Tools:
Powered by AdinJava

Kenali Doomscrolling, Kebiasaan Menggulir Berita yang Merusak Kesehatan Mental

Table of Contents
Featured Image

Apa Itu Doomscrolling dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Doomscrolling, atau kebiasaan menggulir layar ponsel tanpa henti untuk membaca berita buruk atau informasi negatif, kini menjadi fenomena yang semakin umum. Kebiasaan ini sering terjadi di malam hari, ketika seseorang ingin tetap memperbarui diri dengan informasi terkini. Namun, efeknya bisa sangat merugikan kesehatan mental.

Menurut penjelasan dari berbagai ahli psikologi, manusia cenderung lebih memperhatikan informasi negatif karena mekanisme alami otak untuk mencari ancaman. Di era digital, hal ini justru membuat orang sulit berhenti menggulir berita buruk yang bertebaran di media sosial. Bahkan, kebiasaan ini sering kali disertai dengan zombiescrolling, yaitu menggulir layar tanpa tujuan jelas, yang dapat menyebabkan kelelahan otak atau brain rot.

Dampak Psikologis dari Doomscrolling

Dampak psikologis dari doomscrolling tidak hanya terbatas pada pemborosan waktu, tetapi juga bisa berdampak serius pada kesehatan mental. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan rasa cemas, stres kronis, bahkan gangguan tidur. Selain itu, dampaknya juga bisa berupa peningkatan gejala depresi, terutama pada kelompok usia muda yang aktif menggunakan media sosial.

Psikiater UGM menjelaskan bahwa doomscrolling bisa menurunkan produktivitas. Alih-alih mendapatkan informasi bermanfaat, individu justru terjebak dalam lingkaran kecemasan yang melelahkan. Paparan informasi negatif yang terus-menerus juga dapat membuat seseorang memiliki pandangan dunia yang lebih pesimis, bahkan meningkatkan risiko learned helplessness atau rasa tidak berdaya menghadapi situasi tertentu.

Selain itu, jika dilakukan dalam jangka panjang, doomscrolling bisa memengaruhi kualitas hubungan sosial. Individu yang sering cemas akibat berita negatif cenderung menarik diri, mudah lelah, dan sulit fokus saat berinteraksi dengan orang lain. Hal ini tentu berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.

Strategi untuk Mengatasi Doomscrolling

Menghentikan doomscrolling memang tidak mudah, mengingat media sosial dirancang agar pengguna betah berlama-lama. Namun, beberapa strategi dapat diterapkan:

  • Batasi waktu penggunaan media sosial. Tetapkan jadwal khusus untuk mengakses berita dan hindari scrolling berlebihan sebelum tidur.
  • Pilih sumber informasi terpercaya. Fokus pada media yang menyajikan berita faktual dan seimbang, bukan hanya sensasi negatif.
  • Terapkan digital detox. Luangkan waktu tanpa gawai, misalnya satu jam sebelum tidur, untuk memberi ruang istirahat bagi otak.
  • Alihkan perhatian pada aktivitas positif. Membaca buku, olahraga ringan, atau meditasi bisa menjadi alternatif yang lebih menenangkan.
  • Sadari pola pikir. Melatih kesadaran diri dapat membantu individu berhenti ketika mulai tenggelam dalam doomscrolling.
  • Manfaatkan fitur pengingat aplikasi. Beberapa platform media sosial kini memiliki pengingat waktu penggunaan. Memanfaatkannya bisa membantu mengurangi kebiasaan berlebihan.

Pentingnya Kesadaran akan Dampak Doomscrolling

Fenomena doomscrolling semakin relevan di era banjir informasi. Generasi muda, terutama Gen Z, seringkali ingin selalu terhubung dengan kabar terbaru. Namun, tanpa disadari, mereka rentan mengalami stres dan kelelahan mental karena paparan berita buruk yang terus-menerus.

Dengan memahami psikologi di balik kebiasaan ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Doomscrolling bukan hanya soal waktu yang terbuang, tetapi juga tentang kesehatan mental yang perlu dijaga. Dengan kesadaran dan strategi yang tepat, kita bisa melindungi diri dari dampak negatif informasi berlebihan di era digital.

Posting Komentar