Batas Suara Keras yang Aman bagi Ibu Hamil, Bunda Wajib Tahu

Mencegah Paparan Suara Keras yang Tidak Aman Selama Kehamilan
Ibu hamil dapat memperkuat indra pendengaran bayi sejak dalam kandungan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendengarkan musik selama masa kehamilan. Meski aman, penting untuk memastikan volume suara tidak terlalu keras agar tidak berdampak negatif pada perkembangan janin.
Batas Suara Keras yang Dianggap Aman
Menurut bidan profesional dari Motif Medical, Rebekah Mustaleski, CPM, suara keras didefinisikan sebagai suara yang membuat seseorang harus meninggikan suaranya agar orang di dekatnya dapat mendengarnya. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tingkat kebisingan suara ini berada pada 85 desibel atau lebih. Sebagai perbandingan, percakapan normal biasanya hanya mencapai 60 desibel.
Dalam laporan dari Parenting Firstcry, manusia umumnya mampu menahan suara hingga 80 desibel. Jika suara melebihi batas tersebut, risiko gangguan pendengaran meningkat. Untuk suara yang melebihi 100 desibel, ibu hamil perlu lebih waspada. Menurut standar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), suara yang aman untuk didengar dalam ruangan atau acara adalah maksimal 100 desibel.
Dampak Suara Keras pada Janin
CDC menjelaskan bahwa paparan suara keras (85 desibel atau lebih) selama kehamilan dapat menyebabkan stres pada tubuh ibu. Hal ini akhirnya berdampak negatif pada perkembangan janin. Studi di Environmental Health Perspectives tahun 2016 juga menunjukkan bahwa paparan suara keras yang terlalu lama selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada janin.
"Suara-suara tersebut akan masuk melalui tubuh ibu dan mencapai bayi. Jika suara keras tersebut didengar terus-menerus atau berulang, maka dapat merusak pendengaran bayi," ujar Mustaleski.
Sistem pendengaran bayi mulai berkembang sejak usia kehamilan 5 minggu. Namun, pada tahap tersebut, bayi belum bisa mendengar apa pun karena organ telinga masih dalam proses pembentukan. Memasuki usia kehamilan 18 hingga 20 minggu, bayi mulai bisa menangkap suara di luar rahim. Sekitar usia kehamilan 24 minggu, mereka mulai menyadari adanya perbedaan suara-suara yang didengar.
Meskipun pada usia kehamilan 18 minggu, bayi belum bisa mendengar dengan jelas suara yang bisa merusak pendengarannya, tetapi untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan, ibu hamil sebaiknya menghindari paparan suara keras selama kehamilan.
Cara Mencegah Paparan Suara Keras yang Tidak Aman
Suara keras bisa muncul tiba-tiba di tempat umum. Untuk menghindari paparan yang tidak aman, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Hindari suara berfrekuensi rendah, seperti getaran yang terasa di tubuh.
- Jangan bersandar pada speaker atau berada terlalu dekat dengan sumber kebisingan.
- Hindari situasi dengan suara keras yang mengejutkan dan tiba-tiba.
- Gunakan pelindung pendengaran yang mampu membantu mengurangi respons stres tubuh terhadap suara keras.
- Diskusikan potensi risiko pekerjaan yang berhubungan dengan suara keras dengan dokter kandungan.
Dengan memperhatikan batas suara keras yang aman, ibu hamil dapat melindungi kesehatan diri dan janin. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Bunda.
Posting Komentar