95 Persen Obat untuk Ibu Menyusui Belum Teruji Aman, Apa Risikonya?

95 Persen Obat Belum Teruji Aman untuk Ibu Menyusui, Apa Risikonya?/Foto: Getty Images/PhanuwatNandee
AdinJava - Tahukah Bunda? Sebanyak 95% obat untuk ibu menyusui belum memiliki data keamanan yang memadai. Apa dampaknya bagi bayi? Simak penjelasan tentang risiko, penelitian terbaru, dan rekomendasi medis di sini.
Pentingnya Keamanan Obat pada Ibu Menyusui
Masa menyusui adalah periode penting bagi tumbuh kembang bayi. Apa pun yang dikonsumsi ibu dapat memengaruhi kualitas ASI. Sayangnya, menurut laporan BMJ Open (2024), sekitar 95% obat belum memiliki data keamanan yang cukup untuk ibu menyusui.
Akibatnya, banyak perempuan memilih menghentikan pengobatan saat hamil atau menyusui demi keamanan bayi. Namun, keputusan ini juga berisiko bagi kesehatan ibu sendiri.
Penelitian Terkini tentang Obat dan ASI
Untuk mengatasi kurangnya data, peneliti kini mulai menetapkan standar baru dalam studi laktasi manusia, termasuk:
-
Pengambilan sampel ASI dan plasma dari ibu serta bayi.
-
Uji coba obat seperti prednisolon (untuk rheumatoid arthritis) dan metformin (untuk diabetes tipe 2).
-
Penyimpanan sampel dalam biobank untuk pemantauan jangka panjang.
Menurut Mats G. Hansson, profesor etika biomedis dari Universitas Uppsala, kurangnya bukti ilmiah ini merupakan masalah etika karena sekitar 70% perempuan membutuhkan obat selama kehamilan atau menyusui.
Risiko Konsumsi Obat saat Menyusui
Tidak semua obat berbahaya. Misalnya:
-
Aman: parasetamol dalam dosis tunggal.
-
Efek samping ringan: antibiotik bisa menyebabkan diare atau sariawan mulut pada bayi.
-
Efek serius: apnea (henti napas) dan perdarahan meningeal (perdarahan otak).
👉 Risiko paling besar biasanya terjadi pada bayi prematur, bayi baru lahir, atau bayi dengan kondisi medis tertentu. Sementara itu, bayi sehat berusia di atas 6 bulan cenderung lebih mampu memetabolisme obat.
Tantangan dalam Praktik Klinis
Kurangnya data keamanan membuat dokter sering mengambil sikap hati-hati, misalnya:
-
Menghentikan resep obat selama menyusui.
-
Menyarankan ibu untuk tidak menyusui.
Namun, keputusan ini punya konsekuensi:
-
Ibu tidak mendapat pengobatan optimal.
-
Bayi kehilangan manfaat ASI.
Menurut studi dari proyek ConcePTION, pemahaman lebih baik soal risiko obat sangat penting agar ibu dan tenaga medis bisa membuat keputusan yang tepat.
Rekomendasi untuk Ibu Menyusui
Mengutip American Academy of Pediatrics (AAP) dan Mayo Clinic, beberapa hal penting perlu diperhatikan:
-
Hampir semua obat yang ada di darah ibu akan masuk ke ASI dalam kadar tertentu.
-
Tidak semua obat berbahaya, tapi ada obat yang bisa terkonsentrasi tinggi di ASI.
-
Jenis obat yang perlu diwaspadai:
-
Obat penghilang rasa sakit tertentu
-
Antidepresan
-
Obat untuk kecanduan zat/alkohol
-
Terapi berhenti merokok
-
-
Selalu informasikan ke dokter anak mengenai obat atau suplemen herbal yang dikonsumsi.
Kesimpulan
Sebanyak 95% obat untuk ibu menyusui belum teruji keamanannya, sehingga konsumsi obat pada periode ini perlu sangat berhati-hati.
-
Sebagian besar obat aman, tapi ada yang berisiko serius.
-
Data penelitian terbaru sedang dikembangkan untuk memberi panduan lebih jelas.
-
Konsultasi dengan dokter adalah langkah terbaik sebelum mengonsumsi obat apa pun saat menyusui.
👉 Jadi, Bunda sebaiknya jangan menghentikan pengobatan sendiri tanpa arahan medis. Dengan pemantauan yang tepat, manfaat menyusui dan pengobatan bisa tetap seimbang demi kesehatan ibu dan bayi.***
Posting Komentar