Tools:
Powered by AdinJava

Apakah Matcha Sebabkan Kekurangan Zat Besi?

Table of Contents

AdinJava - Selama ratusan tahun, matcha telah menjadi minuman tradisional di Jepang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, minuman teh hijau ini semakin diminati, termasuk di Indonesia. Bahkan, beberapa orang mengonsumsi minuman yang mengandung zat antioksidan ini setiap hari.

Walaupun mengandung kafein, tetapi matcha tidak menimbulkan efek memicu kecemasan seperti kopi, karena mengandung L-theanine atau asam amino yang berfungsi menenangkan dan membantu mengurangi dampak stimulan kafein.

Namun, muncul kekhawatiran mengenai pengaruhmatcha terkait penyerapan besi dan apakah terlalu sering mengonsumsinya dapat menyebabkan kekurangan besi, yang berpotensi memicu anemia.

Apa itu matcha?

Matcha adalah serbuk halus yang dibuat dari daun teh hijau yang dikeringkan dan ditanam di tempat gelap. Berbeda dengan teh daun biasanya, bentuk serbuk ini matcha mempercepat dan mempermudah proses pencampurannya.

Meskipun paling terkenal sebagai teh ataulatte, tetapi matchadapat ditemukan dalam berbagai jenis resep dan hidangan seperti es krim, kue keju,pancake, dan kue kering.

Matcha menyediakan kombinasi khas dari senyawa antioksidan, anti-peradangan, serta sinergi khusus antara kafein dan L-theanine yang menciptakan kondisi kewaspadaan yang tenang dan seimbang.

Pada dasarnya, matcha memberikan dorongan yang halus tanpa rasa cemas atau dampak negatif yang bisa muncul dari minuman kopi.

Kandungan kafein sekitar 70 hingga 80 miligram terdapat dalam satu sendok teh bubuk. matcha, merupakan jumlah yang umum digunakan untuk satu cangkir teh. Di sisi lain, satu cangkir kopi mengandung sekitar 90 miligram kafein.

Apakah matcha dapat menghambat penyerapan besi?

Matcha tidak secara langsung menyebabkan kekurangan besi, namun bisa sedikit mengganggu proses penyerapannya.

Matcha mengandung bahan yang mampu mengikat besi dan menyulitkan penyerapan zat tersebut oleh tubuh.

Besi adalah mineral yang sangat penting bagi tubuh agar dapat bekerja secara optimal. Penelitian mengungkapkan bahwa besi membantu tubuh dalam mengangkut oksigen dari paru-paru ke berbagai organ tubuh lainnya—dan tubuh menyerap besi dari sumber makanan.

Menghalangi zat besi non-heme

Terdapat dua macam zat besi, yakni zat besi heme serta zat besi non-heme.

Zat besi heme terdapat pada makanan hewani seperti daging dan ikan serta dapat diserap dengan mudah oleh tubuh, sementara zat besi non-heme berasal dari bahan nabati seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan tahu, yang lebih sulit dicerna secara efisien oleh tubuh.

Seperti teh lainnya, matcha kaya akan tannin. Senyawa alami ini mampu mengikat besi dalam sistem pencernaan. Secara khusus, tannin memengaruhi besi non-heme yang terdapat pada makanan berbasis tumbuhan.

Matcha mempengaruhi penyerapan zat besi non-heme. Meskipun tanin juga bisa mengganggu penyerapan zat besi heme, tetapi tingkat gangguannya lebih kecil. Artinya kedua jenis zat besi ini bisa terpengaruh ketika dikonsumsi bersamaan dengan matcha, tetapi dampaknya lebih terlihat pada sumber zat besi yang berasal dari tumbuhan.

Siapa yang berisiko?

Berikut adalah kelompok yang rentan terhadap risiko, antara lain:

  • Vegetarian dan vegan

Karena kafein cenderung mengganggu penyerapan zat besi non-heme, maka individu yang menerapkan pola makan vegetarian dan vegan kemungkinan besar akan terkena dampaknya, karena sebagian besar atau seluruh kebutuhan zat besi mereka berasal dari sumber ini.

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2004, orang yang memperoleh cukup besi dari daging, ikan, dan ayam cenderung tidak mengalami kendala dalam menyerap zat besi meskipun mereka rutin mengonsumsi teh dalam jumlah besar.

  • Perempuan usia 14–50 tahun

Secara umum, besi sangat diperlukan oleh remaja putri dan perempuan yang sedang mengalami siklus menstruasi. Berdasarkan penelitian, dua dari lima perempuan berusia 14–50 tahun mengalami kekurangan asupan zat besi.

Jika Anda khawatir tentang kadar besi atau kekurangan nutrisi lainnya, lebih baik berkonsultasi dengan dokter. Untuk kebanyakan orang yang memiliki pola makan seimbang, gangguan penyerapan ringan seperti ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Meminimalkan efek matcha

Masalah penyerapan besi ini berkaitan dengan kapan seseorang mengonsumsinya dan apakah tubuh memiliki kesempatan untuk menyerap zat besi dari makanan sebelum minum teh.

Jika kamu merasa cemas mengenai kemungkinan matcha mempengaruhi penyerapan besi, mengatur waktu konsumsinya secara bijak dapat membantu. Hindari meminum minuman berbasis matcha bersamaan dengan makanan, khususnya yang mengandung zat besi non-heme, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, atau biji-bijian.

Memberi jarak waktu minimal satu jam antara mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan minuman yang mengandung tannin dapat mengurangi pengaruh penyerapan zat besi yang terganggu.

Anda juga perlu mempertimbangkan kondisi besi secara keseluruhan dan pola makan. Jika yakin Anda mengonsumsi besi dalam jumlah yang cukup, kemungkinan besar Anda tidak perlu khawatir saat mengonsumsinya. matcha. Namun, bagi yang merasa khawatir, perhatikan waktu penggunaan makanan atau suplemen besi.

Anda juga bisa meningkatkan penyerapan besi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi bersamaan dengan sumber vitamin C seperti jeruk atau tomat. Hal ini dapat membantu memaksimalkan penyerapan besi di dalam tubuh.

Matcha tetap dianggap sebagai salah satu minuman yang bermanfaat bagi kesehatan.

Matcha dikemas dengan epigallocatechin gallate(EGCG), senyawa antioksidan yang kuat yang berperan dalam mendukung proses metabolisme, perlindungan sel, serta kesehatan keseluruhan.

  • Matcha kaya akan antioksidan, senyawa yang penting dalam menjaga fungsi sistem imun tubuh. Antioksidan dianggap mampu membantu mencegah perkembangan penyakit tertentu serta mengatasi penuaan dini pada sel-sel tubuh. Kandungan kafein dalam teh ini dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
  • Matcha membawa manfaat bagi kulit, namun juga dapat menyebabkan kekeringan dan bersifat diuretik.

Meskipun matcha mungkin sedikit memengaruhi penyerapan besi, tetapi matcha tetap dianggap bermanfaat dan memberikan berbagai keuntungan bagi kebanyakan individu. Jika khawatir tentang gangguan penyerapan besi, sebaiknya hindari mengonsumsi matcha bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi.

Posting Komentar