5 Kalimat Berbahaya yang Membuat Anak Tidak Mendengarkan Orang Tua, Menurut Psikolog

Mengapa Anak Tidak Mendengarkan Orang Tua dan Bagaimana Mengatasinya
Banyak orang tua merasa kesulitan ketika anak tidak mau mendengarkan, bahkan setelah ditegur berkali-kali. Hal ini bukanlah hal yang jarang terjadi, karena banyak orang tua menghadapi tantangan serupa dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ternyata cara berbicara orang tua bisa memengaruhi sikap anak lebih dari yang kita bayangkan. Beberapa kalimat atau frasa tertentu justru membuat anak enggan untuk bekerja sama.
Seorang psikolog dan parenting coach yang telah melakukan penelitian terhadap lebih dari 200 hubungan orang tua-anak menemukan bahwa orang tua yang jarang menghadapi penolakan dari anak biasanya tidak menggunakan ancaman, suap, atau hukuman keras. Mereka lebih memilih menggunakan kata-kata yang menghargai anak dan membuat Si Kecil merasa didengar. Dengan pendekatan ini, anak akan merasa dihargai, sehingga kerja sama pun lebih mudah tercipta.
Berikut adalah lima kalimat yang sering kali membuat anak enggan untuk mendengarkan orang tua:
1. Jangan pernah bilang: "Kalau Bunda bilang begitu"
Mengucapkan kalimat seperti ini sering kali membuat anak merasa tidak dihargai. Frasa ini menutup komunikasi dan mengajarkan ketaatan buta, sehingga Si Kecil jadi enggan untuk mendengar. Sebagai gantinya, coba gunakan kalimat seperti, "Bunda tahu kamu tidak suka keputusan ini. Bunda akan jelaskan, lalu kita lanjutkan." Dengan menjelaskan alasan, anak akan merasa didengar dan dihargai.
2. Hindari ancaman kehilangan hak
Mengancam anak dengan kalimat seperti "Kalau kamu tidak mendengarkan, kamu akan kehilangan [hak tertentu]" bisa membuat mereka defensif. Ancaman ini justru memicu penolakan dan membuat komunikasi terasa tegang. Coba ganti dengan kalimat seperti, "Saat kamu siap melakukan [perilaku tertentu], kita bisa melakukan [aktivitas yang diinginkan]." Dengan kalimat ini, batasan pun tegas, dan anak tetap punya kontrol kapan mereka siap mengikutinya.
3. Jangan abaikan tangisan anak
Ketika Si Kecil menangis, jangan langsung bilang, "Berhenti menangis. Kamu baik-baik saja." Mengabaikan emosi anak membuat mereka merasa perasaannya salah atau terlalu sulit untuk ditangani. Sebaiknya, katakan, "Aku melihat kamu sangat kesal. Ceritakan apa yang terjadi." Mendengar anak dengan penuh perhatian bisa membantu mereka cepat tenang dan merasa didukung.
4. Hindari mengulang-ulang dengan nada frustrasi
Kalimat seperti "Berapa kali aku harus bilang?" sering kali membuat anak merasa disalahkan. Padahal, penentangan anak sering muncul karena kebingungan atau keterampilan yang belum matang. Ganti dengan kalimat seperti, "Aku sudah menanyakan ini beberapa kali. Bantu aku memahami apa yang membuat ini sulit untukmu." Kalimat ini mengundang mereka untuk berdiskusi, bukan hanya sekadar menyalahkan anak.
5. Jangan pernah bilang: "Kamu kan tahu lebih baik"
Kalimat ini bisa membuat anak merasa dipermalukan dan merasa disalahkan. Lebih baik katakan, "Saat ini ada hal yang menghalangi dirimu menjadi versi terbaik. Mari kita bicarakan." Ungkapan ini menjadi bukti bahwa Bunda percaya pada anak dan mendorongnya untuk berpikir dan refleksi diri.
Dengan menggunakan bahasa yang tepat, hubungan antara orang tua dan anak bisa menjadi lebih harmonis. Dengan memahami cara berkomunikasi yang efektif, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang aman dan saling mendukung bagi anak. Dengan demikian, anak akan lebih mudah untuk mendengarkan dan bekerja sama dengan orang tua.
Posting Komentar