Tools:
Powered by AdinJava

Wawancara Eksklusif Tribun dengan Wabup Garut Putri Karlina, Calon Suami Sebut Saya Mirip Bapak

Table of Contents

AdinJavaBanyak kisah yang muncul menjelang pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, dengan anggota DPR RI, Maulana Akbar, yang juga putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada hari Rabu (16/7).

Awal kedekatannya dengan A Aul, begitu biasanya Putri menyebut Maulana Akbar, peran Kang Dedi Mulyadi dalam hubungannya, hingga isu politik dinasti kembali menjadi perbincangan banyak orang menjelang pernikahannya.

Berikut kutipan wawancara eksklusif jurnalis Tribun Jabar, Daniel Andreand Damanik dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina di rumah dinasnya di Kabupaten Garut, Minggu (13/7).

Beberapa hari lagi Ibu akan menikah. Tidak dikunci?

Tidak. Saya bahkan baru mengajukan surat izin cuti kemarin, dan itu hanya satu hari. Hanya tanggal 16 saja. Karena saya merasa, kita tahu lah ya istilahnya, saya harus tetap bertugas. Jadi saya menyerahkan tugas-tugas terkait pernikahan kepada pihak wedding organizer. Alhamdulillah aman, meskipun saya cuti pada tanggal 16, penanganannya tidak masalah. Mungkin yang sedikit perlu diperhatikan adalah perjalanan yang cukup jauh, seperti jangan sampai keluar kota dulu. Jadi saya diberi tugas oleh pak bupati, ambil tugas yang ada di sekitar Kota Garut saja. Jika ada yang agak jauh, ambil yang hanya membutuhkan waktu satu jam perjalanan saja, yang dekat-dekat dulu.

Dari suaranya juga terdengar? Sedikit berbeda dari biasanya ya?

Ya (sakit), menghilang tapi tidak masalah, biar tidak terlalu terlihat jelas. 

Bu, saat debat Pilkada, ibu memperkenalkan pakaian dari produk Garut, apakah nanti di hari bahagia juga dari Garut?

Tentu saja. Jika boleh bercerita, saya dan calon suami mengajukan rencana pernikahan ke kedua orang tua untuk hanya melangsungkan di KUA. Mengapa? Karena kompleksitasnya akan menjadi empat kali lipat. Biasanya, pernikahan memiliki beban kompleksitas satu, tapi kali ini pasti empat kali lipat, karena baru saja selesai pilkada, jadi banyak mantan-mantan anggota tim kemenangan yang harus diundang. Jadi saya menyampaikan bahwa saya ingin hanya di KUA saja, sementara sisanya cukup syukuran kecil-kecilan, karena yang diinginkan hanyalah pernikahan dalam rangka ibadah. Namun, mungkin orang tua merasa sayang kepada anak, sehingga jika masih mampu untuk dipestakan, maka akan dipestakan. Akhirnya, keputusannya adalah dipestakan. Kami mulai merancang bagaimana pernikahan kami bisa menjadi pernikahan yang berdampak, dan dampaknya tentu positif. Bila membicarakan produk unggulan Garut, semuanya pasti kami ambil dari Garut. Contohnya, dekorasi. Saat ini orang menginginkan bunga futuristik dan lainnya, tetapi kami sadar bahwa di Selaawi ada industri bambu. Jadi, dekorasi kami kolaborasikan dengan seniman bambu dari Selaawi. Dengan demikian, eksposur terhadap mereka meningkat, jadi saya berharap kepada media untuk memberikan eksposur yang positif, agar seniman-seniman tersebut bisa naik daun. Jadi, dekorasi saya mungkin 80 persen menggunakan bambu Selaawi, meskipun dipegang oleh seniman dekorator Jakarta sebagai komposer, tetapi senimannya berasal dari Garut. Souvenirnya juga kami kombinasikan, ada yang dari Selaawi dan ada yang dari kulit Garut.

Selain itu?

Ada yang dari teman-teman pelajar dari Purwakarta. Jadi kita berharap orang-orang saat ini cenderung menganggap bahwa semakin mewah souvenir pernikahan, semakin bagus dan mahal kemasannya, kita tidak begitu. Yang penting adalah memberikan dampak pada para pengusaha di Kabupaten Garut. Selanjutnya ada akar wangi. Jadi kita ingin menyampaikan bahwa di Garut banyak sekali kerajinan yang berkualitas tinggi, bahkan kelas dunia. Sebenarnya Selaawi sering digunakan di hotel-hotel bintang lima di Bali. Namun sayangnya, mereknya masih terkesan sebagai merek Bali, padahal asalnya dari Garut. Jadi kita ingin mengekspos hal tersebut juga. Di sini pun ada kualitas yang luar biasa.

