Impor Mobil BYD Ungguli Toyota dan Mitsubishi pada Agustus 2025

Peningkatan Impor Mobil CBU di Indonesia pada Januari-Agustus 2025
Pada periode Januari hingga Agustus 2025, angka impor mobil secara utuh (CBU) mengalami peningkatan signifikan, meskipun kondisi pasar domestik masih menunjukkan penurunan. Hal ini terlihat dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang mencatatkan total impor mobil sebanyak 99.257 unit selama delapan bulan pertama tahun ini. Angka ini meningkat sebesar 67,4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 59.282 unit.
Di tengah situasi ini, produsen mobil listrik asal Tiongkok, BYD, menjadi salah satu pihak yang paling banyak melakukan impor. Dalam periode tersebut, BYD berhasil mencatatkan impor sebanyak 22.964 unit, meningkat 150,6% secara tahunan dibandingkan 9.162 unit pada 2024. Capaian ini bahkan melampaui jumlah impor mobil Toyota yang mencapai 22.132 unit. Ini menunjukkan dominasi BYD dalam pasar mobil listrik di Indonesia.
Selain BYD, merek mobil listrik asal Vietnam, VinFast, juga turut berkontribusi dalam peningkatan impor. Merek ini mencatatkan impor mobil listrik berbasis baterai (BEV) sebanyak 13.372 unit. Selain itu, sub merek premium BYD, Denza, juga mencatatkan impor sebanyak 8.557 unit melalui produknya, Denza D9. Sementara itu, Mitsubishi Motors mencatatkan impor sebanyak 8.525 unit.
Beberapa merek mobil listrik asal Tiongkok lainnya juga memberikan kontribusi besar dalam peningkatan impor. Aion mencatatkan impor sebanyak 3.851 unit, sedangkan Geely mencapai 1.800 unit. Di sisi lain, Suzuki dan Mazda masing-masing mencatatkan impor sebanyak 5.596 dan 1.994 unit.
Perkembangan Pabrik di Subang
BYD sedang membangun pabrik di Subang, Jawa Barat, yang diperkirakan akan selesai pada akhir 2025. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 150.000 unit per tahun, dengan rencana investasi sekitar Rp11 triliun. Sementara itu, VinFast juga sedang membangun pabrik di Subang senilai Rp3,5 triliun, dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun. Pembangunan pabrik tersebut telah mencapai 77% per 18 Agustus 2025.
Kinerja Penjualan Mobil Domestik yang Lesu
Di tengah peningkatan impor, kinerja penjualan mobil domestik masih menunjukkan penurunan. Total penjualan mobil wholesales pada 8 bulan pertama 2025 mencapai 500.951 unit, turun 10,6% dibandingkan 560.552 unit pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Penjualan ritel juga mengalami penurunan sebesar 10,7%, menjadi 522.162 unit dari 584.847 unit pada 2024.
Kebijakan Pemerintah Terkait Insentif Impor
Pemerintah telah resmi mengumumkan bahwa insentif impor mobil listrik murni akan dihentikan pada akhir 2025. Sesuai dengan Peraturan Menteri Investasi Nomor 6/2023 juncto Nomor 1/2024, batas waktu importasi dan program insentif impor mobil listrik akan berakhir pada 31 Desember 2025.
Berdasarkan peta jalan TKDN, mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027, pabrikan mobil listrik perlu memenuhi komitmen produksi 1:1. Produksi harus dilakukan dengan spesifikasi teknis yang mencakup daya motor listrik dan kapasitas baterai minimal sama atau lebih tinggi. Jika tidak mampu memenuhi syarat tersebut, pemerintah dapat mengklaim bank garansi dari peserta program yang gagal membayar utang produksinya.
Daftar 10 Importir Mobil Terbesar Januari-Agustus 2025
Berikut adalah daftar 10 importir mobil terbesar pada periode Januari hingga Agustus 2025:
- BYD: 22.964 unit
- Toyota: 22.132 unit
- VinFast: 13.372 unit
- Denza: 8.557 unit
- Mitsubishi Motors: 8.525 unit
- Suzuki: 5.596 unit
- Aion: 3.851 unit
- Mazda: 1.994 unit
- Geely: 1.800 unit
- Hyundai (HMID): 1.762 unit
Posting Komentar