Pelatihan Pemeliharaan Ternak untuk Peternak Bangkalan oleh FKH Unair

BANGKALAN - Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Jawa Timur menyelenggarakan pelatihan terpadu pembuatan silase probiotik dan perawatan bebek dengan pakan lokal kepada puluhan peternak bebek dan sapi di Desa Perreng, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Senin (14/7/2025).
Kegiatan pengabdian masyarakat diselenggarakan sebagai langkah untuk memperkenalkan teknologi perawatan bebek yang menggunakan bahan pakan lokal.
Selain itu, para peternak yang mewakili 10 kelompok tani juga diberikan inovasi pakan yang ramah lingkungan.
Dengan harapan mampu meningkatkan hasil produksi ternak dengan membuat silase dari rumput lokal yang diberi suplemen probiotik serta pengelolaan reproduksi menuju kemandirian pangan.
"Fokus kami adalah memberikan pelatihan, yaitu memperkenalkan teknologi pakan fermentasi sebagai solusi strategis untuk membentuk bank pakan di tingkat desa, persediaan pakan berkualitas tinggi, serta tahan lama yang sangat dibutuhkan peternak saat musim kemarau," kata Ketua Pengabdian Masyarakat sekaligus Dekan FKH Unair, Prof Dr Mirni Lamid, drh, MP kepada Tribun Madura.
Pelatihan dilaksanakan dengan dukungan penuh dari mitra masyarakat, yaitu Kelompok Ternak Harapan Tiga.
Kelompok ini berperan sebagai pelaku utama dalam penerapan langsung teknologi yang diintroduksi, serta aktif terlibat dalam diskusi, praktik pembuatan silase, dan kunjungan lapangan bersama dua tim pengabdian masyarakat FKH Unair.
Prof Mirni menjelaskan, pembuatan silase memerlukan wadah seperti gentong yang kedap udara untuk menyimpan bahan silase yang telah dipotong dan dikeringkan melalui proses pengeringan agar mengurangi kadar airnya.
"Jika disimpan langsung dalam gentong, silase akan menjadi busuk. Oleh karena itu, silase perlu dijemur dengan cara digantung agar kadar airnya berkurang. Jika memotong pada pagi hari, silase baru dapat dibuat setelah minimal 5 hingga 6 jam agar kadar airnya turun," tambah Prof Mirni.
Selain mengutamakan pengolahan tanaman hijauan dan fermentasi jerami padi, kegiatan ini juga menitikberatkan pada pengelolaan reproduksi sapi yang disampaikan oleh Prof Dr Herry Agoes Hermadi, drh, MSi.
Dalam paparannya, Prof Herry menjelaskan teknik terkait deteksi birahi, pencegahan gangguan reproduksi setelah melahirkan, serta peran penting inseminasi buatan (IB) dalam meningkatkan jumlah ternak betina.
Peternak juga diperkenalkan teknologi perawatan bebek dengan pakan lokal yang terdiri dari dedak, bekatul, dan limbah pertanian yang disampaikan oleh Prof Dr Mohammad Anam Al Arif, drh, MP yang juga menjadi ketua tim kedua.
"Perkembangan unggas lokal di Madura memiliki peluang besar, jika didukung dengan efisiensi biaya pakan dan pengelolaan perawatan yang tepat," singkat Prof Mohammad Anam.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Ir Iskandar Ahadiyat melalui Sekretaris drh Siti Sumirah menegaskan tekad pemerintah untuk terus mendukung kelangsungan program lintas sektor ini.
"Kami melihat masyarakat peternak sangat antusias, terjadi komunikasi timbal balik antara rombongan dari FKH Unair dan para peternak. Kami berharap kegiatan semacam ini dapat berkelanjutan agar mampu meningkatkan pemahaman masyarakat peternak mengenai pembuatan silase bahan hijauan lokal dengan penambahan probiotik serta pengelolaan reproduksi menuju kemandirian pangan," singkat drh Sumirah.
Sementara Kepala Desa Perreng, Ahmad Fauzi menyatakan sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas kedatangan tim dari FKH Unair serta Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan yang memberikan pelatihan kepada warga peternak.
"Mayoritas masyarakat kami sekitar 75 persen adalah peternak bebek, beberapa warga lainnya juga beternak sapi dan kerbau. Untuk pakan, selama ini menggunakan cara tradisional, yaitu diberi dedak beras dicampur konsentrat atau pur. Secara umum, komposisi pemberian pakannya tidak teratur, alhamdulillah ini bagus karena kami bisa memahami kondisinya," ujar Fauzi.
BACA BERITA AdinJavaLAINNYA DIGOOGLE NEWS
Posting Komentar