Tools:
Powered by AdinJava

Saham Bank Digital Kembali Naik, Ini Rekomendasi Terbaik

Table of Contents

AdinJava.CO.ID - JAKARTA.Pergerakan saham beberapa bank digital terlihat mengalami kenaikan yang cukup signifikan, setidaknya dalam sebulan terakhir. Bahkan, kenaikannya melebihi saham bank konvensional lainnya, terutamabig banks.

Ambil contoh Perusahaan Tambak Allo Bank Indonesia (BBHI) yang memimpin peningkatan tersebut. Dalam periode sebulan terakhir, harga sahamnya mengalami kenaikan hingga dua digit sebesar 55,32%. Dalam seminggu terakhir, harga sahamnya naik 25,14% dan pada penutupan perdagangan hari ini (15/7), sahamnya meningkat 5,80% menjadi Rp 1.095 per saham.

Peningkatan harga saham juga dirasakan oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO). Harga saham bank yang termasuk dalam ekosistem Grup GoTo naik sebesar 5,29% dalam sebulan terakhir.

Dalam seminggu terakhir, saham ARTO mengalami peningkatan yang signifikan. Harga saham ARTO tercatat meningkat sebesar 5,60%. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham tersebut naik 1,42% menjadi Rp 1.790 per saham.

Berikut adalah beberapa variasi dari teks yang diberikan: 1. Dalam sebulan terakhir, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengalami kenaikan sebesar 3,54%. Selama seminggu terakhir, saham tersebut naik 4,46%, dan pada penutupan perdagangan hari ini, harganya meningkat 1,74% menjadi Rp 234 per saham. 2. Harga saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dalam bulan terakhir naik 3,54%. Pada periode seminggu terakhir, kenaikannya mencapai 4,46%, sedangkan di akhir perdagangan hari ini, saham tersebut bertambah 1,74% ke posisi Rp 234 per saham. 3. Dalam sebulan terakhir, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengalami kenaikan sebesar 3,54%. Sementara itu, dalam seminggu terakhir, sahamnya naik 4,46%, dan pada penutupan hari ini, harga sahamnya meningkat 1,74% menjadi Rp 234 per saham. 4. Saat ini, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) telah naik 3,54% dalam sebulan terakhir. Dalam seminggu terakhir, kenaikannya mencapai 4,46%, dan pada penutupan perdagangan hari ini, saham tersebut meningkat 1,74% ke level Rp 234 per saham. 5. Dalam kurun waktu sebulan terakhir, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengalami kenaikan sebesar 3,54%. Dalam seminggu terakhir, saham tersebut naik 4,46%, dan pada penutupan hari ini, harganya bertambah 1,74% menjadi Rp 234 per saham.

Di sisi lain, saham PT Bank Raya Indonesia (AGRO) tampak tidak mengalami perubahan pada penutupan perdagangan hari ini dibandingkan dengan perdagangan kemarin, berada di level Rp 212, dan dalam sebulan terakhir saham tersebut juga cenderung datar. Sementara itu, dalam seminggu terakhir saham tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,95%.

Selanjutnya, saham PT Bank Amar Indonesia (AMAR) dalam sepekan terakhir tampak datar, tetapi pada penutupan perdagangan hari ini saham tersebut meningkat 0,64% menjadi Rp 158 per saham.

Berbeda dengan saham PT Bank Aladin Syariah (BANK) yang pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penurunan sebesar 2,96% menjadi Rp 820 per saham. Namun, dalam sepekan terakhir saham tersebut hanya naik sedikit sebesar 1,86%.

Analisis dari Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengungkapkan bahwa untuk perusahaan seperti BBYB dan ARTO, saat ini mulai terlihat tanda-tanda awal perubahan arah menuju tren peningkatan.

"Namun belum mencapai tingkat yang signifikan, dan saya tidak melihat pergerakan keduanya terbawa langsung oleh saham-saham bank besar. Dari kelompok bank besar, hanya BBRI dan BRIS yang menunjukkan tanda-tanda teknikal yang mulai membaik kembali. Sisanya masih mengalami tekanan," kata Ekky kepada AdinJava.co.id, Selasa (15/7).

