Tools:
Powered by AdinJava

Ramyeon Pedas: Dari Sejarah hingga Resep Praktis untuk Masak di Rumah

Table of Contents
Featured Image

Ramyeon: Mie Instan yang Menjadi Bagian dari Budaya Pop Korea

Bagi penggemar drama Korea, adegan tokoh utama menikmati semangkuk ramyeon dengan kuah merah pedas sering kali menjadi momen ikonik. Tidak hanya sekadar makanan instan, ramyeon telah menjadi bagian dari budaya pop Korea yang kini mendunia. Di Seoul, ramyeon sering ditemukan di berbagai kafe dan toko kelontong, menjadi teman setia anak muda saat nongkrong, belajar, atau sekadar melepas penat.

Ramyeon tidak hanya populer di Korea, tetapi juga mulai dikenal di Indonesia melalui berbagai kreasi unik. Salah satu contohnya adalah resep ala Chef Edy Siswanto yang memadukan cita rasa pedas khas Korea dengan bumbu lokal, sehingga lebih cocok untuk lidah orang Indonesia.

Sejarah Ramyeon: Dari Jepang ke Korea Hingga Jadi Ikon Budaya

Ramyeon pertama kali masuk ke Korea pada tahun 1963, dibawa dari Jepang sebagai mie instan praktis. Namun, lidah masyarakat Korea yang terbiasa dengan rasa pedas dan gurih membuat resep awalnya dimodifikasi. Hasilnya, ramyeon versi Korea hadir dengan kuah merah membara dan cita rasa yang lebih berani dibanding mie instan negara lain.

Sejak itu, ramyeon bukan hanya makanan murah meriah bagi mahasiswa atau pekerja, tetapi juga berkembang menjadi simbol budaya Korea. Dari pojangmacha hingga convenience store, ramyeon telah menjadi bagian dari gaya hidup urban Korea. Kini, popularitas ramyeon meningkat pesat, terutama berkat pengaruh drama Korea dan tren wisata ke Negeri Ginseng.

Resep Ramyeon Ala Chef Edy Siswanto

Berikut adalah resep sederhana untuk membuat ramyeon yang bisa dicoba di rumah:

Bahan-bahan:

  • 1 bungkus mie instan ramyeon Korea rasa pedas
  • 500 ml air
  • 1 butir telur
  • 50 gram daging ayam suwir atau irisan tipis daging sapi
  • 1 batang daun bawang, iris tipis
  • 3 siung bawang putih, cincang halus
  • 1 buah cabai merah besar, iris tipis (opsional)
  • 1 sdm minyak wijen
  • 1 sdm saus gochujang (atau sambal lokal)
  • ½ sdt lada bubuk
  • ½ sdt gula pasir
  • Garam secukupnya
  • Sayuran: bayam, sawi, atau kol sesuai selera

Cara Membuat:

  1. Rebus air bersama bawang putih dan cabai hingga harum.
  2. Masukkan daging ayam atau sapi, biarkan matang.
  3. Tambahkan bumbu ramyeon, gochujang, lada, gula, dan minyak wijen. Aduk rata.
  4. Masukkan mie, masak hingga lembut.
  5. Pecahkan telur, biarkan setengah matang atau aduk sesuai selera.
  6. Tambahkan sayuran dan daun bawang, masak sebentar.
  7. Sajikan hangat dengan kuah pedas gurih yang menggugah selera.

Resep ini wajib dicoba karena ramyeon ala Chef Edy Siswanto bukan sekadar mie instan. Rasa pedas, gurih, segar, dan sedikit manis yang pas dengan lidah orang Indonesia membuatnya sangat istimewa.

Ramyeon dalam Tren Kuliner Global

Kini, ramyeon tidak lagi sekadar makanan instan, melainkan ikon kuliner global. Dari Seoul hingga Jakarta, ramyeon hadir dalam beragam variasi: instan, fusion, hingga versi restoran premium. Kehadirannya seolah menjadi penghubung budaya, mempertemukan cita rasa Korea dengan kreativitas lokal.

Perbedaan ramyeon Korea dengan mie instan biasa adalah kuahnya yang pedas dan gurih dengan tambahan bumbu khas Korea seperti gochujang dan minyak wijen, berbeda dengan mie instan biasa yang cenderung ringan. Varian ramyeon dengan rasa ringan, keju, hingga seafood pun tersedia, namun versi pedas tetap yang paling populer.

Dengan resep sederhana ini, siapa pun bisa membawa potongan suasana Seoul ke meja makan sendiri. Ramyeon pun semakin membuktikan diri sebagai makanan lintas generasi yang tidak pernah kehilangan penggemar.

Posting Komentar