Ajinomoto Indonesia, mengajak perusahaan-perusahaan lain untuk menciptakan program gaya hidup sehat bagi karyawan. Menurutnya, perusahaan perlu menyediakan program yang menarik dan mampu mengubah perilaku karyawan dalam menjaga kesehatan. Program ini telah terbukti efektif, ditandai dengan peningkatan signifikan pada usia kesehatan yang terlihat dari hasil Medical Check Up (MCU) tahunan. Selain itu, terdapat perubahan positif dalam pola makan karyawan, yaitu lebih cenderung memilih makanan bergizi seimbang.
Program-program seperti Fun & Health Activities yang mencakup kegiatan olahraga dan tantangan penurunan berat badan juga menjadi bagian penting dari inisiatif tersebut. Sinergi antara edukasi dan aktivitas fisik ini mendorong karyawan untuk lebih peduli terhadap kesehatan, sehingga meningkatkan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Sebelumnya, PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI) menggelar simposium dan workshop kesehatan kerja di Manhattan Hotel, Jakarta. Acara ini menghadirkan para ahli dan praktisi kesehatan kerja, termasuk dokter perusahaan, HRD, dan profesional HSE dari berbagai sektor industri. Fokus utamanya adalah meningkatkan kapasitas dokter perusahaan dalam menghadapi tantangan kesehatan kerja modern. IDKI, sebagai organisasi profesi bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI), memperkuat kontribusi dokter perusahaan melalui layanan preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta mendorong kolaborasi lintas sektor agar dunia usaha dapat beradaptasi dengan kompleksitas isu kesehatan kerja di era modern.
Indra dan timnya mengajak masyarakat aktif membangun budaya hidup sehat di lingkungan perusahaan melalui inisiatif Ajinomoto Health Provider. Salah satu program unggulan yang diperkenalkan adalah Health Provider Badges Program. Program ini bertujuan meningkatkan literasi gizi dan kesehatan di kalangan karyawan.
Rafael Nanda, Wakil Sekretaris Pengurus Pusat IDKI, menilai program ini memberikan dampak positif yang signifikan. Ia menyebut bahwa hasil MCU karyawan meningkat setelah mengikuti program ini. Ini menunjukkan bahwa edukasi yang konsisten dan pendekatan terstruktur mampu mendorong perubahan perilaku sehat di tempat kerja.
Dalam upaya meningkatkan kesehatan tubuh saat bekerja, penting bagi setiap pekerja untuk menjaga asupan makanan harian yang seimbang, tidak terlalu sedikit atau berlebihan. Dengan demikian, karyawan dapat terhindar dari penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes yang sering kali tidak menunjukkan gejala spesifik.
Lebih lanjut, Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Premier Bintaro Yohan Samudra menjelaskan bahwa penyakit degeneratif merupakan kondisi kronis yang ditandai oleh kerusakan dan penurunan fungsi sel, jaringan, atau organ tubuh seiring waktu. Penyebab umumnya adalah penuaan dan gaya hidup tidak sehat. Contohnya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering dimulai dari hipertensi, yaitu tekanan darah yang terus-menerus melebihi batas normal. "Salah satu faktor pemicunya adalah konsumsi garam berlebih," ujar Yohan dalam sesi bertajuk “Be Wise in Using Salt”.
Rata-rata orang Indonesia mengonsumsi garam dua kali lipat dari batas yang direkomendasikan WHO, yaitu 5 gram atau sekitar satu sendok teh per hari. Bahkan, 5 dari 10 orang Indonesia melebihi angka tersebut. Untuk mengatasi hal ini, kampanye Bijak Garam menawarkan solusi dengan mengurangi penggunaan garam saat memasak dan menambahkan sedikit monosodium glutamat (MSG). Dengan cara ini, asupan natrium berkurang, namun cita rasa makanan tetap lezat. Hal ini karena kandungan natrium dalam MSG hanya sepertiga dari garam biasa. Tujuan dari kampanye ini adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengurangi konsumsi garam untuk menurunkan risiko hipertensi tanpa mengorbankan cita rasa makanan.
Posting Komentar