Tools:
Powered by AdinJava

Apa Itu 'Bayi Karnivora'? Tren Mencurigakan dari Ahli Gizi

Table of Contents
Featured Image

Tren Bayi Karnivora: Apa yang Harus Diketahui Orang Tua?

Belakangan ini, tren unik mengenai pola makan bayi menarik perhatian banyak orang. Ada seorang bayi yang baru saja merayakan ulang tahun pertamanya dan dikenal sebagai "bayi karnivora". Ia tidak tertarik pada menu MPASI biasa, melainkan lebih suka mengonsumsi potongan daging seperti rib eye atau New York strip layaknya orang dewasa.

Fenomena ini menimbulkan rasa penasaran di kalangan publik. Sebab, pola makan semacam ini jauh berbeda dari anjuran umum untuk bayi seusianya. Tren ini pun memicu pro dan kontra, terutama karena beberapa ahli gizi mulai mempertanyakan dampaknya terhadap tumbuh kembang anak.

Apa Itu Tren Bayi Karnivora?

Tren bayi karnivora merujuk pada kebiasaan Si Kecil yang hanya mengonsumsi makanan hewani sejak dini. Pola makan ini biasanya mencakup daging, telur, serta produk susu tanpa adanya tambahan sayur atau buah. Istilah ini mulai populer melalui para influencer yang lebih dahulu mengadopsi carnivore diet sebagai gaya hidup mereka. Bahkan, sebagian selebritas percaya bahwa pola makan berbasis hewani memberikan manfaat, seperti meningkatkan energi dan menjaga kebugaran tubuh.

Namun, bagi bayi, tren ini menyimpan risiko yang tidak bisa diabaikan. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang terbatas dapat menyebabkan masalah serius, seperti batu ginjal, gangguan pencernaan, hingga kanker usus besar.

Cara Aman Mengenalkan Pola Makan Karnivora pada Anak

Beberapa pakar menilai bahwa tren bayi karnivora bisa diterapkan tanpa masalah selama tidak dilakukan secara berlebihan. Mereka bahkan percaya bahwa pola ini bisa mendukung tumbuh kembang generasi Alpha dan Beta agar lebih percaya diri. Seorang gastroenterolog anak dari NYU Langone Health, Bridget Kiernan, menyatakan bahwa pola makan berbasis daging tidak sepenuhnya berbahaya, asalkan orang tua tetap memperhatikan keseimbangan asupan harian anak.

"Diet yang banyak mengandung daging bisa aman untuk bayi, tapi tetap harus moderasi," ujar Kiernan. Artinya, Bunda tidak boleh langsung memberikan menu penuh daging setiap kali makan. Porsi anak sebaiknya dibagi seimbang, misalnya 30 persen protein, 30 persen lemak, 30 persen karbohidrat, dengan tambahan serat dan produk susu.

Kiernan juga menekankan bahwa mengonsumsi daging secara berlebihan justru dapat memicu masalah kesehatan pada bayi di masa depan. "Daging bisa menjadi makanan pendamping untuk bayi. Tapi bayi tetap butuh karbohidrat, biji-bijian, serta gula alami dari buah dan sayuran," jelas Kiernan.

Risiko Jika Pola Makan Si Kecil Hanya Berisi Daging

Ada sejumlah risiko kesehatan yang bisa muncul jika pola makan Si Kecil hanya berisi daging tanpa variasi lainnya. Berikut beberapa risikonya:

  1. Kekurangan vitamin C
    Vitamin C sangat penting untuk pertumbuhan anak, mulai dari pembentukan tulang rawan hingga menjaga daya tahan tubuh. Sayangnya, nutrisi ini tidak ada dalam pola makan yang hanya mengandalkan daging. Tanpa vitamin C, risiko gangguan tumbuh kembang dan masalah imunitas bisa meningkat.

  2. Tidak Ada Serat dalam Menu Daging
    Serat berperan penting dalam mendukung pencernaan dan menjaga keseimbangan mikrobioma usus anak. Namun, asupan serat otomatis hilang ketika pola makan Si Kecil hanya berisi produk hewani. Kondisi ini dapat memicu sembelit dan gangguan saluran cerna yang mengganggu kenyamanan anak.

  3. Pentingnya Pola Makan Beragam
    Profesor pediatri dari Dell Medical School, Steven Abrams, mengingatkan bahwa meski daging kaya zat besi, zinc, dan protein yang mudah diserap tubuh, pola makan yang beragam jauh lebih penting. "Makan dengan pola yang beragam sejak kecil membuat anak lebih mungkin untuk tetap makan seperti itu ketika mereka dewasa. Dan anak-anak tetap membutuhkan serat, antioksidan, serta polifenol dari buah dan sayuran," ujar Abrams.

Kesimpulan

Tren bayi karnivora yang sedang ramai dibicarakan memang tampak praktis dan berbeda dari kebiasaan umum. Namun, pola makan ini bisa membuat Si Kecil kehilangan asupan nutrisi penting. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan keseimbangan dan variasi dalam menu makanan bayi.

Posting Komentar