Denger-denger ada pesta rakyat?

Itu seperti ini. Saya ingin menyampaikan pernyataan dulu. Jadi kemarin ada informasi yang beredar, saya merasa lucu juga dan tertawa karena bagaimana orang bisa memiliki informasi seperti itu. Pertama mengenai acara, tanggal sekian dari tanggal sekian. Itu sudah salah. Jadi kita lihat saja kapan acara sebenarnya dilaksanakan. Untuk pesta rakyat sebenarnya lebih mengarah pada agenda Pak Gubernur yaitu Nganjang ka Warga. Ini seperti digabungkan tapi di lokasi yang dekat. Jadi artinya silakan menikmati saja di Garut, kita berbagi kebahagiaan dengan berkumpul bersama dalam suasana seni dan budaya. Garut akan mengizinkan adanya car-free night nanti. Untuk mendukung acara dari provinsi tersebut, UMKM diperbolehkan berjualan, nanti akan diumumkan oleh dinas terkait. Di sisi lain ada jamuan makan malam yang bertujuan mengundang beberapa orang yang tidak kebagian pada hari H. Jika disebut pesta rakyat, mungkin vibes-nya seperti itu. Pesta rakyat ini rencananya akan diadakan di masa depan karena masih menyesuaikan kesibukan Pak Gubernur.

Saat ini, masih dalam status calon menantu. Jika nanti resmi, apa sebutannya kepada Pak Gubernur?

Tetap bapak, dari dulu memang bapak. Hanya saja belakangan ini orang sering berkata seperti ini, 'Ibu bilangin ke Pak Dedi, bilangin ke Pak Dedi'. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu berani menghadapi beliau, jadi masih ada batas rasa malu dan tidak semua hal saya sampaikan. Karena posisinya berbeda, ada sebagai anak dan ada sebagai wakil bupati. Jika sebagai anak, biasa saja dalam berbicara tentang hal-hal yang bukan pekerjaan. Namun ketika membahas Garut, saya datang dengan cara yang agak berbeda sebagai wakil bupati. Biasanya saya merasa malu jika ada hal aneh di Garut dan beritanya sampai ke bapak, ada rasa segan dan malu. Seringnya saya berdiskusi dengan calon suami, bagaimana Garut ini bisa begitu dan seperti ini. Hanya ketika saya benar-benar buntu di sini, baru saya menghubungi bapak, hanya untuk bertanya bagaimana seharusnya. Jarang sekali saya mengomongkan masalah kabupaten kepada bapak kecuali dalam pertemuan khusus.

Meskipun sering dijolokin oleh Pak Gubernur?

Oh iya, itu memang gaya Bapak, aku bersyukur, ya, setidaknya mungkin Bapak senang memiliki calon menantunya, anak pertamanya.

Apakah menikah dengan saudara kandung pertama sering menimbulkan masalah, Bu?

Haha... iya akan guntreng.

Pemuda yang akan menjadi suami itu diam, tenang, dan terlihat dari media. Ia bergabung dengan ibu ini bagaimana? Tampak romantis saat melamar di Stadion Persib.

Hehehe, jadi sangat membantu dengan beliau, karena beliau adalah teman bicara yang baik. Mungkin beliau bukan seorang eksekutif dan tidak pernah menjadi eksekutif, tetapi sepanjang hidupnya beliau selalu mengikuti Bapak, mempelajari dan memahami hal-hal tersebut, ada kesamaan yang sebenarnya. Jika kata calon suami, saya memiliki kesamaan [dengan KDM]. Berani saya itu seperti Bapak [KDM]. Ini juga harus diketahui oleh umum, keberaniannya saya bukan karena setelah menempel dengan Bapak, bahkan Bapak pernah berkata ketika bertemu saya pertama kali, "ini bakal seperti saya memimpinnya". Itu belum ketemu dengan Aa (calon suami) dan jauh dari situ. Jadi kata calon suami, ya kamu ini adalah Bapak 20 tahun yang lalu. Ketika menjadi wakil bupati juga pernah ada masalah saya dengan gesekan dengan ABC, ya ini memang katanya Bapak dulu seperti itu, sampai dilempari batu. "Kamu beruntung seperti ini [tidak dilempari batu]". Tapi saya tidak ingin sampai dilempari batu juga. Oh berarti ada banyak pelajaran langkah demi langkah yang akhirnya menjadi bahan diskusi kami. Beliau orang yang serius tapi santai. Tapi dia kalau bicara tentang pekerjaan, dia sangat serius dan profesional, kalau sedang bercanda maka dia bercanda.(sidqi al ghifari) 

Posting Komentar