Tools:
Powered by AdinJava

Dari Hobi ke Profesi: Kisah Nesha Mengikuti Pelatihan Barista BLK Kota Magelang

Table of Contents
Featured Image

Semangat Barista Muda Magelang yang Berani Bermimpi

Kota Magelang terus berupaya membangun semangat wirausaha di kalangan generasi muda melalui berbagai program pelatihan. Salah satu contohnya adalah Pelatihan Barista Kompetensi yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) Disnaker Kota Magelang pada tahun 2025. Pelatihan ini berlangsung selama 14 hari dengan menghadirkan 16 peserta muda yang memiliki jiwa kewirausahaan.

Di antara peserta tersebut, ada sosok Nesha Aldilla Setya, seorang remaja berusia 19 tahun asal Meteseh, Kecamatan Magelang Tengah. Ia baru saja lulus dari SMA Negeri 4 Kota Magelang dan memutuskan untuk tidak langsung melanjutkan kuliah. Alasannya, ia ingin fokus mencari keterampilan praktis yang bisa membantunya meraih impian besar: memiliki coffee shop sendiri.

Hobi Kulineran yang Menjadi Inspirasi

Nesha menjelaskan bahwa hobi akan berbagai makanan dan minuman kekinian menjadi salah satu pemicu minatnya untuk belajar barista. Nongkrong di kedai kopi populer seperti Kopi Kenangan atau Core Coffee sudah menjadi kebiasaan baginya. Namun, ia menyadari bahwa membeli minuman setiap kali nongkrong cukup menguras kantong.

“Kalau beli terus kan boros. Bisa Rp30 ribu sekali beli. Jadi saya kepikiran, gimana kalau coba bikin minuman sendiri yang mirip-mirip Kopken atau Core,” ujarnya sambil tersenyum. Dari situlah tumbuh minatnya untuk mempelajari lebih dalam seni meracik kopi.

Pilihan Karier: Barista Dulu, Wirausaha Kemudian

Meski baru lulus SMA, Nesha sudah memiliki arah yang jelas. Ia ingin bekerja dulu sebagai barista untuk mengasah keterampilan dan pengalaman. “Kalau nanti skill saya sudah mumpuni dan ada dana, baru saya buka coffee shop sendiri,” ungkapnya penuh optimisme.

Keputusan Nesha untuk tidak langsung melanjutkan kuliah pun sudah dipikirkan matang-matang. “Saat ini saya belum kepikiran kuliah. Saya mau kerja dulu, nyari skill dulu. Mulai dari skill barista ini atau skill yang lainnya,” katanya.

Fasilitas Baru, Pengalaman Lebih Nyata

Kepala BLK Disnaker Kota Magelang, Agustina Panca Nugraheni, menjelaskan bahwa pelatihan barista kali ini istimewa. Untuk pertama kalinya, peserta dapat berlatih dengan mesin kopi komersial double group yang disediakan oleh BLK.

“Sejak 2021, instruktur barista Atot Gunadharma sudah menyediakan mesin kopi profesional. Tapi tahun ini, BLK resmi melengkapi fasilitas dengan peralatan standar industri agar peserta lebih siap terjun ke dunia kerja,” ungkap Agustina.

Selain kopi, materi pelatihan juga mencakup pembuatan minuman nonkopi yang sedang tren, seperti Tea Series, Mojito, Milk Blend, Boba, Smoothies, hingga minuman buah kocok. Harapannya, peserta bisa lebih kreatif dan fleksibel dalam menyajikan menu.

Dari Teknik Kopi hingga Hospitality

Instruktur utama, Atot Gunadharma, menekankan bahwa pelatihan barista tidak hanya soal racikan kopi. Peserta juga belajar tentang hospitality barista, cara menangani komplain, menjaga kebersihan area kerja, hingga pengetahuan tentang wirausaha kopi.

“Peserta juga diajarkan sejarah kopi, budidaya, proses pengolahan, manual brew, dan espresso based. Jadi mereka punya pemahaman menyeluruh, bukan sekadar teknis membuat minuman,” terang Atot.

Pada hari terakhir pelatihan, Rabu 1 Oktober 2025, setiap peserta diwajibkan melakukan Uji Kreasi. Mereka harus menciptakan menu baru di luar materi pelatihan, lengkap dengan nama yang menarik, cita rasa, penampilan, serta harga yang sesuai pasar. Setelah itu, peserta mengikuti Uji Kompetensi Barista yang disertifikasi BNSP.

Barista Magelang, Siap Go International

Menurut Atot, banyak alumni BLK Magelang yang sudah sukses. Ada yang membuka usaha sendiri, ada pula yang bekerja sebagai barista di berbagai kota besar seperti Jogja, Semarang, hingga luar negeri. Bahkan, tak sedikit yang meniti karier di kapal pesiar.

Atot yang menggeluti profesi instruktur sejak 2009 di JTTC Jogja Tourism Training Center ini berharap, Kota Magelang bisa terus melahirkan barista profesional.

“Italia aja nggak punya kebun kopi, tapi bisa jadi pusat kopi dunia. Magelang memang tidak punya kebun, tapi dikelilingi daerah penghasil kopi terbaik seperti Temanggung dan Wonosobo. Potensinya besar,” ujar pemilik sertifikat instruktur BNSP dan sertifikat dari Universita del Caffe Illycaffe Italia ini.

Nesha: Dari Peserta Jadi Inspirasi

Bagi Nesha, pelatihan barista ini bukan sekadar tambahan keterampilan, melainkan jembatan menuju impiannya. Dengan tekun, ia mempelajari setiap materi dari teknik espresso hingga mixology minuman modern.

“Saya pengin mulai dari bawah, jadi barista dulu. Biar tahu susah senangnya, biar bisa mandiri. Setelah itu, kalau sudah siap, saya bakal buka coffee shop sendiri,” kata Nesha penuh keyakinan.

Kisahnya menggambarkan semangat generasi muda Kota Magelang yang memilih berinvestasi pada keterampilan. Di tengah tren bisnis kopi yang terus berkembang, langkah Nesha bisa menjadi contoh bahwa mimpi besar bisa dimulai dari pelatihan singkat di sebuah balai kerja.

Pelatihan barista di BLK Disnaker Kota Magelang bukan hanya ajang belajar membuat kopi, tetapi juga wadah melahirkan entrepreneur muda yang berani bermimpi. Dan dari sana, cerita seperti milik Nesha akan terus menginspirasi.

Posting Komentar