Tips Cepat Memulai Pelatihan Toilet untuk Anak

AdinJava, Jakarta- Terdapat satu episode dalam proses pengasuhan anak yang sering disebut sebagai proyek besar, yaitu tanda akhir dari masa popok. Namanya adalah...toilet trainingBukan hanya masalah teknis dalam mengganti tempat buang air, ini merupakan sebuah jembatan psikologis yang harus dilewati anak.
Pertanyaan intinya bukanlah bagaimana, tetapi kapan. Mulai terlalu dini bisa menyebabkan kekecewaan bagianakdan orang tua. Menunda terlalu lama juga memiliki risikonya masing-masing. Kuncinya, menurut para ahli perkembangan anak, terletak pada pengenalan tanda-tanda kesiapan.
Dilansir dari WebMD, sinyal tersebut dapat muncul dalam berbagai bentuk. Secara fisik, anak mungkin sudah mampu menahan keinginan buang air selama beberapa saat, ditandai dengan popok yang tetap kering selama satu atau dua jam.
Secara kognitif, ia mulai mampu memahami instruksi yang sederhana dan menyampaikan kebutuhannya, misalnya dengan mengatakan "pipis" atau "pup". Namun tanda paling jelas sering kali bersifat emosional: rasa ingin tahu yang besar terhadap toilet, keinginan untuk meniru orang dewasa, atau bahkan menunjukkan ketidaknyamanan ketika popoknya basah.
Banyak anak mulai menunjukkan tanda-tanda ini antara usia 2 hingga 3 tahun, meskipun rentangnya bisa lebih luas. Dalam situasi ini, terdapat satu pola yang konsisten teramati: anak perempuan sering kali menunjukkan ketertarikan lebih awal dan beradaptasi lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
Peralatan Wajib untuk Pelatihan Toilet
Dikutip dari laman Healthline, meskipun toilet trainingdapat berhasil tanpa memerlukan banyak peralatan, beberapa benda penting bisa sangat membantu dalam prosesnya. Pilihan utamanya terdiri dari dua:potty chair(kursi kecil yang mudah dijangkau anak), atautoilet seat reducer(kursi toilet tambahan) yang lebih efisien karena kotoran langsung terbilas dan tidak membutuhkan ruang.
Jika memilih menggunakan dudukan tambahan, siapkan juga tangga kecil atau kursi kecil agar anak dapat naik ke toilet dan mencapai wastafel untuk mencuci tangan. Untuk memudahkan anak dalam mencuci tangan, pertimbangkan juga pemasanganfaucet extenderagar aliran air kran lebih mudah diakses.
Selain itu, pakaian memiliki peran yang sangat penting. Ketika anak mulai terbiasa, libatkan dia dalam memilih celana dalamnya sendiri agar dia lebih antusias. Sebagai langkah transisi, celana pelatihan atau celana latihan bisa menjadi solusi untuk mengatasi sedikit kebocoran. Pastikan juga anak menggunakan pakaian yang longgar dan mudah dilepas, seperti celana karet atau rok, agar menghindari "kecelakaan" akibat terburu-buru.
Terakhir, untuk menjaga keamanan, atur suhu pemanas air di rumah agar tidak terlalu tinggi sehingga menghindari luka bakar pada kulit anak saat belajar mandiri.
Tips Toilet Training
Kunci utama toilet trainingmerupakan teladan yang baik bagi anak. Jelaskan cara buang air menggunakan bahasa yang mudah dipahami olehnya, lalu biasakan ia menggunakan kursi pispotnya. Biarkan ia duduk di sana sambil bermain agar pispot terasa sebagai tempat yang menyenangkan. Selama prosesnya, orang tua harus waspada melihat tanda-tanda ketika anak ingin buang air—seperti wajah memerah atau mengejan—dan segera membawanya ke pispot.
Selain itu, bentuk kebiasaan dengan membawanya ke toilet pada jam-jam tertentu, misalnya setelah makan, serta berikan ia pakaian yang mudah dilepas. Ajarkan juga kebiasaan penting seperti membersihkan diri dari depan ke belakang dan mencuci tangan.
Untuk anak laki-laki, biasanya lebih mudah ketika belajarpipisSambil duduk terlebih dahulu. Yang paling penting, berikan banyak pujian terhadap setiap upayanya dan tetap tenang ketika terjadi "kecelakaan", karena sikap positif orang tua merupakan kunci agar proses ini menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak.
Posting Komentar