Bermacam Warna Aurora dan Penjelasannya
AdinJava - Di suatu lokasi di ujung utara, tempat salju meluas dan bintang-bintang bersinar terang, terdapat sebuah panggung megah yang hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu.
Di sana, tarian cahaya dimulai, yang selama ribuan tahun telah menarik dan memukau setiap pandangan yang melihatnya. Nama dari peristiwa tersebut adalah Aurora.
Masyarakat pada masa lalu mengenalnya sebagai cahaya utara atau cahaya selatan, sebuah pementasan yang tampak seperti diukir oleh para dewa di langit malam. Namun, di balik keindahan yang mempesona tersebut, terdapat sebuah kisah yang disampaikan oleh alam semesta.
Sebuah cerita tentang partikel-partikel matahari yang berlayar jauh melewati ruang angkasa, melewati perisai Bumi, dan tari-memari bersama molekul-molekul dalam atmosfer kita.
Tarian tersebut bukan hanya terdiri dari satu warna. Ia bisa berupa hijau yang melambangkan kehidupan, merah muda yang memerah karena malu, biru yang menenangkan, hingga ungu yang penuh misteri.
Setiap warna memiliki ceritanya masing-masing, sebuah rahasia yang terukir dalam kedalaman langit malam. Di balik pertunjukan cahaya yang menarik ini, terdapat ilmu yang menantikan untuk kita eksplorasi. Mari kita bersama-sama mengungkap keajaiban ini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik tirai langit yang penuh warna.
Bagaimana aurora terbentuk?
Sebelum kita membahas berbagai jenis warna aurora, mari kita mengingat kembali proses terbentuknya aurora.
Mengutip situs Space, aurora terbentuk karena partikel bermuatan energi dari Matahari yang menabrak atmosfer Bumi bagian atas dengan kecepatan hingga 45 juta mil per jam (72 juta kilometer per jam). Medan magnet Bumi kemudian memandu partikel-partikel ini menuju kutub utara dan selatan.
Partikel bermuatan listrik tersebut kemudian memasuki atmosfer Bumi, mengaktifkan atom dan molekul gas, sehingga menghasilkan aurora.
Proses ini serupa dengan cara kerja lampu neon, di mana molekul dan atom "terangsang" oleh elektron, lalu kembali ke kondisi energi awal (keadaan dasar) dengan melepaskan energi dalam bentuk foton (cahaya).
Warna dari lampu neon bergantung pada jenis gas yang terkandung dalam tabung, sama halnya dengan warna aurora yang dipengaruhi oleh campuran gas di atmosfer.
Komposisi atmosfer Bumi terdiri dari sekitar 78 persen gas nitrogen, 21 persen oksigen, 0,93 persen argon, dan 0,04 persen karbon dioksida. Udara yang kita hirup juga mengandung kandungan kecil dari gas neon, helium, metana, kripton, ozon, serta hidrogen, ditambah uap air.
Arti dari setiap warna
Berikut adalah penjelasan mengenai warna yang dihasilkan oleh aurora:
Warna aurora yang paling sering terlihat adalah hijau.. Fenomena aurora hijau umumnya terjadi ketika partikel bermuatan beradu dengan konsentrasi tinggi molekul oksigen di atmosfer Bumi pada ketinggian sekitar 60 hingga 190 mil (100 hingga 300 kilometer), menurut Badan Antariksa Kanada (CSA).
Kita juga bisa melihat aurora berwarna hijau dengan lebih jelas dibandingkan warna lain, karena mata manusia paling peka terhadap cahaya hijau.
Aurora merah lebih jarang muncul dan umumnya berkaitan dengan aktivitas matahari yang kuat.Peristiwa ini terjadi ketika partikel matahari bereaksi dengan oksigen di ketinggian yang lebih tinggi, biasanya sekitar 180 hingga 250 mil (300 hingga 400 km).
Pada ketinggian ini, kadar oksigen lebih rendah dan bereaksi pada frekuensi atau panjang gelombang yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan tampilan berwarna merah. Fenomena aurora merah sering muncul di bagian atas cahaya yang terlihat.
Sinar biru dan ungu langka muncul dan biasanya terjadi pada masa aktivitas matahari yang tinggi.Warna-warna ini muncul ketika partikel matahari bertabrakan dengan nitrogen di atmosfer Bumi pada ketinggian 60 mil atau lebih rendah. Dua warna tersebut biasanya terlihat di bagian bawah dari tampilan aurora.
Aurora kuning dan merah muda jarang munculdan biasanya berkaitan dengan aktivitas matahari yang tinggi. Warna-warna ini terbentuk dari percampuran aurora merah dengan aurora hijau atau biru.
Pengaruh aktivitas Matahari
Kegiatan matahari, seperti letusan matahari dan pelepasan massa korona, memiliki peran penting dalam menentukan intensitas, warna, dan frekuensi tampilan aurora. Pada masa aktivitas matahari yang tinggi, atmosfer Bumi terkena aliran partikel matahari yang lebih banyak, sehingga meningkatkan kemungkinan munculnya warna aurora yang lebih terang dan beragam.
Perubahan aktivitas matahari terjadi dalam siklus 11 tahun, di mana titik tertinggi disebut sebagai solar maxima. Aktivitas matahari saat ini sedang meningkat selama masa solar maximum yang sedang diamati dalam siklus ke-25.
Posting Komentar