Insentif Mobil Listrik Berakhir 2025, VinFast Perkenalkan CKD EV di Subang

Strategi Jangka Panjang VinFast di Indonesia
Pabrik perakitan VinFast yang berada di Subang, Jawa Barat, menjadi salah satu bagian penting dari rencana jangka panjang perusahaan. Meskipun pemerintah Indonesia tidak akan memperpanjang insentif kendaraan listrik setelah 31 Desember 2025, VinFast tetap optimis dengan strategi produksi CKD (Completely Knocked Down) yang telah disiapkan.
Pabrik di Subang Bakal Produksi VinFast VF3
Lahan seluas 170 hektare yang digunakan untuk pabrik VinFast akan segera beroperasi pada akhir 2025. Kapasitas awalnya diperkirakan mencapai puluhan ribu unit. Salah satu model yang akan diproduksi adalah VinFast VF3, sebuah mini-SUV listrik yang memiliki harga mulai dari Rp192 juta.
VF3 dilengkapi dengan baterai berkapasitas 18,34 kWh, mampu menempuh jarak hingga 210 km sekali isi, serta motor listrik berkekuatan 43,5 hp. Dengan produksi lokal, konsumen akan mendapatkan harga yang lebih terjangkau meski insentif fiskal telah dihentikan.
Selain itu, kehadiran pabrik ini juga akan meningkatkan layanan purnajual dan ketersediaan suku cadang. Hal ini sangat penting dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap mobil listrik.
VinFast juga tidak menutup kemungkinan untuk masih mengimpor beberapa model dalam bentuk CBU (Completely Built-Up), namun jumlahnya akan sangat sedikit dan sudah direncanakan sejak awal.
Serap Pekerja Lokal
VinFast tidak hanya fokus pada produksi mobil, tetapi juga berencana memperluas jaringan stasiun pengisian cepat di kota-kota besar. Model-model seperti VF e34 dan VF 7 telah didukung oleh sistem pengisian cepat, mampu mengisi daya dari 10 persen hingga 70 persen hanya dalam waktu 30 menit.
Strategi pembangunan pabrik ini dianggap lebih berkelanjutan karena sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal. VinFast menargetkan pabrik Subang dapat menyerap sekitar 1.000 pekerja di tahap awal, dengan pelatihan intensif agar SDM Indonesia mampu bersaing dalam industri kendaraan listrik global.
Produksi lokal juga diyakini akan menekan harga jual, sehingga konsumen bisa mendapatkan mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau. Ini menjawab kekhawatiran pasar tentang kenaikan harga setelah insentif dihentikan.
Percaya Diri Tanpa Insentif
VinFast menyelaraskan rencana bisnisnya dengan kebijakan pemerintah yang mendorong transfer teknologi dan peningkatan kandungan lokal. Kehadiran pabrik di Subang akan memudahkan pasokan suku cadang, layanan purnajual, serta menjamin keberlanjutan produk di Indonesia.
Optimisme VinFast membuat mereka percaya diri bisa bersaing tanpa bergantung pada insentif. "Kami tidak hanya menjual mobil, tapi membangun ekosistem lengkap agar konsumen Indonesia semakin yakin beralih ke kendaraan listrik," ujar Kerry.
Dengan skenario ini, VinFast bukan hanya menyesuaikan diri dengan kebijakan baru, tetapi juga memantapkan ambisi menjadi pemain utama di segmen kendaraan listrik Indonesia.
Posting Komentar