Mengenal Staphylococcus aureus, Penyebab Keracunan Makanan

Mengenal Staphylococcus aureus dan Bahaya Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah kondisi yang sering terjadi dan bisa menimpa siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Terkadang, kasus ini terjadi di sekolah dasar atau pada acara besar. Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana hal ini bisa terjadi? Salah satu penyebab umum keracunan makanan adalah bakteri yang dikenal sebagai Staphylococcus aureus. Bakteri ini sangat dekat dengan kita, bahkan tinggal di kulit manusia. Bagaimana gejala yang ditimbulkan dan cara mencegahnya? Berikut penjelasannya.
1. Karakteristik Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus, atau disingkat S. aureus, adalah bakteri gram positif yang berbentuk bulat dan berkelompok seperti anggur. Bakteri ini secara alami hidup di hidung, tenggorokan, rambut, dan kulit orang-orang yang sehat. Namun, jumlahnya tetap dalam batas normal. Jika daya tahan tubuh seseorang melemah atau jumlah bakteri meningkat, maka S. aureus dapat menyebabkan infeksi.
Selain itu, bakteri ini juga sering ditemukan pada makanan yang mengandung protein tinggi, seperti telur, daging, atau unggas. Kehadirannya bisa menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik.
2. Cara S. aureus Mencemari Makanan
Kontaminasi oleh S. aureus biasanya berasal dari orang yang menyiapkan makanan. Bakteri ini bisa masuk ke makanan melalui kontak langsung dengan tangan atau alat yang terkontaminasi. Orang yang sudah terinfeksi S. aureus memiliki risiko lebih tinggi untuk menularkan bakteri ini ke makanan.
Setelah masuk ke makanan, S. aureus akan berkembang biak dan menghasilkan toksin yang sangat berbahaya. Toksin ini tidak mudah hilang meskipun makanan dipanaskan atau disimpan di suhu dingin. Itu artinya, makanan yang tercemar toksin ini masih bisa menyebabkan keracunan makanan.
3. Gejala Keracunan Akibat S. aureus
Gejala keracunan makanan akibat S. aureus biasanya muncul dalam waktu 2 hingga 8 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Beberapa gejala yang umum antara lain:
- Mual
 - Muntah
 - Kram perut
 - Diare
 - Berkeringat
 - Pusing
 - Dehidrasi
 
Gejala ini biasanya berlangsung selama dua hari dan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, jika gejala terus berlanjut, sebaiknya segera mencari bantuan medis.
4. Cara Mencegah Keracunan Makanan dari S. aureus
Meskipun toksin S. aureus sulit dihilangkan, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari kontaminasi:
- Selalu menjaga kebersihan diri saat memasak.
 - Mencuci tangan sebelum memasak, setelah menggunakan toilet, atau setelah menyentuh bahan mentah.
 - Membersihkan peralatan dapur dan permukaan yang bersentuhan dengan bahan mentah.
 - Menyimpan makanan segar seperti daging atau unggas dalam lemari es dengan suhu di bawah 5 derajat Celsius.
 - Memisahkan bahan segar dan produk siap konsumsi agar tidak terjadi kontaminasi silang.
 - Memasak makanan hingga suhu di atas 60 derajat Celsius.
 - Orang yang terinfeksi S. aureus sebaiknya tidak terlibat dalam proses memasak atau menyajikan makanan.
 
Selain langkah-langkah individu, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah keracunan makanan. Dengan adanya regulasi BPOM dan SNI, batas cemaran mikroba dalam berbagai jenis makanan telah ditetapkan.
Kesimpulan
Keracunan makanan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Namun, dengan menjaga kebersihan dan praktik higiene yang baik, kita dapat mencegahnya. Dengan demikian, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar kita dari potensi keracunan makanan. Pentingnya menjaga kebersihan harus selalu diingat, karena hal ini bisa menjadi kunci untuk mencegah berbagai penyakit yang berawal dari makanan.
Posting Komentar