Perjuangan Mahasiswi Akhir, Kejar Pencuri Kaca Mobil dari Margonda ke Warakas untuk Skripsi

Perjuangan Mahasiswi Semester Akhir yang Mengejar Maling Pecah Kaca Mobil demi Skripsi
Seorang mahasiswi semester akhir mengalami peristiwa tidak terduga saat mobilnya dibobol maling dengan modus pecah kaca. Kejadian ini berawal dari kejadian di Jl Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, pada malam hari tanggal 22 September 2025. Tasya (21), korban pencurian, rela mengejar pelaku hingga ke Warakas, Jakarta Utara, hanya demi melindungi laptop yang berisi file-file penting untuk skripsinya.
Kronologi Kejadian
Tasya dan teman-temannya sedang makan di salah satu tempat di kawasan Margonda. Ia memarkir mobilnya di depan tempat makan sekitar pukul 22.30 WIB. Setelah beberapa waktu, ia kembali ke mobil untuk mengambil perlengkapan wajah. Namun, ketika tiba di mobil, kondisinya sudah berantakan.
“Kaca mobil saya sudah pecah,” ujar Tasya dalam video yang diunggah di akun TikTok @honeybbwun. Ia langsung panik dan memanggil teman-temannya. Saat itu, ia bertanya kepada warga sekitar, tetapi tidak ada yang melihat kejadian tersebut.
Dari mobil, pelaku berhasil membawa kabur tas besar berwarna hitam yang berisi laptop, buku catatan kuliah, serta beberapa barang pribadi. Tasya langsung menggunakan fitur Find My (iOS) untuk melacak lokasi laptop. Dari hasil pelacakan, laptop tersebut bergerak menuju Jakarta Pusat, kemudian ke Jakarta Utara, tepatnya daerah Tanjung Priok.
Upaya Pemulihan Laptop
Setelah kejadian, teman-teman Tasya melaporkan peristiwa ini ke Polres Metro Depok. Namun, karena waktu sudah larut, Tasya memutuskan pulang lebih dulu sekitar pukul 02.45 WIB. Tidak berhenti di situ, ia bersama keluarganya dan dua anggota polisi dari Polsek Warakas menuju lokasi terakhir laptop yang ditemukan.
Akhirnya, pada pukul 07.00 WIB, mereka tiba di lokasi dan menemukan laptop milik Tasya di tangan seorang tukang servis elektronik. Tukang servis tersebut kemudian dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Alasan Mengambil Risiko
Tasya menjelaskan bahwa ia sangat memperjuangkan laptop tersebut karena semua bahan skripsi dan catatan kuliahnya tersimpan di dalamnya. “Aku kekeuh ngejar laptop karena bahan skripsi aku di sana semua, catatannya juga di notebook tapi ya enggak dapat (dicuri),” ujarnya.
Untuk mempercepat proses pengembalian laptop, Tasya memutuskan mencabut laporan di Polsek Warakas. “Kebetulan aku lagi skripsian makanya butuh secepatnya juga. Kalau enggak dicabut, nanti laptop aku disimpen di Polsek Warakas sebagai barang bukti,” jelasnya.
Kesimpulan
Perjuangan Tasya dalam mengejar laptop yang hilang menunjukkan betapa pentingnya dokumen-dokumen akademik bagi seorang mahasiswa. Meskipun menghadapi risiko, ia tetap berusaha untuk melindungi hasil kerjanya selama masa studi. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap tindakan kriminal seperti pencurian dengan modus pecah kaca.
Posting Komentar