Tools:
Powered by AdinJava

Obligasi Korporasi Menggema di Semester I-2025, Bagaimana Harapan Paruh Kedua?

Table of Contents

AdinJava - JAKARTA. Penerbitan opencairan obligasi perusahaan pada semester pertama 2025 tercatat cukup tinggi. 

Menurut data Pefindo, total nilai penerbitan obligasi perusahaan selama triwulan pertama 2025 mencapai Rp 90,90 triliun. Angka ini meningkat 48,31% dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.

Masa depan, penerbitan surat utang perusahaan di semester kedua tahun 2025 diperkirakan semakin meningkat. Hal ini karena jumlah yang jatuh tempo pada paruh kedua mencapai Rp 96,43 triliun, dari total sebesar Rp 161,22 triliun sepanjang tahun 2025.

Fixed Income Analyst Pefindo, Ahmad Nasrudin menyebutkan, peningkatan ini dipicu oleh tingginya permintaan pendanaan ulang atau refinancing perusahaan, seiring dengan jatuh tempo surat utang.

"Selain itu, kebutuhan modal kerja tetap akan besar," ujarnya beberapa waktu lalu.

Tren penurunan suku bunga saat ini dianggap sebagai faktor pendorong bagi penerbitan obligasi yang lebih hemat, serta meningkatnya prospek bisnis pada semester kedua.

Karena biaya dana yang lebih murah memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan leverage Ahmad menyatakan, hal ini pada akhirnya memungkinkan para investor untuk mengajukan premi yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

Selain itu, tingkat bunga yang lebih rendah berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan

permintaan bisnis. Kondisi ini akan meningkatkan permintaan terhadap produk dan layanan, yang pada akhirnya memberikan dampak positif terhadap pendapatan.

Kepala Ekonom BCA, David Sumual juga mengamati, kenaikan penerbitan obligasi pada semester I-2025 telah diprediksi oleh pasar, mengingat penerbitan yang sebelumnya terbatas pada beberapa kuartal sebelumnya.

Oleh karena itu, ia memperkirakan kenaikan volume kemungkinan tidak akan terlalu memengaruhi stabilitas pasar obligasi perusahaan lokal.

Kondisi rupiah yang stabil, menurut David, turut memperkuat kebijakan pembelian asing di pasar obligasi. “Sehingga tingkat pengembalian bisa tetap terjaga meskipun permintaan dari sektor asuransi dan dana pensiun lokal diperkirakan mengalami penurunan,” tambahnya.

Senada, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengamati, meskipun biaya penerbitan menurun, minat obligasi perusahaan terhadap investor tetap kuat.

Hal ini mengingat spread yang ditawarkan surat utang perusahaan terhadap surat utang negara (SUN) tetap menarik, khususnya untuk surat utang dengan peringkat investment grade

Josua memperkirakan proyeksi kupon obligasi korporasi hingga akhir tahun akan mengalami penurunan yang rendah. "Namun, masih cukup menarik bagi investor dengan perkiraan penurunan kupon sekitar 25-40 basis poin," tambahnya.

Di sisi lain, Suhindarto, Kepala Divisi Penelitian Ekonomi PEFINDO, melihat bahwa peluang untuk prospek obligasi perusahaan di semester II-2025 terlihat semakin terbuka mengingat situasi volatilitas kurs dan suku bunga global. Dengan demikian, perusahaan cenderung lebih memilih mencari sumber pendanaan dalam negeri.

Ketersediaan dana lembaga keuangan juga berperan sebagai pemicu. Dilihat dari tren yang terjadi saat ini, ketersediaan dana perbankan semakin ketat.

"Melihat tahun-tahun sebelumnya, bila likuiditas semakin ketat, penerbitan obligasi perusahaan juga akan meningkat," ujar Suhindarto, Selasa (15/7).

Karena penyaluran kredit yang besar, bank membutuhkan dana tambahan. Akhirnya, hal ini mendorong penerbitan di sektor perbankan.

Sejak awal tahun hingga bulan Juni, sektor perbankan menjadi yang ketiga terbesar dalam penerbitan surat utang, dengan total sebesar Rp 15,5 triliun. Di atasnya, terdapat sektor pulp dan kertas yang mencapai Rp 20 triliun, disusul oleh multifinance yang mencapai Rp 17,8 triliun.

Suhindarto mengatakan, sektor keuangan masih akan menjadi penggerak utama penerbitan surat utang pada semester kedua tahun 2025. Sektor perbankan danmultifinance, dianggap masih akan terus menerbitkan surat utang hingga akhir tahun.

Kemungkinan akan diikuti oleh perusahaan induk atau holding company yang juga diperkirakan akan menghasilkan penerbitan yang cukup banyak pada semester kedua ini," tambahnya.

Posting Komentar