Fakta Tentang Salmonelosis, Infeksi Bakteri Salmonela

Penyebab dan Pencegahan Salmonelosis
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap adanya kontaminasi mikrobiologis dan kimia terkait kasus keracunan yang terjadi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satu penyebab utama dari infeksi ini adalah bakteri salmonela. Infeksi yang disebut salmonelosis ini dapat menyebabkan gejala serius seperti diare, demam, hingga komplikasi berbahaya jika tidak segera ditangani.
Salmonelosis memiliki beberapa bentuk klinis. Bentuk yang paling umum adalah gastroenteritis akibat salmonela yang menunjukkan gejala seperti diare, kram perut, dan demam. Namun, ada juga bentuk demam enterik yang lebih berat, termasuk demam tifoid, yang bisa mengancam jiwa dan memerlukan pengobatan antibiotik segera. Selain itu, infeksi fokal maupun kondisi pembawa tanpa gejala juga bisa terjadi.
Berikut informasi penting tentang salmonelosis:
1. Gejala
Gejala infeksi salmonela biasanya muncul antara 12 hingga 72 jam setelah terinfeksi. Beberapa gejala yang umum meliputi: - Diare - Kram perut - Demam - Sakit kepala - Mual - Muntah - Hilang nafsu makan
Gejala biasanya berlangsung selama 4 hingga 7 hari. Namun, pada beberapa kasus, diare bisa berlangsung hingga 10 hari dan membutuhkan waktu beberapa bulan agar usus kembali berfungsi normal.
Jika gejala yang disebutkan di atas muncul, segera konsultasikan ke dokter. Terutama jika: - Diare berlangsung lebih dari tiga hari dan semakin memburuk. - Demam melebihi 38 derajat Celcius. - Ada darah dalam tinja. - Terus-menerus muntah.
2. Penyebab
Infeksi salmonela biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang kurang matang dari hewan yang terinfeksi, seperti ayam atau telur. Bakteri ini bisa masuk ke tubuh melalui: - Makanan lain yang terkontaminasi, seperti sayuran yang dipotong dengan pisau yang sama untuk ayam mentah. - Air yang terkontaminasi. - Menyentuh hewan tanpa mencuci tangan. - Kontak dengan orang yang terinfeksi. - Permukaan yang mengandung bakteri, seperti popok, keran, atau toilet.
Setelah terinfeksi, seseorang masih bisa menularkan salmonela selama bakteri masih ada di usus. Bahkan setelah gejala menghilang, penularan bisa terjadi selama beberapa bulan.
3. Faktor Risiko
Meskipun infeksi salmonela bisa terjadi pada siapa saja, beberapa faktor meningkatkan risiko: - Berusia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun. - Memiliki daya tahan tubuh yang lemah. - Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk. - Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, antibiotik, dan antasida. - Mengidap penyakit radang usus. - Memiliki hewan peliharaan di rumah, seperti anjing atau kucing.
4. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan seperti: - Pemeriksaan feses untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi. - Tes darah untuk melihat tanda-tanda infeksi dan dehidrasi.
5. Pengobatan
Pengobatan salmonelosis tergantung tingkat keparahan. Untuk kasus ringan, pengobatan mandiri di rumah bisa dilakukan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan: - Cairan: Orang yang mengalami diare harus minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi meliputi jarang buang air kecil, urine gelap, rasa haus berlebihan, mulut kering, dan pusing. - Obat antidiare: Harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat antidiare. Penggunaan obat antidiare mungkin membuat penyakit berlangsung lebih lama. - Antibiotik: Digunakan untuk kasus penyakit usus yang berat atau pada orang berisiko tinggi. Namun, sebagian besar kasus bisa pulih tanpa antibiotik.
6. Hewan yang Bisa Menyebabkan Salmonelosis
Selain melalui makanan, salmonelosis juga bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang sering menjadi sumber penularan antara lain: - Amfibi (katak dan kodok) - Reptil (kura-kura, kadal, dan ular) - Burung (ayam, bebek, kalkun, dan burung liar) - Hewan ternak (sapi, kambing, domba, dan babi) - Hewan peliharaan (anjing, kucing, burung, dan hewan kecil)
Maka dari itu, menjaga kebersihan tangan setelah berinteraksi dengan hewan sangat penting untuk mencegah salmonelosis.
7. Cara Mencegah Penyakit Bawaan Makanan
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan: - Cuci dinding lemari es, talenan, meja dapur, dan peralatan yang bersentuhan dengan makanan terkontaminasi. - Gunakan larutan pemutih klorin untuk desinfeksi. - Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah proses pembersihan. - Hindari konsumsi kecambah mentah untuk anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah. - Pemilik hewan peliharaan harus berhati-hati saat menyiapkan makanan hewan dan mencegah anak-anak atau orang rentan menyentuh hewan yang mungkin terkontaminasi. - Konsumen juga bisa melaporkan kejadian, keluhan, atau efek samping terkait produk makanan.
Kasus dugaan keracunan MBG mengingatkan kita bahwa salmonelosis bukanlah ancaman sepele. Infeksi ini bisa berasal dari makanan maupun hewan di sekitar, sehingga kebersihan dan pengolahan makanan yang tepat menjadi kunci pencegahan.
Posting Komentar