Tools:
Powered by AdinJava

Panen Kebun dan Inspirasi Sekolah Perempuan di Padang Pariaman

Table of Contents
Featured Image

Kunjungan Duta Besar Australia ke Kebun Kolektif Perempuan di Sumatera Barat

Kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, ke Nagari Sungai Buluh Barat, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menjadi momen penting dalam penguatan peran perempuan di masyarakat. Pada Selasa 30 September 2025, ia mengunjungi Demplot yang dikelola oleh para perempuan setempat, yang merupakan bagian dari Program Sekolah Perempuan. Kebun ini berada di lahan milik warga dan dikelola secara kolektif oleh ibu-ibu yang tergabung dalam Sekolah Perempuan sejak dua tahun lalu.

Kebun Kolektif dengan Tanaman Beragam

Kebun kolektif tersebut menumbuhkan berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan, kacang-kacangan, dan rempah-rempah dengan penggunaan pupuk organik. Proyek ini dilaksanakan oleh Institut KAPAL Perempuan bersama mitra lokal Pambangkik Batang Tarandam (PBT), didukung oleh program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI). Selain berkunjung, Brazier juga ikut memanen hasil kebun dan mendengarkan cerita dari para perempuan di daerah tersebut.

"Saya sangat terinspirasi mendengar kegiatan-kegiatan yang mendorong perempuan untuk belajar, bangkit, dan menjadi penggerak di komunitas melalui Sekolah Perempuan," ujar Brazier. Ia menambahkan bahwa cerita-cerita ini akan menjadi inspirasi bagi kerja sama yang lebih luas di masa depan.

Transformasi yang Terjadi di Sekolah Perempuan

Ketua Sekolah Perempuan Padang Pariaman, Desmayenti, menjelaskan perjalanan transformatif yang dialami para anggota sejak program dimulai pada 2023. Awalnya, program dimulai dengan diskusi masalah yang dihadapi, serta potensi dan kekuatan yang ada. "Sekolah Perempuan membuka kesadaran bahwa penyebab masalah perempuan itu karena adanya budaya patriarki yang mengutamakan laki-laki dan menomorduakan perempuan," kata Desmayenti.

Setelah kesadaran ini tumbuh, Desmayenti dan rekan-rekannya mulai mengembangkan kekuatan ekonomi melalui koperasi dan kebun kolektif. Salah satunya adalah pembentukan koperasi yang kini memiliki 332 anggota dengan aset sebesar Rp 271 juta. Dengan bunga pinjaman hanya satu persen, koperasi ini membantu anggotanya mengakses modal usaha untuk ladang, sawah, biaya sekolah, dan kesehatan—sekaligus menghindarkan mereka dari rentenir.

Kebun Kolektif dan Kontribusi Sosial

Selain itu, Sekolah Perempuan juga membuat demplot-demplot yang tersebar di beberapa titik di Padang Pariaman. Tujuannya adalah menghasilkan sayuran organik dengan harga murah untuk masyarakat sekitar. "Sepuluh persen hasil pertanian dikontribusikan untuk koperasi. Dari keuntungan koperasi, kami mengalokasikan lima persen khusus untuk membiayai pendampingan korban kekerasan melalui Pos Pengaduan," tambah Desmayenti.

Direktur PBT, Yulianti Puti, menyatakan bahwa model usaha bersama ini memberi perempuan penghasilan tetap dan rasa aman. "Di Padang Pariaman, perempuan sudah mengelola warung komunitas dan kebun kolektif. Model usaha bersama ini menjadi penopang ekonomi sekaligus jaring pengaman sosial," katanya.

Ekspansi Program dan Dukungan dari Komunitas

PBT telah menjalankan program ini di Padang dengan lebih dari 400 peserta perempuan. Kini, dengan dukungan INKLUSI, model ini diperluas ke Kabupaten Padang Pariaman, khususnya mendampingi perempuan dari kelompok miskin dan terpinggirkan. Menurut Yulianti, pengakuan dari masyarakat dan pemerintah nagari atas program yang dijalankan itu sudah mulai berdatangan. Pengakuan tercermin antara lain dalam Musrenbang Desa di mana usulan Sekolah Perempuan untuk penyediaan alat pertanian dan peralatan industri rumahan ditampung dan dialokasikan dari dana desa.

Kepemimpinan Ekonomi Perempuan sebagai Kunci Pembangunan Inklusif

Direktur Eksekutif Institut KAPAL Perempuan, Budhis Utami, menekankan bahwa kepemimpinan ekonomi perempuan menjadi kunci pembangunan inklusif. "Kepemimpinan ini memungkinkan perempuan memperjuangkan haknya, membangun jejaring lintas identitas, dan memperkuat keterampilan hidup untuk mencapai kesejahteraan," ujarnya. Dengan adanya program seperti ini, perempuan tidak hanya menjadi pelaku ekonomi, tetapi juga agen perubahan dalam masyarakat.

Posting Komentar