Risiko Kelahiran Prematur Terlihat dari Pola Tidur Ibu Hamil
AdinJava - Ibu yang sedang mengandung perlu memperhatikan kebiasaan tidurnya. Ternyata, risiko kelahiran prematur bisa terlihat dari pola tidur ibu hamil.
Kelahiran prematur (PTB), yang biasanya diartikan sebagai kelahiran sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Meskipun beberapa penyebab PTB telah ditemukan, masih banyak yang belum dipahami. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola tidur ibu yang tidak normal telah dikaitkan dengan kelahiran prematur.
Melansir dari Mother.ly,Penelitian yang dilakukan di Universitas Washington di St. Louis menemukan tanda-tanda bahwa kebiasaan tidur yang tidak teratur pada awal kehamilan bisa menjadi indikator untuk memprediksi kelahiran sebelum waktunya.
Mengapa pola tidur ibu yang sedang hamil dapat mengungkapkan risiko kelahiran prematur?
Melansir PubMed, dalam penelitian kohort prospektif ibu-anak di Kreta, Yunani, antara tahun 2007 dan 2009, ditemukan bahwa ibu hamil yang tidur kurang dari 5 jam sehari pada trimester akhir memiliki risiko melahirkan prematur sebanyak 1,7 kali lipat, yang meningkat menjadi 2,4 kali lipat pada kasus tertentu preterm medically indicated, jika dibandingkan dengan ibu hamil yang tidur cukup.
Analisis ini melibatkan 1.091 wanita yang mengalami kehamilan tunggal, yang memberikan informasi lengkap mengenai kebiasaan tidur selama trimester ketiga kehamilan serta hasil persalinan.
Data tersebut telah disesuaikan berdasarkan usia ibu, tingkat pendidikan, jumlah kelahiran sebelumnya, kebiasaan merokok selama kehamilan, dan IMT sebelum hamil.
Sementara dalam penelitian terbaru bulan Juni 2025 di npj Women's Health yang dilansir dari Naturemenunjukkan bahwa variasi dalam pola tidur, seperti waktu bangun atau tidur yang tidak tetap, lebih dapat memprediksi kelahiran prematur dibandingkan durasi tidur rata-rata.
Para peneliti menganalisis data tidur dari 665 peserta yang sedang hamil dan menggunakan alat pemantau.actigraph (perangkat yang dipakai di pergelangan tangan untuk memantau gerakan) selama dua trimester pertama.
Hal ini memungkinkan tim untuk mendapatkan data yang objektif dan terus-menerus, seperti konsistensi jam tidur serta total durasi tidur.
Para ilmuwan menemukan bahwa variasi tidur yang lebih besar, seperti perubahan jam tidur atau durasi tidur yang tidak konsisten, lebih berkaitan dengan kelahiran prematur dibandingkan dengan kualitas atau durasi tidur secara keseluruhan.
Studi menemukan bahwa perubahan kecil dalam pola tidur bisa menjadi indikasi awal dari stres fisiologis selama masa kehamilan.
Para peneliti mengamati kebiasaan tidur yang dikumpulkan sebelum usia kehamilan 20 minggu, jauh sebelum masuk ke trimester ketiga yang biasanya dianggap sebagai periode gangguan tidur.
Sebelumnya, orang sering memperhatikan seberapa sering ibu hamil tidur, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsistensi dalam tidur mungkin memiliki peran yang sama pentingnya, khususnya selama masa kehamilan.
![]() Ilustrasi Seorang Ibu Hamil Tidur/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Moostocker |
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa:
- Orang yang memiliki kebiasaan tidur yang lebih beragam, seperti sering mengubah waktu tidur, waktu bangun, dan lamanya durasi tidur, cenderung memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan secara prematur.
- Meskipun jumlah jam tidur sama, pola tidur yang tidak teratur lebih berpengaruh pada kelahiran prematur dibandingkan dengan tidur yang tidak konsisten.
Berdasarkan penelitian, jam biologis atau ritme sirkadian memiliki peran krusial dalam mengontrol hormon, respons sistem imun, dan proses peradangan. Semua faktor ini sangat penting selama masa kehamilan.
Mengganggu ritme tersebut yang terjadi berulang kali bisa menjadi tanda adanya stres yang dirasakan oleh tubuh, meskipun ibu hamil tidak menyadari hal itu.
Intinya, tubuh bekerja paling optimal ketika memiliki pola tidur yang teratur, bukan tidur yang sempurna, melainkan tanda-tanda yang konsisten.
Tidur selama masa kehamilan tidak sederhana dan bukan hanya disebabkan oleh perut yang membesar serta sering pergi ke kamar mandi di malam hari.
Perubahan hormon, peningkatan metabolisme, serta perubahan pola pernapasan juga dapat memengaruhi seberapa baik ibu hamil mendapatkan istirahat.
Berikut beberapa informasi singkat mengenai tidur pada ibu hamil:
- Ibu yang sedang hamil cenderung tidur lebih banyak, khususnya pada trimester pertama karena meningkatnya kadar progesteron.
- Masalah tidur sering dialami, bahkan pada awal masa kehamilan. Namun, perubahan yang terus-menerus seperti begadang lebih lama dari biasanya atau terbangun beberapa kali, sebaiknya diawasi.
- Masalah kurang tidur telah dihubungkan dalam penelitian sebelumnya dengan diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, serta perubahan suasana hati selama masa kehamilan. Kini, kelahiran prematur juga ditambahkan sebagai risiko tambahan.
- Perubahan pola tidur tidak berarti ibu hamil melakukan kesalahan. Namun, perubahan ini bisa memberikan informasi penting mengenai bagaimana tubuh menghadapi tantangan kehamilan dan memberi tim medis cara lain untuk memberikan bantuan.
![]() |
Tips untuk membuat jadwal tidur yang tetap di awal kehamilan
Menjaga kebiasaan tidur yang teratur selama masa kehamilan mungkin terlihat sulit, namun perubahan kecil bisa memberikan dampak positif. Berikut beberapa cara yang dapat membantu tubuh beradaptasi dengan pola tersebut:
- Tentukan waktu bangun. Meskipun durasi tidur Ibu berubah, bangun pada waktu yang sama setiap pagi dapat membantu menyesuaikan jam biologis.
- Tidurlah dengan cara yang sama setiap malam. Kebiasaan singkat yang menenangkan seperti memadamkan lampu, melakukan peregangan ringan, atau membaca, bisa memberi isyarat pada otak bahwa tidur segera akan tiba.
- Batasi penggunaan layar sebelum tidur. Cahaya biru bisa mengganggu produksi melatonin. Coba aktifkan mode malam atau matikan perangkat 30–60 menit sebelum tidur.
- Hati-hati dengan tidur siang yang mengganggu jadwal Bunda. Istirahat memang diperlukan, namun tidur siang yang terlalu lama atau terlambat dapat menyulitkan ibu hamil untuk tidur pada malam hari.
- Jadilah baik terhadap diri sendiri. Beberapa malam mungkin masih terasa berat, dan itu wajar. Konsistensi tidak berarti sempurna, hanya upaya untuk menemukan pola yang bisa diandalkan oleh tubuh.
Tips di atas bertujuan untuk menciptakan ritme yang dapat dipercaya oleh tubuh selama masa perubahan besar—meskipun beberapa malam masih sulit diprediksi.
Posting Komentar