Ternyata Berat Lahir Pengaruhi Perkembangan Otak Anak
Berat lahir merujuk pada berat tubuh bayi yang diukur langsung setelah dilahirkan. Berat lahir ini menjadi parameter penting untuk mengevaluasi kesehatan awal bayi dan menjadi indikator perkembangan otak serta pertumbuhan jangka panjang, Bunda.
Mengutip laman Medical News Today, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa berat badan rata-rata bayi laki-laki yang lahir pada usia cukup bulan adalah sekitar 3,3 kilogram. Di sisi lain, berat badan rata-rata bayi perempuan yang lahir cukup bulan adalah 3,2 kilogram.
Jika bayi lahir saat usia kehamilan antara 37 hingga 40 minggu, beratnya biasanya berkisar antara 2,5 sampai 4 kilogram. Pakar menyebut berat lahir rendah ketika bayi lahir dengan berat di bawah 2,5 kilogram.
Fakta kelahiran yang berat berdampak pada perkembangan otak anak
Berdasarkan definisi dari World Health Organization (WHO), bayi yang lahir dengan berat di bawah 2.500 gram termasuk dalam kategori berat lahir rendah (BBLR). Hal ini dapat terjadi akibat kelahiran sebelum waktunya, hambatan pertumbuhan janin dalam kandungan (IUGR), atau gabungan dari keduanya.
Kondisi ini berkontribusi pada berbagai dampak negatif terhadap kesehatan. Contohnya, berat lahir yang rendah berkaitan erat dengan tingkat kematian dan penyakit janin serta bayi baru lahir, perkembangan kognitif yang terganggu, serta risiko penyakit tidak menular (PTM) di masa depan.
Ini merupakan jenis penyakit yang tidak diakibatkan oleh infeksi bakteri dan berkembang secara perlahan dalam jangka waktu yang lama (kronis). Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki tingkat risiko kematian sekitar 20 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal.
![]() |
Mengutip Pmc.ncbi,perkembangan otak janin merupakan proses yang rumit dan berlangsung terus-menerus sepanjang masa kehamilan. Pada trimester ketiga, ukuran otak berkembang hingga empat kali lipat, diikuti dengan pembentukan sulkus dan girus yang lebih kompleks.
Kelahiran yang terlalu dini dapat mengganggu proses perkembangan otak yang normal dalam lingkungan kandungan dan dikaitkan dengan volume otak yang lebih kecil serta perubahan struktur mikro pada materi putih selama masa kanak-kanak hingga remaja. Ukuran tubuh saat lahir juga berkaitan dengan volume otak selama masa kanak-kanak dan remaja pada anak-anak yang lahir prematur.
Anak laki-laki lebih rentan mengalami kelahiran prematur dan memiliki lingkar kepala yang lebih besar dibandingkan anak perempuan sejak trimester kedua kehamilan. Dampak dari kelahiran prematur atau berat badan rendah terhadap perkembangan otak anak lebih signifikan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
Sementara dalam sebuah studi kohort prospektif yang dilakukan terhadap anak-anak yang lahir pada usia kehamilan antara 36 hingga 42 minggu, ditemukan bahwa semakin rendah berat badan dan lingkar kepala saat lahir, semakin kecil volume otak mereka ketika berusia 9 hingga 10 tahun.
Dilansir dari laman Reuters, sebuah penelitian terbaru dari Denmark menemukan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan di bawah rata-rata berkaitan dengan tingkat kecerdasan yang lebih rendah, Ibu. Tidak hanya pada masa kecil, hal ini juga berlaku saat usia muda hingga mencapai usia 50 tahun.
Para ilmuwan menemukan perbedaan dalam tingkat kecerdasan antara bayi dengan berat badan rendah dan yang memiliki berat badan normal tetap terjaga hingga usia pertengahan hidup. Berat badan yang lebih besar dikaitkan dengan tingkat kecerdasan yang sedikit lebih tinggi sepanjang masa hidupnya.
"Kami menemukan bahwa keterkaitan antara berat badan lahir dan tingkat kecerdasan tetap konsisten dari masa dewasa muda hingga usia pertengahan," kata penulis utama dari Universitas Kopenhagen, Trine Flensborg-Madsen.
Berat lahir bukan sekadar angka, melainkan tanda penting yang mencerminkan kesehatan perkembangan otak anak di masa depan. Semakin banyak penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir rendah memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan otak. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan menjadi faktor utama dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal. Semoga informasinya bermanfaat ya Bunda.
Pilihan Redaksi
|
Untuk para ibu yang ingin berbagi tentang parenting dan mendapatkan banyak hadiah, ayo bergabung dengan komunitas AdinJavaSquad. Daftar dengan klik diSINI. Gratis!
Posting Komentar