Penelitian: Konsumsi Paracetamol Saat Hamil Tidak Tingkatkan Risiko Autisme

Klarifikasi Terkait Penggunaan Acetaminophen Selama Kehamilan
Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa ibu hamil yang menggunakan Tylenol (atau acetaminophen) berpotensi meningkatkan risiko anaknya menderita autisme. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Pengumuman ini memicu kekhawatiran dan kebingungan di kalangan masyarakat luas. Meski demikian, hingga saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukkan hubungan antara penggunaan acetaminophen selama kehamilan dengan risiko autisme.
Studi Terbesar yang Menjelaskan Hubungan Antara Acetaminophen dan Autisme
Dalam sebuah studi kohort berskala besar yang dipublikasikan pada 2024 di jurnal JAMA, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan risiko autisme, ADHD, atau disabilitas intelektual pada anak akibat penggunaan acetaminophen selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sibling comparison untuk mengendalikan faktor genetik dan lingkungan keluarga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang diamati dalam model lain mungkin disebabkan oleh faktor perancu. Dengan demikian, penggunaan acetaminophen sendiri tidak menjadi penyebab utama dari kondisi-kondisi perkembangan saraf seperti autisme.
Steven J. Fleischman, MD, MBA, FACOG, presiden American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), menyampaikan pandangan serupa. Ia menegaskan bahwa pengumuman tentang hubungan antara konsumsi acetaminophen selama kehamilan dengan risiko autisme tidak didukung oleh data ilmiah yang lengkap.
"Sangat meresahkan bahwa badan kesehatan federal kita bersedia membuat pengumuman yang akan memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan jutaan orang tanpa didukung oleh data yang andal," kata Fleischman.
Apa Itu Acetaminophen dan Mengapa Digunakan Selama Kehamilan?
Acetaminophen atau parasetamol adalah analgesik-antipiretik yang paling umum dikonsumsi oleh ibu hamil ketika mengalami demam atau nyeri. Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang. Acetaminophen juga merupakan bahan aktif dalam obat Tylenol.
Menurut ACOG, demam ibu, sakit kepala sebagai tanda awal preeklamsia, dan nyeri dapat diatasi dengan penggunaan acetaminophen secara terapeutik. Oleh karena itu, acetaminophen penting bagi mereka yang membutuhkannya.
Namun, ACOG menyarankan agar ibu hamil hanya menggunakan acetaminophen jika diperlukan untuk mengobati nyeri atau demam, dengan dosis terendah efektif dan durasi sesingkat mungkin. Ibu hamil tidak boleh mengabaikan demam tinggi karena bisa membahayakan janin.
Selain itu, ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum menggunakan obat ini. Mereka juga diminta untuk menghindari penggunaan kronik berkepanjangan tanpa evaluasi klinis. Jika keluhan tetap berlanjut, segera konsultasi ke dokter.
Penelitian yang Memastikan Tidak Ada Hubungan Antara Acetaminophen dan Autisme
Dalam sebuah studi yang melibatkan 2,5 juta kelahiran di Swedia, tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan acetaminophen selama kehamilan meningkatkan risiko autisme pada anak. Ini adalah studi terbesar yang pernah dilakukan terkait topik ini.
Peneliti mengamati hampir 2,5 juta anak yang lahir antara tahun 1995 dan 2019, kemudian melacak perkembangan mereka hingga usia 26 tahun. Mereka menggunakan catatan resep dan wawancara yang dilakukan bidan selama kunjungan prenatal untuk mengetahui ibu mana yang melaporkan penggunaan acetaminophen (sekitar 7,5 persen kehamilan) dan mana yang tidak.
Untuk memastikan perbandingan yang adil, peneliti memperhitungkan variabel apa pun yang mungkin memengaruhi hasil analisis statistik, termasuk demam atau nyeri yang dapat memengaruhi penggunaan acetaminophen selama kehamilan.
Setelah itu, peneliti mengamati perkembangan saraf anak-anak, khususnya apakah mereka didiagnosis autisme, ADHD, atau disabilitas intelektual.
Kekuatan penelitian ini terletak pada desain sibling comparison, yang memungkinkan peneliti untuk membandingkan anak-anak yang lahir dari ibu yang sama, di mana satu anak terpapar acetaminophen selama kehamilan dan yang lainnya tidak. Dalam penelitian ini, lebih dari 45.000 pasangan saudara kandung dianalisis.
Menurut peneliti, desain ini sangat kuat karena saudara kandung berbagi sebagian besar genetika dan lingkungan keluarga. Hal ini memungkinkan peneliti untuk membedakan apakah obat itu sendiri yang bertanggung jawab atas risiko perkembangan saraf atau faktor lain.
Awalnya, peneliti melihat pola yang mirip dengan studi sebelumnya, yaitu anak-anak yang ibunya melaporkan penggunaan acetaminophen selama kehamilan sedikit lebih mungkin didiagnosis autisme, ADHD, atau disabilitas intelektual. Namun, setelah melakukan perbandingan saudara kandung, hubungan tersebut hilang sepenuhnya.
"Ketika kami membandingkan kelompok saudara kandung di mana satu terpapar acetaminophen di dalam rahim dan satu tidak, tidak ada perbedaan dalam kemungkinan mereka di kemudian hari didiagnosis autisme, ADHD, atau disabilitas intelektual," ujar peneliti.
Studi ini bukanlah satu-satunya yang meneliti keterkaitan antara acetaminophen dan autisme. Para peneliti di Jepang baru-baru ini menerbitkan studi serupa dengan desain sibling comparison, dan hasilnya sesuai dengan penelitian di Swedia.
"Yang penting, mereka mereplikasi temuan kami pada populasi dengan latar belakang genetik yang berbeda dan di mana pola penggunaan acetaminophen selama kehamilan sangat berbeda. Sebagian besar ibu di Jepang melaporkan penggunaan obat tersebut selama kehamilan, sementara hanya sedikit ibu di Swedia yang melakukannya," kata peneliti.
Meski ada perbedaan dalam penggunaan obat, kesimpulan tetap sama: tidak ada bukti bahwa penggunaan acetaminophen selama kehamilan meningkatkan risiko autisme atau ADHD.
Posting Komentar