Tools:
Powered by AdinJava

Jalan Yaowarat: Jantung Chinatown Bangkok yang Penuh Sejarah dan Budaya

Table of Contents
Featured Image

Pengalaman Menjelajahi Yaowarat Road, Chinatown Bangkok

Yaowarat Road, yang dikenal sebagai Chinatown Bangkok, adalah kawasan yang selalu ramai dan penuh dengan kehidupan. Sebagai pusat budaya yang dinamis, tempat ini menjadi destinasi wajib bagi siapa pun yang berkunjung ke ibu kota Thailand. Dengan berbagai aktivitas yang menarik, mulai dari jajanan kaki lima hingga pasar tradisional, serta jejak sejarah yang kaya akan makna, Yaowarat menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan.

Jejak Sejarah Komunitas Tionghoa

Sejarah Yaowarat tidak bisa dipisahkan dari masa awal perkembangan kota Bangkok. Pada akhir abad ke-17, kawasan ini mulai berkembang ketika Raja Rama I memerintah. Komunitas Tionghoa yang datang mencari kesempatan hidup lebih baik akhirnya menetap di sekitar Sungai Chao Phraya. Mereka membawa budaya dan keterampilan bisnis yang kemudian turut membangun identitas kota.

Lambat laun, Yaowarat berkembang menjadi pusat perdagangan yang ramai. Lokasinya yang strategis membuat kawasan ini menjadi titik temu para pedagang dari Tiongkok dan negara lain untuk bertukar barang. Jalan-jalan di sekitarnya senantiasa hidup dengan aktivitas jual beli, ditambah hadirnya kuil dan tempat pertemuan komunitas Tionghoa. Hingga kini, Yaowarat tetap menjadi simbol ketangguhan sekaligus peran penting masyarakat Tionghoa dalam perkembangan Bangkok.

Wisata Religi: Kuil-Kuil Ikonik di Yaowarat

Yaowarat juga terkenal dengan deretan kuil tua yang sarat nilai sejarah dan keindahan arsitektur. Salah satu kuil yang paling terkenal adalah Wat Traimit, yang terletak di ujung Jalan Yaowarat. Kuil ini rumah bagi patung Buddha emas terbesar di dunia. Patung duduk ini memiliki tinggi hampir 5 meter dan berat mencapai lima setengah ton. Dulu, para pengrajin menyamarkan patung-patung emas ini dengan balutan plester dan stucco untuk melindunginya dari penjarahan tentara.

Kuil lain yang patut dikunjungi adalah Wat Mangkon Kamalawat atau Leng Noei Yi. Kuil ini menjadi pusat perayaan festival penting seperti Tahun Baru Imlek dan Festival Vegetarian. Untuk mencapainya, pengunjung harus melalui gang kecil dari jalan utama. Arsitektur khas Tiongkok dengan atap berhias naga membuatnya tampak megah. Saat masuk, pengunjung akan disambut aroma dupa yang kental dan suasana spiritual yang sangat kuat.

Di Yaowarat juga terdapat kuil yang dianggap sebagai permata tersembunyi. Di dalamnya terdapat patung Dewi Welas Asih, Guan Yin, yang telah berusia lebih dari 900 tahun. Ribuan warga lokal datang untuk berdoa, terutama saat perayaan hari besar.

Belanja Murah di Sampeng Lane Market

Bagi wisatawan yang gemar berbelanja, Sampeng Lane Market adalah surga tersendiri. Pasar ini dikenal sebagai salah satu tempat termurah untuk berbelanja di Bangkok, dengan diskon menarik bila membeli dalam jumlah banyak (10 item atau lebih). Produk populer yang bisa diburu antara lain kain sarung sutra, perhiasan, sepatu wanita, dekorasi rumah, mainan, kerajinan tangan, hingga makanan kering.

Pasar ini berlokasi di Soi Wanit 1, gang kecil yang sejajar dengan Yaowarat Road. Toko dan kios tak hanya terbatas di satu lorong, melainkan menyebar ke berbagai jalan kecil di sekitarnya. Disarankan meluangkan waktu setidaknya beberapa jam untuk benar-benar menjelajah area ini. Selain belanja, jajanan kaki lima dengan harga terjangkau juga menjadi alasan kuat untuk mampir ke Sampeng Lane Market.

Surga Jajanan Kaki Lima: Dari Kari hingga Donat China

Yaowarat Road identik dengan wisata kuliner jalanan. Beberapa tempat legendaris yang banyak direkomendasikan antara lain Khao Gaeng Jek Pui, stall nasi dan kari yang satu ini begitu populer hingga dijuluki warga sebagai “Musical Chairs”. Pengunjung harus berebut kursi plastik merah sederhana karena keterbatasan tempat. Menu yang ditawarkan mulai dari khanom jeen atau mi ketan tipis khas Thailand, kari babi kuning dengan santan dan sedikit rasa pedas, hingga kari kepiting goreng yang cocok bagi pembeli yang menginginkan rasa asin dan manis.

Bagi pencinta mie, Krua Phon Lamai terkenal dengan menu Rad Na, mie lebar yang ditumis dengan sayuran, kecap asin gelap, serta pilihan protein, lalu disiram kuah kental. Suasana khas jalanan terasa hidup, dengan pelayan yang membawa piring panas berisi mie.

Jika ingin camilan manis, roti panggang isi aneka krim di Yaowarat Toasted Buns wajib dicoba. Antreannya selalu panjang, ditandai dengan spanduk kuning cerah. Rotinya renyah, tapi isiannya begitu lengket dan manis, hampir mirip susu kental manis. Banyak wisatawan bahkan membeli sekotak penuh untuk dibawa pulang.

Masuk daftar Michelin Guide, gerai kaki lima Pa Tong Go Savoey menjual Patong Go, donat goreng ala Tionghoa yang renyah di luar namun lembut dan empuk di dalam. Disajikan dengan saus manis seperti custard pandan atau susu kental manis. Ciri khas gerai ini adalah wajan perunggu besar berisi minyak mendidih dan adonan Patong Go yang terus digoreng, menjadi tontonan menarik bagi siapa pun yang lewat.

Kesimpulan

Yaowarat Road bukan sekadar Chinatown biasa. Perpaduan sejarah, spiritualitas, belanja murah, dan kuliner jalanan menjadikannya destinasi yang selalu hidup, baik siang maupun malam. Tak heran jika kawasan ini terus menarik minat wisatawan dari seluruh dunia, sekaligus menjadi simbol semangat komunitas Tionghoa di Bangkok yang tak pernah padam.

Posting Komentar