Kafein Ganggu Tidur, Efeknya Bertahan 12 Jam

Pengaruh Kafein terhadap Kualitas Tidur
Mengonsumsi kafein, terutama di waktu sore atau malam hari, sering kali menjadi salah satu penyebab utama kesulitan tidur. Sebagai stimulan yang bekerja pada sistem saraf pusat, kafein memblokir adenosin, yaitu senyawa kimia yang memberi sinyal pada otak untuk merasa lelah. Akibatnya, tubuh tetap terjaga dan waspada. Namun, efek ini bisa bertahan selama beberapa jam, sehingga mengganggu ritme sirkadian alami tubuh dan membuat sulit untuk tertidur atau mempertahankan tidur nyenyak.
Menurut dr. Andreas Arman Prasadja, RPSGT, seorang praktisi kesehatan tidur, penting bagi seseorang untuk menghentikan konsumsi kafein setidaknya 12 jam sebelum waktu tidur. Hal ini disampaikannya dalam acara World Sleep Congress di Singapura, pada Selasa (09/09/2025). Dijelaskannya, efek kafein bisa bertahan hingga 12 jam, sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa konsumsinya di pagi hari dapat memengaruhi kualitas tidur di malam hari.
Sumber Kafein yang Umum Tidak Disadari
Selain kopi, kafein juga ditemukan dalam berbagai jenis minuman dan makanan lain yang sering tidak disadari oleh masyarakat. Misalnya, teh hitam maupun teh hijau memiliki kadar kafein yang bervariasi tergantung jenis dan cara penyeduhannya. Minuman berenergi biasanya mengandung kafein dalam jumlah yang sangat tinggi, bahkan melebihi satu cangkir kopi. Minuman cola bersoda juga mengandung kafein, begitu pula dengan cokelat, terutama cokelat hitam yang memiliki kandungan kakao tinggi.
Tidak hanya itu, kafein juga bisa ditemukan dalam produk olahan seperti es krim rasa kopi atau cokelat, serta beberapa jenis permen dan camilan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan semua sumber kafein yang dikonsumsi sepanjang hari, bukan hanya dari kopi, agar tidak mengganggu kualitas tidur.
Tanda-Tanda Tidur yang Sehat
Kualitas tidur tidak ditentukan oleh durasi tidur semata, tetapi bagaimana kondisi tubuh setelah bangun. Cara termudah untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan refleksi diri, seperti apakah kamu bangun dengan perasaan segar atau justru merasa mengantuk pada siang hari. Jika kamu merasa mengantuk, ini menunjukkan efek jangka pendek dari pola tidur yang kurang sehat.
Dalam jangka panjang, pola tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, stroke, kanker, impoten, hingga kecelakaan saat berkendara. Mengemudi dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan berkendara dalam keadaan mabuk. Bahaya terbesarnya adalah microsleep, yaitu kehilangan kesadaran singkat yang bisa berujung pada kecelakaan serius.
Penanganan Microsleep dan Pola Tidur yang Sehat
Pendekatan yang salah untuk mencegah microsleep, seperti mencubit diri sendiri, tidak efektif. Sebaliknya, fokus seharusnya pada pembentukan pola tidur yang sehat. Dengan menjaga rutinitas tidur yang teratur, tubuh akan lebih mudah untuk menyesuaikan ritme sirkadiannya.
Dampak Buruk Tidur yang Buruk
Tidur yang buruk tidak hanya membuat tubuh lelah di siang hari. Kualitas tidur yang terganggu dapat memicu rasa kantuk berlebihan, insomnia, atau bahkan hipersomnia. Kondisi ini memberi tekanan pada tubuh, sehingga memicu respons stres. Ketika tubuh berada dalam keadaan stres kronis, produksi radikal bebas (oksidan) meningkat. Jika dibiarkan, hal ini dapat merusak sel dan jaringan, serta meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti stroke, hipertensi, dan gangguan jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa dampak buruk tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti kadar asam urat, tetapi juga sangat berkaitan dengan pola tidur yang tidak sehat. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kualitas tidur dengan menghindari konsumsi kafein di sore dan malam hari. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah untuk tidur dan mendapatkan istirahat yang cukup.
Posting Komentar