Tools:
Powered by AdinJava

4 Fakta Menarik Siput Laut Beracun! Keunikan Flamingo Tongue Snail di Lautan Dalam

Table of Contents
Featured Image

AdinJava - Flamingo tongue snail, atau dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai Cyphoma gibbosum, adalah salah satu spesies siput yang hidup di lautan dalam. 

Meskipun ukurannya sangat kecil, hanya sekitar 2,54 sentimeter, makhluk ini memiliki penampilan yang sangat mencolok dan menarik perhatian. 

Warna oranye dan kuning terang dengan pola hitam melingkarinya membuatnya mirip dengan macan tutul. Cangkangnya berwarna putih atau krem, sehingga memberi kesan kontras yang menarik.

Keberadaan flamingo tongue snail sering kali tidak disadari oleh orang-orang yang mengunjungi habitatnya secara langsung. 

Namun, jika kamu memperhatikan dengan teliti, kamu akan melihat kehadirannya di perairan tropis dan subtropis bagian barat Atlantik, mulai dari North Carolina hingga Brasil, termasuk wilayah Karibia dan Teluk Meksiko. Mereka biasanya tinggal di kedalaman hingga 30 meter.

Habitat dan Kebiasaan Makan

Flamingo tongue snail suka menempel pada karang gorgonian karena tempat tersebut cocok sebagai tempat berlindung. Mereka juga sangat menyukai makanan berupa karang lunak seperti sea fans dan whip corals

Saat berburu, mereka merayap pelan di atas karang dan mengikis jaringan lunaknya. Mereka menghindari bagian kerang yang keras karena sulit untuk dicerna.

Salah satu hal menarik tentang flamingo tongue snail adalah kemampuan mereka menyerap zat kimia dari karang yang dikonsumsinya. 

Zat-zat ini disimpan dalam tubuh mereka dan digunakan sebagai mekanisme pertahanan diri dari pemangsa. 

Untuk mengonsumsi mangsanya, mereka menggunakan radula (seperti kaki) untuk menyerap enzim yang membantu mereka mengikis dan mencerna jaringan lunak dari setiap mangsanya.

Beracun dan Peran Ekosistem

Flamingo tongue snail memiliki racun yang berasal dari zat kimia yang diserap dari karang lunak. Meski warna indahnya bisa menipu, itu sebenarnya berfungsi sebagai peringatan bagi pemangsa agar menjauh. 

Namun, beberapa pemangsa besar seperti ikan karang besar dan beberapa jenis lobster tidak peduli dengan rasa tidak sedap dan bahkan kebal terhadap racun dari flamingo tongue snail.

Keberadaan pemangsa ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Jika tidak dimangsa, jumlah flamingo tongue snail bisa meningkat drastis dan berdampak buruk bagi karang lunak yang menjadi makanannya.

Reproduksi dan Perkembangan

Berbeda dengan beberapa jenis siput lain yang bisa berganti jenis kelamin, flamingo tongue snail tidak melakukan hal tersebut. 

Karenanya, betina dan jantan bisa berkawin kapan saja sepanjang tahun. Proses perkawinan biasanya terjadi ketika mereka bertemu, karena mereka lebih suka hidup sendiri.

Proses pembuahan bisa berlangsung selama empat hari. Setiap telur dari betina terdiri dari 300 embrio yang akan mengalami masa inkubasi selama 10 hari sebelum menetas. 

Setelah menetas, larva akan mengambang di perairan untuk memakan plankton dan memulai proses metamorfosis.

Pentingnya Perlindungan

Meskipun saat ini keberadaan flamingo tongue snail tidak terancam, perlindungan terhadap ekosistem mereka tetap penting. 

Jika ekosistem yang dihuninya rusak, populasi mereka bisa terganggu. Bagi penyelam atau penggemar alam laut, penting untuk hanya mengagumi keindahan mereka tanpa menyentuh atau mengoleksinya. 

Mereka memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Posting Komentar