Tools:
Powered by AdinJava

Perbedaan Gas Air Mata dan Water Cannon dalam Demo

Table of Contents
Featured Image

AdinJava - Gas air mata dan water cannon sering digunakan dalam situasi demonstrasi, kerusuhan, atau aksi massa. 

Keduanya merupakan alat yang digunakan untuk mengendalikan kerumunan atau crowd control. Namun, penggunaannya harus diatur agar tidak disalahgunakan.

Apa Perbedaan antara Gas Air Mata dan Water Cannon?

Perbedaan mendasar dari kedua alat ini terletak pada bahan penyusunnya. Gas air mata berbentuk bubuk yang berubah menjadi aerosol ketika dilepaskan. Sementara itu, water cannon adalah alat yang menggunakan aliran air dengan kecepatan tinggi atau rendah.

Meskipun berbeda dalam bentuk, fungsi keduanya hampir sama, yaitu untuk mengurai massa dan biasanya digunakan oleh aparat berwenang. 

Namun, efek yang ditimbulkan berbeda. Gas air mata dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan, bahkan luka jika terkena dalam dosis tinggi. Sedangkan water cannon bisa memicu hipotermia, cedera akibat terpental, atau patah tulang jika digunakan saat musim dingin.

Apa Itu Gas Air Mata?

Gas air mata atau tear gas adalah alat pengendali massa yang terdiri dari campuran bahan kimia. Penggunaannya dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bahan kimia biasanya dilepaskan melalui tabung, granat, atau semprotan bertekanan.

Meski namanya gas air mata, bentuk asli alat ini bukanlah gas, melainkan bubuk bertekanan yang berubah menjadi kabut saat dilepaskan. 

Senyawa yang umum digunakan adalah 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS), oleoresin capsicum (semprot merica), chloroacetophenone (gas CN), dan benzoxazepine (gas CR).

Gas CS pertama kali ditemukan oleh dua ilmuwan Amerika pada tahun 1928. Nama CS berasal dari penemunya, Ben Corson dan Roger Stoughton. Alat ini kemudian diadopsi oleh Angkatan Darat Amerika Serikat pada 1959 sebagai alat pengendali kerusuhan.

Saat dilepaskan, gas air mata berubah menjadi aerosol melalui proses piroteknik. Saat menyentuh kulit, bahan kimia dalam gas tersebut bereaksi dengan reseptor saraf sensorik, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Efeknya bisa terjadi secara instan.

Dalam paparan rendah dan jarang, gas air mata tidak menyebabkan kerusakan permanen. Namun, paparan tinggi dalam ruangan dan jangka waktu lama bisa menyebabkan efek serius. 

Gas air mata pernah digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I, tetapi sejak Konvensi Senjata Kimia Internasional pada 1993, penggunaannya dilarang dalam konteks perang.

Apa Itu Water Cannon?

Water cannon juga merupakan alat kontrol massa yang bekerja dengan aliran air bertekanan tinggi atau rendah. Jika disemprotkan langsung ke tubuh, water cannon bisa menyebabkan hipotermia, cedera sekunder akibat terpental, atau cedera dari bahan kimia yang terlarut dalam air.

Water cannon pertama kali digunakan pada 1930-an di Jerman. Pada 1960-an, alat ini sering digunakan selama protes hak-hak sipil di Amerika Serikat. Alat ini terdiri dari selang air yang dihubungkan ke sumber air, baik dari tanah maupun tangki air di truk. Saat dinyalakan, aliran air bertekanan tinggi akan menyemprot dan mendorong kembali orang banyak.

Water cannon modern bisa menyemprotkan air hingga 20 liter per detik dengan jarak hingga 67 meter. Meski biasanya hanya menggunakan air biasa, beberapa alat mencampurkan bahan kimia tertentu seperti pewarna, bau busuk, atau tanda UV untuk mengidentifikasi demonstran.

Legalitas Penggunaan Water Cannon

Hukum hak asasi manusia internasional melindungi hak atas kebebasan berkumpul. Negara wajib melindungi mereka yang menggunakan hak ini secara damai dari segala bentuk kekerasan, termasuk dari aparat penegak hukum. Prinsip internasional menuntut bahwa penggunaan water cannon harus minimal, tepat sasaran, proporsional, dan tidak membahayakan orang yang tidak terlibat.

Tips Perlindungan Diri Saat Menghadapi Gas Air Mata dan Water Cannon

Jika terpaksa menghadapi gas air mata atau water cannon, ada beberapa langkah perlindungan diri yang bisa dilakukan. Misalnya, mengenakan masker anti-bakteri, menutup hidung dan mulut dengan kain tebal, serta menjauhi area yang terkena semprotan. Untuk water cannon, hindari berada di dekat aliran air dan gunakan pelindung kepala jika memungkinkan.

Penggunaan gas air mata dan water cannon harus sesuai dengan protokol yang berlaku. Petugas wajib meminimalisir penggunaannya agar risiko cedera serius bisa dihindari.

Posting Komentar