Tools:
Powered by AdinJava

Fakta Jahitan Ekstra Pasca Persalinan

Table of Contents
Featured Image

Apa Itu Husband Stitch dan Bahayanya

Bagi banyak perempuan, persalinan pervaginam bukan hanya tentang menghadapi rasa sakit saat melahirkan. Ada ketakutan lain yang sering muncul, yaitu bagaimana proses itu akan memengaruhi kehidupan seksual mereka setelahnya. Banyak perempuan khawatir tentang perubahan bentuk atau fungsi organ intim setelah melahirkan, sehingga muncul berbagai praktik atau mitos untuk mengembalikan kondisi tersebut.

Salah satu praktik yang sering disebut adalah husband stitch. Istilah ini merujuk pada jahitan tambahan yang diberikan pada vagina setelah persalinan, dengan tujuan membuatnya lebih rapat agar meningkatkan kenikmatan seksual pasangan. Namun, praktik ini tidak diakui sebagai prosedur medis resmi dan justru memiliki risiko yang signifikan.

Sejarah Husband Stitch

Pada abad ke-18, seorang ahli bedah asal Irlandia mengusulkan ide bahwa sayatan di sekitar vagina bisa mencegah robekan alami pada perineum. Prosedur ini dikenal sebagai episiotomi. Selama hampir dua abad, episiotomi jarang digunakan dan hanya dilakukan dalam kondisi darurat.

Namun, pada tahun 1920, seorang dokter kandungan dari Amerika Serikat bernama Joseph DeLee mulai merekomendasikan episiotomi sebagai prosedur rutin. Ia berpendapat bahwa sayatan ini bisa mencegah robekan perineum, mengurangi perdarahan, serta melindungi bayi dari trauma kepala saat lahir. Dari sini muncul istilah husband stitch, yaitu jahitan tambahan yang diberikan setelah episiotomi atau robekan persalinan.

Sayangnya, dalam dunia medis modern, tindakan ini tidak diakui secara resmi. Justru dikategorikan sebagai bentuk mutilasi genital perempuan karena berisiko menimbulkan nyeri, infeksi, hingga trauma emosional.

Apakah Husband Stitch Memberikan Manfaat?

Ide di balik husband stitch adalah menambahkan jahitan ekstra untuk memperbaiki robekan vagina. Tujuannya adalah meningkatkan kenikmatan bagi pasangan saat berhubungan seks. Namun, apakah praktik ini benar-benar memberikan manfaat seperti itu?

Perempuan yang menerima husband stitch justru cenderung mengalami lebih banyak kerugian daripada manfaatnya. Jika jahitan terlalu ketat, ini bisa menyebabkan rasa sakit saat melakukan aktivitas seksual. Dokter lebih menyarankan perempuan yang pernah melahirkan melakukan senam Kegel untuk menjaga dasar panggul dan memulihkan fungsi organ intim secara alami.

Apakah Husband Stitch Benar-Benar Ada?

Husband stitch sejatinya bukanlah prosedur medis resmi. Tidak ada pedoman medis, buku ajar, atau dokumen resmi yang menjelaskan praktik ini, apalagi mencatat seberapa sering ia dilakukan. Para dokter pun tidak pernah mendapat pelatihan untuk melakukan husband stitch. Istilah ini lebih banyak hidup di luar ruang kuliah kedokteran, muncul dari cerita-cerita perempuan yang merasa mendapat jahitan ekstra setelah melahirkan.

Sebagian besar informasi tentang praktik ini memang beredar di forum dan media sosial. Di sana, banyak perempuan berbagi pengalaman. Ada yang mengaku baru menyadari setelah bertahun-tahun, ada pula yang langsung merasakan nyeri berkepanjangan. Cerita-cerita inilah yang membuat istilah husband stitch makin dikenal, meski dunia medis sendiri tidak pernah mengakuinya sebagai prosedur yang sah.

Mungkinkah Perempuan Mendapatkan Husband Stitch Tanpa Sepengetahuannya?

Ketika penyedia layanan kesehatan melakukan episiotomi, penting untuk menggunakan anestesi lokal yang efektif dan mendapatkan persetujuan perempuan. Namun, seorang perempuan mungkin tidak tahu seberapa jauh dokter melakukan tindakan pada perineumnya sampai mereka mulai mengalami rasa sakit atau masalah selama pemulihan pascapersalinan.

Beberapa perempuan melaporkan bahwa mereka mendapatkan husband stitch tanpa persetujuan. Dalam beberapa forum, mereka menceritakan pengalaman mereka dan memberikan peringatan kepada perempuan lain untuk waspada.

Perempuan Bisa Menuntut Jika Mendapatkan Husband Stitch

Melakukan husband stitch dianggap sebagai malpraktik, yang mana dokter dan petugas kesehatan lainnya dapat dituntut karena melakukan operasi ini. Siapa pun yang merasakan ketidaknyamanan karena kesalahan penyedia layanan kesehatan berhak untuk meminta kompensasi melalui gugatan malpraktik medis.

Untuk melakukannya, korban harus menunjukkan bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa kerugian yang dialami disebabkan oleh kegagalan dokter untuk bertindak sesuai dengan standar perawatan yang diharapkan. Semua faktur dan dokumentasi tidak masuk kerja adalah bukti penting untuk menunjukkan biaya pengobatan dan berkurangnya pendapatan.

Efek Samping Husband Stitch

Husband stitch bisa menyebabkan beberapa efek samping umum, seperti:

  • Tidak mampu berjalan pada periode yang lama setelah melahirkan.
  • Merasakan ketidaknyamanan dan sakit saat berdiri tegak.
  • Rasa sakit saat berhubungan seksual, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
  • Pembengkakan dan nyeri kronis di lubang vagina.
  • Robek pada jaringan parut.
  • Berkembangnya infeksi persisten atau terus-menerus.
  • Stres emosional.
  • Inkontinensia.
  • Kerusakan pada ujung saraf yang mengakibatkan hilangnya sensasi di daerah tersebut.

Dari semua efek samping ini, dapat disimpulkan bahwa husband stitch bukanlah prosedur medis resmi dan tidak memberikan manfaat nyata. Praktik ini justru berisiko tinggi dan sebaiknya dihindari.

Posting Komentar