Tools:
Powered by AdinJava

Oralit untuk Bayi: Manfaat, Cara Minum, dan Resep Sederhana Mengatasi Diare

Table of Contents
Featured Image

AdinJava - Ketika bayi terserang diare, banyak orang tua langsung merasa cemas. Bukan hanya karena Si Kecil menjadi lebih rewel, tetapi juga karena risiko dehidrasi yang bisa muncul dalam waktu singkat. 

Diare dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang cukup besar, sehingga memerlukan penanganan yang tepat agar tidak mengganggu kesehatan anak.

Salah satu cara yang sering digunakan sebagai pertolongan pertama adalah dengan memberikan oralit. Larutan ini berperan penting untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. 

Meski terlihat sederhana, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai takaran yang dianjurkan agar manfaatnya optimal.

Bahan-Bahan yang Dibutuhkan untuk Membuat Oralit

Bahan-bahan untuk membuat larutan oralit bisa dengan mudah ditemukan di dapur rumah. Ini membuat banyak orang tua menjadikannya andalan ketika Si Kecil mulai menunjukkan gejala diare. 

Namun, meskipun terlihat mudah, cara membuat dan memberikan larutan ini tidak boleh asal-asalan. Ada takaran yang harus diperhatikan agar manfaatnya benar-benar terasa bagi bayi.

Oralit terdiri dari campuran natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, serta natrium bikarbonat. Perpaduan komposisi ini membuat larutan tersebut mampu menggantikan elektrolit yang terbuang saat diare. 

Dengan tujuan untuk mencegah dehidrasi, oralit bisa diberikan pada bayi 6 bulan ke atas secara hati-hati sesuai aturan yang dianjurkan. Jadi, bisa dikatakan larutan ini aman untuk Si Kecil asalkan dosis dan takarannya tepat sesuai panduan kesehatan.

Manfaat Oralit untuk Bayi

Oralit menjadi solusi utama untuk bermacam permasalahan pada bayi. Kandungan natrium, kalium, gula, dan elektrolit penting di dalamnya mampu membantu tubuh Si Kecil kembali segar dan terhidrasi dengan baik. Berikut beberapa manfaat utamanya:

  1. Mengatasi diare
    Ketika bayi mengalami diare, tubuhnya kehilangan banyak cairan dalam waktu singkat. Dengan pemberian oralit, cairan dan elektrolit yang hilang bisa cepat digantikan sehingga kondisi bayi lebih stabil.

  2. Membantu saat muntah-muntah
    Muntah berulang juga membuat cairan tubuh berkurang drastis. Oralit membantu menyeimbangkan kembali kadar cairan agar bayi tidak mengalami dehidrasi yang lebih parah.

  3. Mencegah dan mengatasi kekurangan cairan (dehidrasi)
    Oralit bekerja efektif dalam menjaga tubuh bayi tetap terhidrasi ketika cairan banyak keluar akibat sakit. Dengan begitu, risiko dehidrasi dapat dicegah sekaligus diatasi lebih cepat.

Cara Membuat Oralit di Rumah

Membuat oralit sendiri di rumah sebenarnya cukup mudah dan praktis. Bunda hanya perlu menyiapkan bahan sederhana yang ada di dapur. Berikut langkah-langkahnya:

Cara Membuat Oralit (Sediaan Jadi)

  • Siapkan 1 gelas (200 ml) air matang atau air teh.
  • Masukkan 1 bungkus bubuk oralit ke dalam gelas.
  • Aduk hingga larut sempurna dan siap diberikan.

Cara Membuat Larutan Gula Garam Sendiri

  • Ambil gula sebanyak satu sendok teh penuh.
  • Tambahkan garam setengah sendok teh.
  • Campurkan dengan 1 gelas air matang.
  • Aduk perlahan hingga larut sempurna sebelum diberikan.

Takaran Oralit untuk Bayi

Setiap bayi memiliki kebutuhan cairan yang berbeda tergantung usia dan kondisinya. Oleh karena itu, pemberian oralit perlu disesuaikan agar manfaatnya benar-benar efektif dan aman. 

Untuk bayi di bawah usia 1 tahun, jumlah yang dianjurkan sekitar 300 ml atau setara dengan 1,5 gelas. Jumlah ini cukup untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare maupun muntah.

Aturan Minum Oralit untuk Bayi

Pemberian oralit pada bayi tidak boleh sembarangan karena perlu dilakukan dengan takaran yang tepat. Berikut aturan minum oralit untuk bayi:
- Berikan oralit dalam jumlah kecil namun sering menggunakan sendok, pengumpan, atau penetes.
- Mulailah dengan dosis kecil agar bayi tidak mudah muntah.
- Tambahkan jumlahnya secara bertahap hingga mencapai dosis yang dianjurkan.
- Biarkan bayi meminumnya perlahan sesuai kenyamanannya.

Pilihan Makanan untuk Bayi Diare

Masalah diare pada bayi 6 bulan ke atas tentu bisa bikin Bunda khawatir, apalagi kalau Si Kecil masih dalam masa-masa MPASI. Berikut beberapa jenis makanan sederhana yang bisa membantu meredakan diare sekaligus menjaga kebutuhan nutrisi bayi:

  1. Pisang
    Pisang kaya akan kalium dan mudah dicerna oleh tubuh bayi. Buah ini bisa membantu mengganti elektrolit yang hilang saat diare sekaligus membuat tekstur feses lebih padat.

  2. Nasi Putih
    Nasi putih termasuk makanan yang lembut di perut bayi dan membantu membuat feses lebih keras. Air rebusan nasi juga bisa diberikan karena bermanfaat mengurangi gejala diare pada Si Kecil.

  3. Roti Tawar
    Roti tawar bisa menjadi pilihan praktis untuk Si Kecil karena mudah untuk dicerna. Teksturnya juga membantu menyerap cairan berlebih di saluran pencernaan bayi.

  4. Kentang Rebus
    Kentang rebus yang dilumatkan halus bisa menjadi MPASI lembut untuk bayi diare. Kandungan seratnya membantu menambah volume feses sekaligus tetap ramah di perut Si Kecil.

  5. Wortel
    Wortel yang dimasak hingga lembut lalu dihaluskan sangat baik untuk pencernaan bayi. Seratnya bisa membantu memadatkan feses sekaligus memberi asupan vitamin penting.

  6. Ayam
    Ayam yang direbus tanpa bumbu lalu dihaluskan bisa menjadi sumber protein yang mudah cerna. Protein ini penting untuk membantu proses pemulihan bayi dari diare.

  7. Yoghurt Plain
    Yoghurt tanpa tambahan gula mengandung bakteri baik yang bermanfaat untuk menyehatkan usus bayi. Bunda bisa memberikannya sedikit demi sedikit agar pencernaan Si Kecil kembali seimbang.

  8. Oatmeal
    Oatmeal polos yang digiling halus cocok sebagai makanan lembut untuk bayi. Kandungan serat larutnya dapat membantu menormalkan feses saat Si Kecil diare.

  9. Putih Telur Rebus
    Putih telur rebus yang dihancurkan halus bisa jadi sumber energi sekaligus protein ringan. Makanan ini juga aman untuk pencernaan bayi yang sedang sensitif.

  10. Kaldu Tulang
    Kaldu tulang hangat membantu menjaga cairan tubuh bayi agar tidak dehidrasi. Selain itu, kandungan mineralnya juga mendukung proses pemulihan setelah diare.

Jangan lupa sesuaikan tekstur makanan sesuai dengan kemampuan makan bayi 6-12 bulan ya, Bunda.

Posting Komentar