Ekky menjelaskan, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh investor yang ingin memilih saham bank digital. Pertama, periksa apakah bank digital tersebut telah menghasilkan keuntungan atau masih berada dalam tahap menghabiskan modal untuk mendapatkan nasabah. Kedua, menurut Ekky, perhatikan Net Interest Margin (NIM) dan kualitas asetnya, bank dengan NPL (Non-Performing Loan) lebih baik jika rendah.

Berikut adalah beberapa versi parafraze dari teks tersebut: 1. Selanjutnya, periksalah apakah bank tersebut memiliki keterkaitan dan dukungan dari ekosistem yang luas, karena hal ini bisa mempercepat perkembangan bisnis. Terakhir, perhatikan tingkat likuiditas sahamnya, apakah cukup agar dapat diperdagangkan dengan nyaman oleh investor ritel. 2. Lanjutkan dengan mengecek apakah bank tersebut memiliki hubungan dan dukungan dari lingkungan bisnis yang besar, karena hal ini mampu mempercepat pertumbuhan perusahaan. Pada akhirnya, perhatikan juga likuiditas sahamnya, apakah memadai untuk dapat diperjualbelikan secara nyaman oleh investor individu. 3. Selanjutnya, cek apakah bank tersebut memiliki keterkaitan dan dukungan dari ekosistem yang besar, karena hal ini dapat mempercepat pertumbuhan bisnis. Akhirnya, perhatikan likuiditas sahamnya, apakah cukup agar bisa diperdagangkan dengan mudah oleh investor ritel. 4. Setelah itu, pastikan apakah bank tersebut memiliki keterlibatan dan dukungan dari lingkungan bisnis yang luas, karena hal ini bisa mempercepat perkembangan usaha. Terakhir, periksa likuiditas sahamnya, apakah memadai untuk dapat diperdagangkan dengan nyaman oleh investor retail. 5. Berikutnya, periksa apakah bank tersebut memiliki keterkaitan dan dukungan dari sistem yang besar, karena hal ini dapat mempercepat pertumbuhan bisnis. Akhirnya, perhatikan tingkat likuiditas sahamnya, apakah cukup agar bisa diperdagangkan dengan nyaman oleh investor ritel.

"Intinya, yang menjadi perhatian utama saat memilih bank digital adalah bagaimana perkembangan merek dan potensi masa depannya," katanya.

Menurut Ekky, ARTO cukup menarik pada harga saat ini. Jika mampu melewati resisten di Rp 1.850, terdapat peluang penguatan lebih lanjut menuju kisaran Rp 2.000 – Rp 2.100, bahkan hingga Rp 2.300 dalam jangka menengah. Di sisi lain, BBYB disebut baru saja mengalami rebound dan memiliki target teknikal di kisaran Rp 270–Rp 280 untuk jangka menengah.

Selanjutnya, Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas menyatakan bahwa berdasarkan kinerja bank digital pada tahun 2024 mengalami penurunan, sehingga rata-rata saham-sahamnya juga terdampak. Terlebih lagi, saham-saham bank digital dianggap secara valuasi relatif overvalued.

"Masalahnya tidak sebanding dengan kinerja dan arah pergerakan harga sahamnya. Di mana jika empat bank besar tersebut memiliki tren utama yang cenderung naik, berbeda dengan saham bank digital, yang memang dalam tren turun. Wajar karena euforia terkait dinamika COVID-19 sudah berlalu. Jadi wajar saja jika saham bank digital mengalami penurunan. Namun menurutnya, secara valuasi masih tergolong tinggi," ujar Nafan.

Menurutnya, para investor lebih cenderung memilih untuk berinvestasi di saham empat bank besar, karena untuk bank digital secara umum tingkat likuiditasnya masih belum cukup baik jika dibandingkan dengan big four banks.

Bahkan bank digital harus menyelenggarakanrights issueuntuk memperkuat likuiditas, bukan hanya dari pihak emiten itu sendiri, dan memang hal ini juga perlu dilakukan ke depannya karena tujuannya adalah meningkatkan likuiditas. Selanjutnya, sebenarnya aksi korporasi lainnya juga sangat dinantikan oleh para pelaku investor," katanya.

Posting Komentar