Tools:
Powered by AdinJava

7 Mitos Lensa Kontak yang Harus Kamu Ketahui

Table of Contents
Featured Image

Perkembangan dan Mitos Seputar Lensa Kontak

Sejak pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19, lensa kontak telah mengalami perkembangan yang pesat. Dari bentuk yang tebal dan kaku, kini lensa kontak menjadi lebih tipis, fleksibel, dan nyaman untuk digunakan. 

Banyak orang memilih lensa kontak dibandingkan kacamata karena alasan praktis maupun estetika. Penggunaannya juga bisa meningkatkan rasa percaya diri dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

Pilihan lensa kontak sangat beragam, mulai dari yang sekali pakai harian hingga bulanan. Pemilihan jenis lensa ini disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup masing-masing individu. 

Namun, meskipun populer, lensa kontak masih diiringi oleh banyak mitos yang sering membuat orang khawatir. Beberapa mitos tersebut tidak didukung oleh bukti medis yang jelas.

Berikut beberapa mitos umum tentang lensa kontak dan fakta di baliknya:

1. Mitos: Lensa Kontak Bisa "Nyelip" di Belakang Mata

Faktanya, lensa kontak tidak mungkin terjebak di belakang mata. Ada lapisan tipis yang menutupi bagian luar mata dan menyambung dengan kelopak mata, sehingga lensa tidak bisa bergerak ke belakang. 

Meski kadang lensa kontak bisa bergeser, biasanya akan kembali ke posisi semula setelah beberapa kali berkedip atau bahkan terlepas sendiri.

2. Mitos: Lensa Kontak Bisa Menempel dan Sulit Dilepas

Faktanya, selama penggunaan sesuai anjuran dokter, lensa kontak tidak akan menempel permanen. Jika lensa terasa lengket, biasanya karena mata terlalu kering atau ketiduran sambil memakainya. 

Untuk melepasnya, cukup teteskan cairan khusus lensa kontak, maka lensa akan mudah dilepas tanpa rasa sakit.

3. Mitos: Anak-Anak Tidak Boleh Memakai Lensa Kontak

Banyak orang tua ragu membiarkan anak menggunakan lensa kontak. Padahal, menurut banyak dokter, lensa kontak bisa menjadi pilihan aman dan efektif bagi anak-anak dan remaja. 

Lensa kontak memberikan penglihatan yang lebih jelas dan sudut pandang lebih luas dibanding kacamata. Selain itu, anak juga lebih leluasa saat beraktivitas olahraga tanpa khawatir kacamata rusak atau hilang.

4. Mitos: Air Minum Kemasan Aman untuk Membersihkan Lensa Kontak

Meskipun air minum kemasan aman untuk diminum, namun tidak aman untuk digunakan sebagai pembersih lensa kontak. Air kemasan bisa mengandung amoeba dan bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan infeksi mata. 

Oleh karena itu, hanya cairan khusus lensa kontak yang direkomendasikan untuk membersihkan dan mendesinfeksi lensa. Jangan lupa untuk melepas lensa kontak sebelum berenang atau mandi.

5. Mitos: Usia Tua Membuat Seseorang Tidak Bisa Pakai Lensa Kontak

Tidak ada batasan usia untuk menggunakan lensa kontak. Bahkan, kini tersedia lensa dengan varifokal atau bifokal untuk orang yang membutuhkan lensa berbeda untuk jarak jauh dan membaca. Untuk anak-anak, tersedia lensa sekali pakai harian yang praktis tanpa perlu cairan pembersih.

6. Mitos: Lensa Kontak Bisa Tiba-Tiba Keluar dari Mata

Selama lensa kontak dipasang dengan benar, lensa tidak akan tiba-tiba keluar dari mata. Kadang lensa bisa bergeser ke bagian lain mata, namun biasanya dengan berkedip atau menutup mata sambil menekan lembut kelopak, lensa akan kembali ke posisi semula.

7. Mitos: Resep Lensa Kontak Sama dengan Kacamata

Faktanya, resep kacamata dan lensa kontak berbeda. Kacamata berada sejauh sekitar 12 mm dari mata, sedangkan lensa kontak menempel langsung di permukaan mata. 

Perbedaan jarak ini membuat kekuatan lensa yang dibutuhkan pun berbeda. Karena itu, meski sudah hafal resep kacamata, kamu tetap perlu melakukan fitting khusus untuk mendapatkan resep lensa kontak yang tepat.

Masih banyak mitos yang membuat orang ragu mencoba lensa kontak. Padahal, dengan informasi yang benar, lensa kontak bisa menjadi pilihan yang aman, nyaman, dan praktis untuk berbagai usia maupun gaya hidup. 

Selama dirawat dengan benar, lensa kontak dapat memberikan penglihatan yang jernih sekaligus meningkatkan rasa percaya diri.

Posting Komentar