Indonesia Siap Jadi Pusat AI Asia Tenggara, Data Center Nasional Dukung Dana Abadi Kecerdasan Buatan
AdinJava, Jakarta – Usulan pembentukan dana abadi kecerdasan buatan (AI) dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta digital global.
Para pengusaha data center memastikan bahwa infrastruktur pusat data nasional sudah siap menopang perkembangan AI, baik dari sisi kapasitas, keamanan, maupun interkoneksi.
👉 Simak berita teknologi dan informasi menarik lainnya di AdinJava.
Data Center Jadi Tulang Punggung AI Indonesia
Ketua IDPRO, Hendra Suryakusuma, menegaskan bahwa pusat data merupakan komponen utama kedaulatan digital.
Sejumlah anggota IDPRO bahkan telah membangun fasilitas hyperscale, dilengkapi bandwidth tinggi, dan mengadopsi standar uptime global tier-3 hingga tier-4.
Dari sisi keamanan, hampir semua anggota IDPRO sudah mengikuti standar ISO 27001, yang menjadi acuan global dalam keamanan fisik dan siber data center. Hal ini membuat penerapan AI security network di Indonesia dinilai sangat memungkinkan.
“Kalau dari sisi data center, kita sudah siap mendukung perkembangan AI, baik secara regulasi, cyber security, maupun sumber daya talent,” jelas Hendra.
Momentum Indonesia Jadi AI Hub Regional
Hendra menilai, peluang Indonesia menjadi pusat AI di Asia Tenggara semakin besar karena masih bisa mengakses chipset dari Amerika Serikat. Negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand terkena sanksi akibat dugaan re-ekspor chipset ke China, sementara Indonesia tidak.
Faktor ini membuka ruang besar bagi Indonesia untuk menarik investasi global dan mengembangkan ekosistem AI regional.
Tantangan: Kebutuhan Energi Besar
Meski siap secara infrastruktur, tantangan terbesar tetap pada pasokan listrik. Data center AI membutuhkan daya hingga 35 kilowatt per rak, bahkan chipset terbaru seperti NVIDIA GB200 Blackwell bisa menembus 135 kilowatt per rak.
Di Pulau Jawa, PLN masih memiliki excess supply sekitar 5 gigawatt, cukup untuk menopang pusat data. Namun di Batam, pasokan energi terbatas akibat padatnya pembangunan data center.
Riset Colliers dan Structure Research memperkirakan kebutuhan daya data center Indonesia bisa mencapai 2 gigawatt pada 2030, dan khusus untuk AI berpotensi dua kali lipat karena penggunaannya di sektor kesehatan, keuangan, hingga pendidikan.
Pemerintah Siapkan Dana Abadi AI
Menurut laporan Reuters, pemerintah tengah mempertimbangkan pembentukan dana abadi AI yang sebagian besar akan dikelola Danantara Indonesia.
Program ini diperkirakan mulai berjalan pada 2027–2029 dengan skema pendanaan campuran publik dan swasta.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal bagi investor AI domestik, mengikuti jejak Malaysia yang berhasil menarik miliaran dolar investasi global untuk cloud dan AI.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengajak masyarakat berpartisipasi dalam penyusunan buku putih peta jalan AI serta konsep etika AI, dengan batas waktu masukan hingga 22 Agustus 2025.
Kesimpulan
Dengan dukungan data center berstandar global dan peluang geopolitik yang menguntungkan, Indonesia berpotensi besar menjadi hub AI Asia Tenggara.
Namun, tantangan utama terletak pada penyediaan energi ramah lingkungan untuk menopang lonjakan kebutuhan daya di masa depan.
👉 Baca berita teknologi, kesehatan, dan tren digital terbaru di AdinJava.
Posting Komentar