Tools:
Powered by AdinJava

Fadli Zon: Kuliner Indonesia Sebagai Diplomasi Budaya, Tumpeng Simbol Persatuan

Table of Contents
Fadli Zon: Kuliner Indonesia Sebagai Diplomasi Budaya, Tumpeng Simbol Persatuan

Kuliner Indonesia sebagai Alat Diplomasi Budaya

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, DR. Fadli Zon menyampaikan bahwa kuliner Indonesia tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga menjadi sarana penting dalam diplomasi budaya. 

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Festival Tumpeng Nusantara 2025 di Hotel Borobudur Jakarta, Sabtu (23/8/2025). 

Acara yang digelar oleh Indonesian Gastronomy Community (IGC) bersama Hotel Borobudur Jakarta dan Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) mengangkat tema “Tumpeng: Makanan Kebanggaan yang Menyatukan Nusantara.”

Fadli menekankan bahwa Kementerian Kebudayaan selalu berkomitmen untuk mendukung pelestarian dan pengembangan kuliner nusantara. 

Upaya ini dilakukan melalui berbagai cara seperti edukasi, promosi, serta pengakuan hukum seperti penetapan Warisan Budaya Takbenda. 

Ia menilai bahwa kuliner memiliki peran penting dalam memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional.

Tumpeng: Simbol Kebersamaan dan Syukur

Menurut Fadli, tumpeng bukan hanya makanan tradisional, tetapi juga simbol dari rasa syukur, kebersamaan, dan doa. Kehadirannya dalam berbagai acara adat dan momen penting menunjukkan nilai filosofi yang kuat terkandung di dalamnya. 

Ia menjelaskan bahwa Festival Tumpeng Nusantara 2025 bukan hanya ajang memperkenalkan kuliner tradisional, tetapi juga momentum untuk memperkuat identitas budaya bangsa di tengah arus modernisasi dan globalisasi.

Buku Tumpeng Indonesia sebagai Referensi

Di samping acara utama, IGC juga menerbitkan buku Tumpeng Indonesia. Buku ini diharapkan menjadi referensi bagi pecinta kuliner, akademisi, pelaku industri makanan, serta masyarakat umum yang ingin lebih memahami tumpeng sebagai bagian dari warisan gastronomi Nusantara. 

Ria Musiawan, Ketua Umum IGC, menjelaskan bahwa buku ini bertujuan untuk mengabadikan filosofi, sejarah, dan keanekaragaman tumpeng dalam satu karya yang otentik dan inspiratif.

Ia menambahkan bahwa tumpeng bukan hanya hidangan biasa, tetapi juga simbol perayaan, kebersamaan, dan nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

Setiap tumpeng memiliki makna mendalam yang mencerminkan kearifan lokal dan identitas budaya Indonesia.

Festival Sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

Tashya Megananda Yukki, ketua APJI, melihat Festival Tumpeng Nusantara 2025 sebagai bentuk nyata cinta tanah air melalui kekayaan rasa dan budaya. 

Ia menekankan pentingnya melestarikan tumpeng agar generasi muda dapat mengenal dan menghargai tradisi kuliner Nusantara.

Karina Eva Poetry, Director of Marketing Communications Hotel Borobudur, menyampaikan bahwa pihak hotel mendukung pariwisata berkelanjutan. 

Festival Tumpeng yang diadakan di Hotel Borobudur bertujuan untuk menyatukan dan menghidupkan kembali warisan kuliner budaya Indonesia.

Kompetisi dan Pameran Tumpeng

Selain kompetisi, festival ini juga menyajikan pameran tumpeng yang menampilkan 10 jenis tumpeng berbeda. Setiap tumpeng memiliki makna, asal-usul, dan tujuan unik yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara. 

Kompetisi Tumpeng Selamat diikuti oleh 16 peserta dari berbagai sekolah dan lembaga pendidikan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap tradisi kuliner Nusantara sekaligus menguji kreativitas mereka dalam menyajikan Tumpeng Selamat sebagai warisan budaya yang hidup. Pemenang kompetisi berasal dari Universitas Asaindo.

Dokumentasi Warisan Kuliner

Arief Djoko Budiono, koordinator penerbitan buku Tumpeng, menjelaskan bahwa tujuan penerbitan buku ini adalah untuk melestarikan warisan kuliner Indonesia dengan mendokumentasikan sejarah, filosofi, dan variasi tumpeng dari berbagai daerah di Indonesia. Buku ini juga mencakup resep-resep autentik dan inovatif.

Ketua Dewan Pakar Pudyotomo A. Saroso menambahkan bahwa tujuan kedua dari penerbitan buku ini adalah untuk menginspirasi generasi muda dengan mengenalkan nilai-nilai budaya melalui makanan. Dengan demikian, generasi penerus akan lebih memahami dan bangga dengan warisan kuliner Indonesia.

Posting Komentar