5 Fakta Menarik Burung Kepodang Kuduk-hitam

Ciri Fisik yang Mencolok dan Perilaku Unik Burung Kepodang Kuduk-Hitam
Burung kepodang kuduk-hitam, atau dikenal juga dengan nama ilmiah Oriolus chinensis, adalah salah satu jenis burung yang menarik perhatian karena warna bulu yang mencolok dan perilaku yang unik. Dikenal dengan ciri khasnya, burung ini mudah dikenali dari dominasi warna kuning cerah pada tubuhnya, ditambah garis hitam yang melintang dari ujung paruh hingga bagian belakang kepala.
Warna Bulu yang Menjadi Ciri Khas
Burung ini memiliki ukuran tubuh sedang, sekitar 25 hingga 30 cm dari ujung paruh hingga ekor. Warna bulunya dominan kuning terang dengan garis hitam khas yang melintas dari mata hingga tengkuk. Bagian sayapnya juga berwarna hitam, sementara mata dan paruhnya berwarna merah serta merah muda sampai merah cerah. Meskipun perbedaan antara jantan dan betina tidak terlalu mencolok, betina cenderung memiliki warna yang lebih redup. Anak burung memiliki bulu yang lebih pudar dan corak yang kurang jelas dibandingkan dengan burung dewasa. Bentuk paruh yang agak melengkung membantu mereka dalam mencari makan di pepohonan.
Penyebaran di Wilayah Asia Timur dan Tenggara
Burung kepodang kuduk-hitam dapat ditemukan di berbagai jenis habitat, mulai dari hutan primer hingga taman perkotaan. Mereka tersebar luas di kawasan Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan wilayah lainnya. Burung ini biasanya hidup di daerah dengan banyak pepohonan tinggi yang menyediakan tempat bertengger, sarang, dan sumber makanan. Mereka bisa ditemukan hingga ketinggian sekitar 1500 meter di atas permukaan laut, menunjukkan adaptasinya terhadap lingkungan yang beragam.
Pola Makan yang Omnivora
Kepodang kuduk-hitam memiliki pola makan omnivora, artinya mereka memakan berbagai jenis makanan baik dari tumbuhan maupun hewan. Mereka biasa memakan buah-buahan seperti pisang, mangga, dan buah ara, serta serangga seperti ngengat, capung, dan larva. Perilaku mencari makan biasanya dilakukan di kanopi pohon secara lincah, kadang bergabung dengan kelompok campuran burung lain untuk mencari makanan. Mereka aktif dan cerdik dalam mencari makan, menggunakan paruhnya untuk mengambil buah dan menangkap serangga yang menjadi sumber protein penting terutama saat musim berkembang biak.
Telur yang Berwarna Merah Muda dengan Bintik-Bintik
Musim kawin burung kepodang kuduk-hitam umumnya berlangsung antara April hingga Juni, tergantung wilayah. Pada masa ini, jantan melakukan tarian dan nyanyian untuk menarik perhatian betina. Mereka membangun sarang berbentuk mangkuk yang dalam di cabang pohon tinggi untuk melindungi telur dan anaknya. Betina biasanya bertelur 2 sampai 3 butir dengan warna dasar merah muda dan bintik-bintik merah yang lebih gelap. Inkubasi dilakukan hanya oleh betina selama sekitar 14-16 hari. Setelah menetas, kedua orang tua ikut menyuapi dan menjaga anak-anaknya hingga cukup kuat untuk terbang sendiri.
Populasi yang Stabil dan Ancaman Potensial
Saat ini, kepodang kuduk-hitam dikategorikan sebagai spesies "Least Concern" menurut IUCN, artinya populasi masih stabil dan tidak dalam ancaman punah. Namun, kerusakan habitat dan perdagangan burung tetap menjadi ancaman potensial bagi kelestariannya. Burung ini cukup mudah beradaptasi dengan lingkungan perkotaan, sering terlihat di taman atau kebun kota. Hal ini membuatnya menjadi burung yang menarik untuk diamati dan dijadikan bagian dari upaya konservasi berbasis masyarakat. Memberikan habitat yang baik seperti pepohonan rindang dapat membantu menjaga keberadaan burung ini.
Burung kepodang kuduk-hitam memang memesona dengan warna cerah dan perilaku menarik. Dengan memahami fakta-fakta penting tentang ciri fisik, habitat, pola makan, reproduksi, serta status konservasinya, kita dapat lebih menghargai keberadaan burung ini dan mendukung upaya pelestariannya di lingkungan kita.
Posting Komentar