Kisah Anita Jalani Operasi Kanker Payudara dengan Robot Medis
![]() |
| Kisah Anita Jalani Operasi Kanker Payudara Minim Sayatan Berkat Robot Medis/Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff |
Pengalaman Anita Sinha dalam Operasi Kanker Payudara dengan Teknologi Robotik
Anita Sinha, seorang perempuan berusia 60 tahun, menjalani operasi kanker payudara menggunakan teknologi robotik. Proses ini dikenal sebagai robotic nipple-sparing mastectomy (RNSM) dan dilakukan di Apollomedics Hospital di Lucknow. Dalam operasi tersebut, puting payudara tetap dipertahankan, yang menjadi pilihan utama bagi Anita.
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum di dunia. Di India saja, terdapat hampir 200.000 kasus baru setiap tahunnya. Pada tahun 2022, jumlah kematian akibat kanker payudara pada perempuan mencapai 98.337 orang. Hal ini menunjukkan pentingnya pengembangan teknologi medis untuk mendeteksi dan mengatasi penyakit ini lebih awal.
Dari latar belakang ini, fokus global semakin meningkat terhadap inovasi dalam diagnostik dan intervensi medis. Salah satu contohnya adalah penggunaan teknologi robotik dalam operasi kanker payudara. Dr. Satish K. Anandan, seorang konsultan onkologi bedah, memimpin operasi yang dilakukan pada Anita, yang menderita kanker di kedua payudaranya.
Apa Itu Operasi Kanker Payudara dengan Robot Medis?
Operasi kanker payudara menggunakan robot medis seperti Robotic Nipple-Sparing Mastectomy (RNSM) adalah prosedur minimal invasif. Teknik ini memungkinkan pengangkatan jaringan payudara sambil menjaga puting dan areola tetap utuh. Dengan demikian, hasil kosmetik lebih baik dibandingkan metode tradisional.
Sistem bedah robotik menggunakan lengan mekanik canggih yang dikendalikan oleh dokter melalui konsol komputer. Kamera 3D berdefinisi tinggi memperbesar area kerja sehingga meningkatkan akurasi tindakan bedah. Operasi ini biasanya memakan waktu sekitar 6 jam, dengan sayatan kecil di bawah ketiak. Pasien dapat pulang dalam 3 hari tanpa perlu dirawat di ruang ICU.
Dr. Anandan menjelaskan bahwa pendekatan ini mempertahankan kulit, puting, dan areola, sementara jaringan kanker diangkat dari dalam. Ia menyebut prosedur ini sebagai contoh sempurna dari penyembuhan dengan kosmetik. “Metode ini memastikan pengangkatan kanker secara menyeluruh sambil mempertahankan bentuk alami tubuh dan kepercayaan diri pasien,” ujarnya.
Pertimbangan dan Risiko Operasi Robotik
Meskipun operasi robotik memiliki banyak manfaat, beberapa hal perlu diperhatikan. Pertama, biaya yang diperlukan biasanya lebih mahal dibanding operasi konvensional. Kedua, tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas robotik seperti RNSM. Selain itu, penggunaan teknologi ini juga membutuhkan dokter terlatih dan infrastruktur yang memadai.
Selain itu, ada potensi risiko teknis, meski jumlah kejadian serius relatif kecil. Misalnya, kemungkinan malfungsi perangkat selama operasi. Namun, secara keseluruhan, operasi robotik dianggap aman dan efektif.
Keunggulan Teknologi Robotik dalam Operasi Kanker Lainnya
Teknologi robotik tidak hanya digunakan untuk kanker payudara, tetapi juga bisa membantu operasi kanker lainnya. Contohnya adalah operasi kanker lapisan dalam pipi (mukosa bukal) yang dilakukan oleh Murli Kumar. Dalam proses ini, dokter menggunakan pendekatan infraklavikula robotik untuk diseksi leher minimal invasif (RIA-MIND).
“Dengan pendekatan RIA-MIND, kami memasukkan instrumen robotik melalui sayatan kecil di bawah tulang selangka dan mengangkat kelenjar getah bening tanpa membuat sayatan di wajah atau leher,” kata Dr. Abhimanyu Kadapathri.
Selain itu, operasi robotik juga digunakan dalam kanker kolorektal. Menurut Dr. Harshit Srivastava, ahli bedah kanker, metode ini memberikan presisi yang lebih baik, terutama di area kompleks seperti panggul. Pasien juga mengalami pemulihan yang lebih cepat dan kehilangan darah yang minim.
Perkembangan Teknologi Robotik dalam Penyembuhan Pasien
CEO Apollomedics Hospital, Dr. Mayank Somani, menegaskan bahwa prosedur bedah robotik merupakan kombinasi antara teknologi dan kepedulian terhadap pasien. Tujuan utama perawatan saat ini adalah meningkatkan kualitas hidup pasien pascaoperasi, yang dapat dicapai melalui prosedur ini.
Ia juga menyatakan bahwa pihaknya sedang memperluas cakupan operasi robotik untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, gastrointestinal, ginekologi, dan urologi. Dengan demikian, teknologi ini akan semakin relevan dalam pengobatan kanker di masa depan.

Posting Komentar