4 Negara yang Rayakan Hari Jomblo Nasional

Hari Nasional untuk Merayakan Kehidupan Jomblo di Berbagai Negara
Banyak orang menganggap menjadi jomblo sebagai hal yang tidak menyenangkan atau bahkan memalukan. Namun, di beberapa negara, status ini justru dihargai dan dirayakan dengan cara unik. Ada yang menjadikannya momen untuk bersenang-senang, ada pula yang memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk merayakan kebebasan dan kemandirian. Berikut adalah beberapa contoh negara yang memiliki hari nasional khusus untuk para jomblo.
1. Tiongkok - Singles' Day
Di Tiongkok, perayaan Hari Jomblo dikenal dengan nama Singles' Day atau Guanggunjie, yang jatuh pada tanggal 11 November setiap tahun. Awalnya, acara ini muncul dari inisiatif mahasiswa di Universitas Nanjing pada tahun 1993 sebagai bentuk selebrasi bagi mereka yang masih lajang. Dari awalnya hanya sebuah tradisi kecil, hari ini berkembang menjadi acara besar yang memberikan kebanggaan kepada individu yang hidup sendiri.
Perayaan ini juga menjadi momen belanja besar-besaran, terutama berkat peran Alibaba, perusahaan e-commerce ternama Tiongkok. Sejak 2009, Alibaba mulai menggelar diskon besar-besaran pada Hari Jomblo, yang akhirnya membuat acara ini menjadi fenomena komersial terbesar di dunia. Total transaksi dalam satu hari bisa mencapai puluhan miliar dolar, melebihi rekor Black Friday dan Cyber Monday di Amerika Serikat.
Selain itu, perayaan ini juga diisi dengan berbagai acara hiburan dan inovasi teknologi, menjadikannya lebih dari sekadar hari untuk para jomblo, tetapi juga ajang konsumsi massal yang dinanti-nantikan masyarakat Tiongkok.
2. Korea Selatan - Black Day
Di Korea Selatan, para jomblo merayakan hari khusus bernama Black Day, yang diperingati setiap 14 April. Pada hari ini, para jomblo biasanya berpakaian serba hitam, termasuk cat kuku, aksesori, dan sepatu. Mereka juga biasanya menyantap jjajangmyeon, yaitu mi dengan saus pasta kacang hitam, sebagai simbol kebersamaan dan ekspresi rasa tentang status lajang.
Black Day tidak hanya menjadi momen untuk mengekspresikan perasaan sedih atau lucu, tetapi juga sudah menjadi bagian dari budaya populer. Banyak restoran dan bisnis memanfaatkan hari ini dengan memberikan promo khusus, terutama pada makanan dan minuman seperti kopi hitam.
3. Amerika Serikat - Singles Awareness Day
Di Amerika Serikat, para jomblo memiliki hari spesial bernama Singles Awareness Day (SAD), yang jatuh tepat pada tanggal 15 Februari, sehari setelah Hari Valentine. Hari ini diciptakan pada tahun 2001 oleh Dustin Barnes dan teman-temannya sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi Hari Valentine yang selalu menekankan pasangan dan hubungan romantis.
SAD dirayakan sebagai momen untuk mencintai diri sendiri, mengapresiasi kebebasan menjadi lajang, serta merayakan berbagai bentuk kasih sayang seperti persahabatan dan ikatan keluarga. Perayaan bisa bervariasi, mulai dari melakukan perawatan diri seperti spa atau liburan solo, hingga berkumpul bersama teman sesama jomblo.
4. Denmark - Tradisi Ulang Tahun ke-25 dan 30
Di Denmark, ulang tahun ke-25 dan 30 menjadi momen istimewa bagi para jomblo. Tradisi ini melibatkan teman dan keluarga yang menaburkan bubuk kayu manis dari kepala hingga kaki seseorang sebagai bagian dari "serangan rempah". Kadang-kadang mereka juga membasahi orang tersebut dengan air agar rempah lebih melekat, lalu mengikatnya pada tiang lampu atau pohon.
Tradisi ini diyakini sudah berlangsung ratusan tahun, berasal dari profesi pedagang rempah yang sering bepergian dan jarang menikah. Ketika memasuki usia 30 tahun, level "serangan rempah" meningkat dengan menggunakan lada menggantikan kayu manis.
Meski terlihat seperti hukuman, tradisi ini sebenarnya merupakan bentuk candaan dan cara untuk mempererat ikatan persahabatan. Di Denmark, status lajang bukan dipandang sebagai sesuatu yang memalukan, melainkan fase hidup yang bisa dirayakan dengan penuh keceriaan dan kehangatan.
Merayakan status lajang dilakukan dengan cara berbeda di tiap negara. Jadi, jomblo bukan lagi hal memalukan, tapi momen untuk menikmati kebebasan dan mencintai diri sendiri. Hari-hari khusus ini menjadi pengingat bahwa sendiri bukan berarti kesepian, dan setiap orang tetap layak merayakan hidupnya, dengan atau tanpa pasangan.
Posting Komentar