Musik Canang: Pagelaran Seni Budaya Gayo dan Bazar Kuliner di Tamini Square

Pagelaran Seni Budaya Gayo Aceh di Jakarta Timur
Pada hari Minggu (24/8/2025), Lembaga Seni Budaya Gayo Aceh (Lesbuga) menggelar pagelaran seni budaya Gayo Aceh dan bazar kuliner pertama kalinya di Tamini Square, Jakarta Timur. Acara ini menjadi momen penting bagi komunitas Gayo yang tinggal di Jabodetabek, sekaligus menandai perayaan lima tahun berdirinya Lesbuga.
Penyambutan Khas Gayo
Acara dimulai dengan penyambutan adat Gayo terhadap para tokoh yang hadir. Tgk Almujaini Abdul Karim bersama Rahmat Salam didampingi Ketua Lesbuga M Aris, Pembina Lesbuga Alwien Desry, serta tokoh masyarakat lainnya disambut di pintu masuk Mal Tamini Square dengan iringan musik Canang dan gerak Guel oleh Azzam Pegayon. Dalam penyambutan tersebut juga dilakukan upacara tepung tawar.
Canang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kuningan dan berbentuk seperti gong kecil. Alat ini biasanya digunakan dalam berbagai acara adat seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan pesta rakyat. Rombongan kemudian melakukan prosesi berkeliling mal sebelum memasuki ruang acara, di mana mereka disambut tarian Munalo oleh Sanggar binaan Ati Gayo.
Selanjutnya, para tokoh berkesempatan menyaksikan atraksi Sengkewe yang dibawakan oleh Fikar W Eda, Azzam Pegayon, Devie Matahari, dan Januarita, lalu ditutup dengan prosesi minum kopi bersama sebagai simbol persaudaraan.
Kemeriahan Acara
Rangkaian acara diwarnai berbagai pertunjukan seni, mulai dari tari Saman dari Duta Saman Institut, pembacaan puisi, penampilan didong, hingga lantunan lagu-lagu Gayo. Tak ketinggalan, bazar kuliner turut menyemarakkan kegiatan, menyajikan aneka makanan khas Gayo dan kopi Gayo.
Salah satu daya tarik utama bagi pengunjung adalah menu spesial Kuah Beulangong yang disumbangkan oleh Ahyar Kamil. Pengunjung tampak antusias mengikuti rangkaian acara hingga akhir, menikmati suguhan seni, kuliner, dan nuansa kebersamaan yang hangat.
Pesan dan Harapan
Ketua Lesbuga, M Aris menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh peserta, pengisi acara, dan masyarakat yang antusias menghadiri kegiatan ini. “Ini adalah momentum penting bagi Lesbuga untuk mempersembahkan seni budaya Gayo sekaligus mempererat silaturrahmi masyarakat Aceh perantauan,” ujarnya.
Ketua Musara Gayo Jabodetabek menilai kegiatan perdana Lesbuga ini berlangsung sangat sukses. “Kami berharap acara semacam ini bisa digelar secara rutin, sehingga budaya Gayo terus hidup di tengah masyarakat perantauan,” ungkapnya.
Pembina Lesbuga Alwien Desry menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang memperkenalkan seni dan kuliner Gayo, tetapi juga wadah memperkuat persaudaraan masyarakat Aceh di tanah rantau.
Tokoh Persaudaraan Aceh Serantau Ahyar Kamil dalam sambutannya menyerukan pentingnya persatuan warga Aceh di Jabodetabek. “Mari kita saling membantu dan menjaga kekompakan tanpa melihat dari daerah mana asalnya. Kebersamaan inilah yang membuat kita kuat di perantauan,” tegasnya.
Pagelaran seni budaya ini terselenggara atas kerja sama Lesbuga, Musara Gayo Jabodetabek serta manajemen Tamini Square. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkuat ikatan antar sesama warga Gayo di Jakarta.
Posting Komentar