Dampak Berbahaya Gas Air Mata pada Tubuh

Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata, atau dikenal juga sebagai agen pengendali kerusuhan, adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengganggu dan mengusir massa. Meskipun disebut sebagai "gas", gas air mata umumnya berbentuk semprotan atau bubuk dan bereaksi dengan kelembapan di lingkungan sekitar. Hal ini menyebabkan iritasi pada area tubuh yang lembap seperti mata, mulut, hidung, tenggorokan, kulit, dan paru-paru.
Beberapa jenis senyawa yang sering menjadi komponen utama gas air mata antara lain: * Chloroacetophenone (CN) * Chlorobenzylidene malononitrile (CS) * Chloropicrin (PS) * Bromobenzylcyanide (CA) * Dibenzoxazepine (CR)
Gas air mata awalnya dikembangkan sebagai senjata perang kimiawi. Meskipun Protokol Jenewa 1925 melarang penggunaannya di medan perang, gas air mata tetap digunakan dalam situasi pengendalian kerusuhan. FIFA juga melarang penggunaan gas air mata dalam Peraturan Keamanan dan Pengamanan Stadion pasal 19b.
Penggunaan gas air mata di area publik diatur oleh beberapa aturan ketat, seperti: * Hanya boleh ditembakkan dari jarak jauh. * Digunakan hanya di luar ruangan. * Konsentrasi harus sekecil mungkin.
Pengaruh Gas Air Mata pada Tubuh
Gas air mata memengaruhi dua reseptor rasa sakit yaitu TRPA1 dan TRPV1. TRPA1 terdapat dalam bahan-bahan seperti mustar, wasabi, dan lobak pedas. Faktanya, gas CS dan CR jauh lebih kuat daripada TRPA1 yang ada dalam bumbu-bumbu tersebut, hingga 10.000 kali lebih kuat.
Faktor-faktor yang memengaruhi keparahan gejala antara lain: * Lokasi paparan: apakah di dalam atau luar ruangan. * Jumlah gas air mata yang digunakan. * Jarak dari sumber gas saat ditembakkan. * Kondisi kesehatan yang sudah ada, seperti penyakit pernapasan.
Gejala Instan Paparan Gas Air Mata
Paparan langsung gas air mata dapat menyebabkan gejala-gejala berikut:
Pada Mata:
- Produksi air mata.
- Kelopak mata tertutup.
- Sensasi gatal.
- Rasa perih.
- Kebutaan sementara.
- Pandangan kabur.
- Luka bakar kimiawi.
Pada Saluran Pernapasan dan Pencernaan:
- Rasa tercekik.
- Gatal dan perih di hidung dan tenggorokan.
- Sesak napas.
- Mengi.
- Batuk.
- Produksi air liur tak terkendali.
- Rasa sesak di dada.
- Kesulitan menelan.
- Mual dan muntah.
- Diare.
Pada Kulit:
- Ruam.
- Gatal.
- Kulit berubah kemerahan.
- Luka bakar.
Gejala-gejala ini biasanya hilang dalam waktu 15–20 menit. Namun, kelongsong gas air mata yang ditembakkan bisa menyebabkan cedera fisik, terutama pada wajah dan kepala.
Komplikasi Akibat Gas Air Mata
Gas air mata juga dapat menyebabkan dampak jangka panjang, terutama jika digunakan dalam konsentrasi tinggi, di dalam ruangan, atau pada individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain: * Glaukoma hingga kebutaan akibat paparan ekstrem. * Masalah pernapasan, termasuk gagal pernapasan, pada penderita asma atau PPOK. * Luka bakar kimiawi di tenggorokan dan paru-paru yang bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani segera. * Disabilitas permanen, seperti masalah pernapasan, mental, kebutaan, cedera otak, amputasi, dan gangguan kulit.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa dari 5.910 partisipan selama 25 tahun, 5.131 mengalami komplikasi dan dua orang meninggal akibat gagal pernapasan dan cedera kepala parah. Selain itu, 58 orang mengalami disabilitas permanen.
Perawatan Gejala Paparan Gas Air Mata
Jika terkena gas air mata, segera menjauh dan mencari tempat yang aman. Jika di luar ruangan, masuklah ke dalam ruangan dan tutup pintu serta jendela. Tutupi mulut dan hidung dengan kain bersih atau masker, serta gunakan kacamata debu.
Setelah keluar dari area paparan, segera ganti pakaian dan bilas wajah, badan, kacamata, dan perhiasan dengan air mengalir dan sabun. Jika mata terasa perih, bilas selama 10–15 menit dengan air bersih dan lepaskan lensa kontak jika menggunakan.
Kapan Butuh Penanganan Medis?
Jika gejala tidak membaik atau terjadi komplikasi serius, segera cari pertolongan medis. Tidak ada penawar khusus untuk racun dari gas air mata. Orang yang terkena luka bakar kimiawi atau iritasi kulit harus segera mendapatkan perawatan medis. Untuk gejala pernapasan, oksigen dan obat-obatan seperti bronkodilator atau steroid mungkin diperlukan.
Dengan pemahaman yang baik tentang efek dan cara penanganan gas air mata, kita dapat lebih siap menghadapi situasi yang mungkin terjadi.
Posting Komentar