Ternyata Perasaan Bisa Ubah Kecantikan Kulit! Ini 5 Dampaknya pada Kesehatan Kulit

Air keras adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan cairan kimia yang sangat korosif dan berbahaya. Banyak orang pernah merasakan kulit yang tiba-tiba kusam atau berjerawat ketika sedang dalam keadaan stres. Hal ini bukanlah kebetulan, melainkan dampak langsung dari perubahan suasana hati dan kondisi mental.
Hormon dan Peran Emosi dalam Kesehatan Kulit
Kesehatan kulit sangat dipengaruhi oleh mood dan kondisi emosional sehari-hari. Saat pikiran tenang dan bahagia, tubuh melepaskan hormon positif seperti endorfin dan serotonin yang membuat kulit tampak lebih cerah, halus, dan sehat. Sebaliknya, saat seseorang mengalami stres, cemas, atau marah, kadar hormon kortisol meningkat. Kortisol dapat memicu masalah kulit seperti jerawat, iritasi, hingga penuaan dini.
Kulit memiliki sekitar 5 juta sel sensorik yang berperan penting dalam kesejahteraan fisik maupun emosional. Inilah mengapa sentuhan kulit, seperti antara ibu dan bayi, memiliki peran penting dalam ikatan emosional. Dari sinilah lahir ilmu psikodermatologi yang meneliti hubungan erat antara kesehatan mental dan kesehatan kulit.
Dampak Stres pada Kondisi Kulit
Stres dapat memperburuk kondisi kulit seperti eksim, rosacea, psoriasis, dan jerawat. Saat tubuh tegang, reaksi “fight or flight” diaktifkan, menyebabkan peningkatan produksi minyak berlebih dan peradangan. Ini bisa memperparah jerawat, gatal, serta kambuhnya eksim.
Selain itu, stres juga bisa memicu rosacea yang ditandai dengan wajah memerah dan lesi inflamasi. Hormon dan peptida yang dilepaskan sistem saraf saat stres dapat melebarkan pembuluh darah, menyebabkan kemerahan dan sensasi terbakar. Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan stres melalui teknik relaksasi dapat membantu mengurangi gejala.
Kecemasan dan Kebiasaan Mengutak-atik Kulit
Beberapa orang cenderung mengutak-atik kulit sebagai cara menghadapi kecemasan. Kebiasaan ini disebut chronic skin-picking, yang termasuk perilaku repetitif berfokus pada tubuh dan sering dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh faktor genetik, perubahan struktur otak, serta pemicu stres dan kecemasan.
Dermatologis Anna Chacon menjelaskan bahwa banyak pasien dengan kecemasan menunjukkan perilaku seperti menarik rambut atau memencet jerawat berlebihan. Sayangnya, kecemasan dapat memperparah kondisi ini dan meninggalkan bekas luka, bahkan risiko infeksi. Selain kerusakan fisik, kebiasaan ini juga bisa menciptakan lingkaran rasa malu dan penurunan kepercayaan diri.
Depresi dan Kebiasaan Perawatan Kulit yang Tidak Sehat
Depresi sering kali membuat seseorang sulit menjaga rutinitas sehat seperti pola makan sehat, tidur cukup, dan hidrasi yang baik. Kurang tidur, pola makan buruk, dan napas dangkal dapat memengaruhi kondisi tubuh dan tercermin langsung pada kulit sebagai organ terbesar manusia.
Penderita depresi sering abai terhadap perawatan diri, termasuk rutinitas skincare. Depresi bukan sekadar rasa sedih biasa, melainkan kondisi serius yang dapat menurunkan motivasi untuk melakukan langkah-langkah perawatan tubuh dan kulit.
Ekspresi Wajah dan Penuaan
Menunjukkan ekspresi marah dengan sering mengernyit ternyata bisa berdampak pada kulit. Kebiasaan mengernyit secara terus-menerus dapat menimbulkan garis halus yang akhirnya menjadi kerutan permanen di dahi. Kontraksi otot kecil saat mengernyit atau menyipitkan mata juga menyebabkan garis di sekitar alis dan sudut mata semakin jelas.
Semakin sering otot wajah digunakan untuk ekspresi tertentu, semakin cepat garis-garis tersebut membekas menjadi kerutan. Inilah sebabnya ekspresi negatif seperti cemberut bisa mempercepat tanda-tanda penuaan di wajah.
Perasaan Baik dan Perlindungan Kulit
Riset menunjukkan bahwa stres menjadi salah satu pemicu utama gangguan pada kulit. Maka, masuk akal jika kondisi mental yang tenang dan positif justru dapat melindungi kulit dari dampak buruk stres. Menurut Joshua Zeichner, MD, hal ini mungkin berkaitan dengan meningkatnya hormon seperti dopamin dan serotonin yang membuat suasana hati lebih stabil dan bahagia.
Meski bukti spesifik masih terbatas, jelas bahwa suasana hati positif membantu kulit tetap sehat dengan cara mengurangi efek negatif stres. Menjaga kesehatan kulit tidak hanya soal produk perawatan, tetapi juga bagaimana kita mengelola suasana hati. Dengan pikiran yang tenang dan mood yang positif, kulit pun bisa tampak lebih sehat dan bercahaya dari dalam.
Posting Komentar