Tools:
Powered by AdinJava

Tim Pengabdian Unhas Perkenalkan VR untuk Edukasi Kesehatan di Barru

Table of Contents
Tim Pengabdian Unhas Perkenalkan VR untuk Edukasi Kesehatan di Barru

Program Inovatif Kesehatan Gigi Berbasis Teknologi VR untuk Komunitas Nelayan

Tim pengabdian Departemen Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) meluncurkan program inovatif yang berbasis teknologi Virtual Reality (VR). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi di kalangan komunitas nelayan. Peluncuran program dilakukan di Desa Pancana, Kabupaten Barru, pada hari Minggu (24/8/2025).

Program ini dipimpin oleh Prof Muh Harun Achmad dan melibatkan empat dosen serta residen ilmu kedokteran gigi anak. Acara peluncuran turut dihadiri oleh tokoh masyarakat, siswa sekolah dasar, serta kader Puskesmas Pembantu (Pustu) setempat yang aktif dalam kegiatan pelatihan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan gigi dari Puskesmas Barru pada tahun 2023, ditemukan bahwa sebanyak 90 persen anak-anak dari keluarga nelayan di Desa Pancana mengalami karies gigi. Kondisi ini diperparah oleh beberapa faktor seperti kebiasaan memberikan bekal makanan tinggi gula saat orang tua melaut, minimnya akses informasi kesehatan gigi di daerah terpencil, serta keterbatasan tenaga medis gigi di wilayah kecamatan.

Melihat situasi ini, tim pengabdian berinisiatif mengembangkan program edukasi kesehatan gigi yang menggunakan teknologi VR. Program ini dirancang dengan pendekatan unik yang sesuai dengan karakteristik kehidupan masyarakat pesisir. Teknologi VR digunakan untuk menciptakan simulasi interaktif yang menunjukkan teknik menyikat gigi yang benar, visualisasi dampak konsumsi gula berlebihan terhadap gigi, serta tutorial perawatan gigi darurat saat melaut.

Materi edukasi disusun dalam bahasa lokal dan scenario nyata yang sering dihadapi nelayan sehari-hari. Kelompok Nelayan Pancana menjadi mitra utama dalam program ini. Mereka terlibat aktif mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi program. Peran mereka termasuk menyediakan ruang pertemuan kelompok untuk penyuluhan, mengorganisir anggota untuk mengikuti pelatihan sebagai kader kesehatan gigi, dan mengajarkan penggunaan VR kepada warga di luar kelompok nelayan.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan rasa memiliki yang tinggi di kalangan masyarakat. Target yang ingin dicapai antara lain pelatihan kader kesehatan gigi dari anggota nelayan, peningkatan pengetahuan keluarga nelayan tentang perawatan gigi, produksi video edukasi VR, serta publikasi hasil program dalam jurnal kesehatan masyarakat pesisir.

Program ini juga dirancang untuk berkelanjutan dengan membentuk posyandu gigi di kantor kelompok nelayan dan mengintegrasikan materi kesehatan gigi dalam agenda rutin pertemuan nelayan. Keunggulan program ini terletak pada penggunaan teknologi mutakhir yang sesuai dengan budaya lokal, pendekatan bottom-up melalui pemberdayaan kader nelayan, serta sistem evaluasi berbasis bukti dengan pemeriksaan gigi berkala.

Dampak jangka panjang yang diharapkan adalah penurunan 20 persen prevalensi karies pada anak nelayan dalam dua tahun, sekaligus menjadikan Desa Pancana sebagai percontohan inovasi kesehatan gigi masyarakat pesisir di Sulsel. Dengan dukungan penuh dari Kelompok Nelayan Pancana dan Puskesmas setempat, program ini diyakini dapat menjadi model yang dapat direplikasi di desa-desa pesisir lainnya di Indonesia.

Acara peluncuran dibuka oleh Kepala Puskesmas Pancana, Baharuddin, yang menyampaikan apresiasi atas inisiatif pengabdian masyarakat ini. Ia berharap program ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membangun kemandirian kader kesehatan desa dalam memberikan edukasi berkelanjutan.

Rangkaian kegiatan pengabdian mencakup penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, demonstrasi penggunaan Virtual Reality untuk edukasi kesehatan gigi, serta pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut di Pustu Desa Pancana. Melalui media VR, anak-anak sekolah dasar dan masyarakat mendapatkan pengalaman belajar interaktif tentang cara menjaga kebersihan gigi, teknik menyikat yang benar, hingga dampak konsumsi gula terhadap kesehatan mulut.

Prof Muh Harun Achmad menjelaskan, penggunaan teknologi VR diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif, menarik, dan mudah dipahami oleh masyarakat pesisir, terutama anak-anak. Ia berharap metode ini dapat lebih menyenangkan agar pesan kesehatan bisa lebih efektif tersampaikan.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberdayakan kader kesehatan desa. Dengan adanya pelatihan kader, diharapkan pesan-pesan kesehatan dapat terus disebarkan dan menjadi gerakan berkelanjutan di tengah masyarakat.

Posting Komentar