Tools:
Powered by AdinJava

Kisah Ferdy Hasan dan Istri Didik Anak Berkebutuhan Khusus Hingga Kuliah

Table of Contents
Featured Image

Perjalanan Keluarga Ferdy Hasan dan Safina dalam Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus

Perjalanan rumah tangga Ferdy Hasan dan Safina telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade. Selama waktu tersebut, keduanya menghadapi berbagai tantangan dan kebahagiaan bersama dalam membesarkan tiga anak mereka. Ketiganya adalah Farah Labita, Fasha Jamel Antwan, dan Fahri Syed Javera. Dari pernikahan yang dimulai pada tahun 1994, keluarga ini memiliki tiga orang anak yang masing-masing memiliki keunikan dan tantangan tersendiri.

Salah satu dari ketiga anak mereka, Fasha, lahir dengan kebutuhan khusus. Hal ini menjadi amanah bagi Ferdy dan Safina sekaligus memberikan pelajaran berharga dalam kehidupan keluarga mereka. Ferdy mengungkapkan bahwa persiapan mereka saat hamil Fasha lebih matang karena usia mereka yang sudah lebih dewasa. Namun, ternyata Allah memiliki rencana lain, yaitu memberikan anak berkebutuhan khusus kepada mereka.

Awal Mula Penerimaan Kondisi Anak

Awalnya, Ferdy dan Safina merasa kaget dan sedih ketika mengetahui kondisi Fasha. Namun, setelah melalui masa penyesalan yang panjang, mereka mulai mencari solusi dan berusaha menerima kondisi putra mereka. Menurut Ferdy, langkah pertama yang dilakukan adalah mencari dokter dan menjalani terapi secara rutin.

Safina juga menjelaskan bahwa diagnosis dokter mengarah pada keterlambatan perkembangan anak (global delay). Meskipun ada indikasi keterlibatan autisme, Fasha lebih didiagnosis sebagai global delay. Momen awal mereka menyadari kondisi ini terjadi ketika Fasha masih bayi. Ia terlihat sangat tenang dan jarang menunjukkan respons seperti bayi umumnya.

Setelah mengetahui kondisi Fasha, Ferdy dan Safina membutuhkan waktu lama untuk menerima. Namun, melalui diskusi dengan orang tua lain yang memiliki anak berkebutuhan khusus, mereka akhirnya melihat bahwa Fasha memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan anak-anak lain.

Tantangan dalam Membesarkan Fasha

Sejak kecil, Ferdy dan Safina menghadapi banyak kesulitan dalam tumbuh kembang Fasha. Mereka terus berusaha mencari jalan keluar agar anaknya bisa berkembang sesuai kemampuan terbaiknya. Ferdy mengungkapkan bahwa kesulitan utama saat Fasha masih balita adalah kemampuan motoriknya yang terbatas. Ia sering terlihat lemas di tangan dan kaki serta memiliki masalah penglihatan (lazy eyes).

Ketika Fasha memasuki usia remaja, tantangan baru muncul. Orang tua harus mendampinginya karena ia memiliki keterbatasan dalam bergaul dengan teman sebaya. Ferdy mengatakan bahwa meski Fasha mengalami perasaan seperti anak-anak lain, ia tidak bisa berinteraksi secara normal.

Persiapan untuk Kemandirian Fasha

Sekarang Fasha berusia 22 tahun, dan tantangan yang dihadapi pun berbeda. Safina menyebut fokus mereka kini lebih pada persiapan kemandirian Fasha. Mereka sadar bahwa suatu hari nanti, Fasha akan harus lepas dari bimbingan orang tua.

Namun, Ferdy merasa bersyukur karena usaha mereka membuahkan hasil. Saat ini, Fasha sudah berhasil menempuh pendidikan di bangku kuliah. Ia juga mampu berkomunikasi dan menunjukkan perkembangan positif yang cukup signifikan.

Kesimpulan

Perjalanan Ferdy Hasan dan Safina dalam membimbing Fasha menunjukkan betapa pentingnya penerimaan, kesabaran, dan komitmen dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui berbagai upaya dan dukungan, mereka berhasil membantu Fasha tumbuh menjadi individu yang mandiri dan mampu berkontribusi dalam masyarakat. Kehidupan keluarga ini menjadi inspirasi bagi banyak orang yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Posting Komentar