Boris Johnson Kaitkan Lebedev dengan Musk: Kontroversi Politik, Media, dan Teknologi

Hubungan Politik, Media, dan Teknologi yang Menarik Perhatian
Boris Johnson, mantan Perdana Menteri Inggris, pernah mendekati Elon Musk atas permintaan Evgeny Lebedev, pemilik London Evening Standard. Tujuannya adalah untuk mencari dukungan bagi surat kabar tersebut. Informasi ini terungkap melalui dokumen bocor dan kembali menyoroti persilangan kepentingan antara politik Inggris, media global, dan kekuatan teknologi.
Kantor pribadi Johnson—yang sebagian biayanya ditanggung negara—pada Juni 2024 mengirimkan email kepada salah satu eksekutif dekat Musk. Pesan itu meneruskan proposal bisnis dari Lord Lebedev, yang dikenal sebagai sahabat Johnson. Isi proposal tersebut menyampaikan ide tentang kolaborasi antara Musk dan London Evening Standard.
Proposal Lebedev kepada Elon Musk
Dalam proposalnya, Lebedev menulis langsung kepada Musk: "Dear Elon, saya mengagumi apa yang Anda lakukan untuk kebebasan. Bisakah langkah selanjutnya adalah menghadirkan kekuatan AI Anda di balik suara berita berusia 200 tahun bernama London Evening Standard?" Ia menambahkan, "Di era deepfake dan kebingungan informasi, ini akan menjadi kolaborasi yang kuat. Jika Anda bersedia berbincang, saya siap datang menemui Anda."
Proposal ini memicu banyak pertanyaan tentang pengaruh asing dalam politik Inggris. Musk, yang sejak 2022 memiliki platform X, sering menyuarakan pandangan politik secara terbuka, termasuk kritik terhadap Perdana Menteri Keir Starmer terkait isu imigrasi dan skandal grooming gangs.
Pertanyaan tentang Kepemilikan Asing
Meskipun Lebedev tidak secara eksplisit menyebut investasi, permintaan kemitraan tersebut memunculkan pertanyaan mengenai kepemilikan asing atas media Inggris. Parlemen baru-baru ini membatasi kepemilikan media oleh negara asing hingga 15 persen, tetapi aturan itu tidak berlaku bagi individu.
Lebedev membela tindakannya dengan menyatakan bahwa wajar bagi dirinya untuk menghubungi tokoh bisnis besar seperti Musk. "Apa yang aneh jika saya menghubungi salah satu pengusaha paling sukses pada masanya? Begitulah cara bisnis berjalan. Kami saling berbicara, mengajukan proposal, dan menyusun rencana. Hampir semua bisnis kini memikirkan bagaimana memanfaatkan AI," ujarnya.
Kedekatan Johnson dan Lebedev
Kedekatan Johnson dan Lebedev bukan hal baru. Johnson tercatat beberapa kali menghadiri acara pribadi Lebedev, termasuk pertemuan kontroversial di vila Tuscan pada 2018 saat ia masih menjabat Menteri Luar Negeri, bahkan tanpa pengawalan keamanan resmi.
Selain kasus dengan Lebedev, dokumen bocor juga memperlihatkan hubungan Johnson dengan media lain. Ia ditawari kontrak menulis kolom di Daily Mail senilai £500.000 atau sekitar Rp 11,1 miliar (dengan kurs £1 = Rp 22.270) untuk 46 tulisan per tahun. Tak hanya itu, Johnson juga memperoleh kontrak dengan GB News yang mencatat nilai hingga £350.000 atau sekitar Rp 7,8 miliar, ditambah bonus untuk liputan pemilu di Inggris dan Amerika Serikat.
Penyangkalan Johnson
Johnson membantah tuduhan penyalahgunaan dana subsidi kantor pribadinya. "Berita ini omong kosong. Dana publik telah digunakan sepenuhnya sesuai aturan. The Guardian seharusnya mengganti namanya menjadi Pravda," ujarnya, merujuk pada surat kabar resmi Uni Soviet yang identik dengan propaganda pemerintah.
Hingga kini, belum jelas apakah Elon Musk memberikan respons atas tawaran Lebedev. Namun, fakta bahwa Johnson bertindak sebagai perantara menambah dimensi baru dalam persilangan kepentingan antara politik, media, dan raksasa teknologi global.
Posting Komentar