Lebih Baik Tanyakan Ini Daripada 'Mau Jadi Apa?' ke Anak, Kata Ahli
Pertanyaan seperti "Ingin jadi apa ketika besar nanti?" memang terdengar biasa. Namun, ternyata kalimat tersebut bisa menimbulkan beban pada anak.
Mengutip dari laman The Guardian, mantra semacam ini justru tidak selalu mencerminkan kenyataan dari mimpi anak-anak dan dapat menimbulkan beban tertentu. Anak menjadi merasa harus memenuhi harapan yang mungkin tidak sesuai dengan keinginannya.
Akibatnya, Si Kecil berkembang dengan perasaan cemas dan takut akan kegagalan. Dengan demikian, Ibu dapat memperkuat rasa percaya diri anak melalui hal-hal yang disukainya.
Mereka juga akan berkembang dengan semangat untuk belajar, bukan rasa takut gagal memenuhi harapan. Dengan demikian, proses perkembangan anak akan terasa lebih menyenangkan bagi mereka.
Jangan terburu-buru bertanya tentang karier anak, biarkan dia menikmati setiap tahap dalam perjalanan hidupnya.
Dikutip dari laman Parents, banyak pakar parentingkini menyarankan agar orang tua tidak terburu-buru bertanya tentang karier anak. Justru, anak memerlukan ruang untuk menjelajahi hal-hal yang membuat mereka antusias saat ini. Fokus pada saat ini membantu mereka memahami diri sendiri tanpa tekanan masa depan.
Alih-alih memprioritaskan ambisi jangka panjang, Bunda dan Ayah dapat memulai dengan berbincang santai mengenai kegiatan yang mereka sukai. Tanyakan hal-hal yang membuat mereka bahagia, bangga, atau tertarik dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan ini memberikan anak kesempatan untuk mengidentifikasi minat dan kemampuan mereka secara alami. Mereka belajar berkembang tanpa tekanan untuk segera mengetahui apa yang ingin dicapai.
Anak akan lebih percaya diri karena merasa didengar dan dihargai. Lingkungan yang mendukung seperti ini jauh lebih baik untuk perkembangan mereka.
Ini pertanyaan alternatif yang lebih bermanfaat menurut ahli
Melansir dari Business Insider, terdapat pertanyaan alternatif yang jauh lebih bermanfaat dan tidak memberatkan anak. Menurut ahli, pertanyaan ini dapat membantu anak memahami dirinya dengan lebih baik.
1. Bantu anak dalam bekerja dan mengambil tanggung jawab
Membantu anak dalam bekerja bukan berarti mendorong mereka menjadi dewasa terlalu cepat, Ibu. Justru hal ini bisa menjadi cara untuk mengajarkan tanggung jawab secara bertahap.
Ibu dapat memulai dengan pertanyaan yang mendorong anak untuk mengembangkan kemandiriannya. Misalnya, "Apa hal baru yang ingin kamu coba untuk belajar mandiri?"
Melalui pengalaman kerja, anak dapat belajar mengatur waktu, menghargai usaha, serta mengembangkan semangat kerja. Ketika mereka menghadapi tantangan, Ibu juga bisa menjadi pendamping yang mendukung.
2. Ajarkan anak cara mengatur keuangan mereka
Mengajarkan remaja cara mengatur keuangan merupakan bagian penting dalam tahap menuju dewasa. Dari pekerjaan pertama mereka, mulai memahami makna tanggung jawab keuangan.
Biarkan anak belajar dari kesalahan keuangan sejak awal, seperti pengeluaran yang berlebihan atau lupa untuk menyisihkan uang. Pengalaman tersebut akan membantu mereka menjadi lebih cerdas dalam mengatur keuangan di masa depan.
Ibu dapat memulai dengan pertanyaan sederhana yang menggugah kesadaran akan tanggung jawab keuangan. Misalnya, "Jika kamu memiliki uang sendiri, apa yang ingin kamu lakukan dengan uang tersebut?"
3. Berhenti membantu secara terlalu cepat
Salah satu kejadian yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah ketika Ibu terlalu cepat campur tangan saat anak menghadapi kesulitan. Padahal, tidak semua tantangan harus langsung diatasi oleh orang tua.
Terlalu sering diselamatkan justru menghambat kemampuan anak dalam menghadapi tantangan. Akhirnya, mereka berkembang tanpa keterampilan penting untuk menyelesaikan masalah secara mandiri.
Ibu dapat bertanya seperti ini, "Jika kamu menghadapi kesulitan, apa yang ingin kamu coba terlebih dahulu sebelum meminta bantuan?" Pertanyaan ini membantu anak dalam mengambil keputusan sendiri.
4. Biarkan anak bereksplorasi
Ibu mungkin sering merasa perlu mengajak anak untuk fokus pada satu atau dua aktivitas saja dan meminta hasil yang terbaik. Namun, pola pikir demikian dapat membuat anak kehilangan ruang untuk mengeksplorasi dengan sehat.
Meskipun tidak ada yang salah jika anak ingin mencoba berbagai hal, meski belum menjadi yang terbaik. Contohnya, anak menghentikan kegiatan olahraga karena merasa tidak sesuai, bukan berarti ia malas, Bu.
Untuk mendukung eksplorasi yang sehat, Ibu dapat memulai dengan pertanyaan yang memberi anak kebebasan untuk mengenali minatnya sendiri. "Apakah ada hal baru yang ingin kamu coba belakangan ini?"
5. Berikan tanggung jawab dalam lingkungan rumah tinggal
Ibu, jangan meremehkan pekerjaan rumah tangga yang tampak biasa. Memberikan tanggung jawab harian kepada anak justru dapat membantu mereka menjadi pribadi yang lebih disiplin.
Melalui tugas-tugas seperti merapikan tempat tidur atau menyapu lantai, anak-anak belajar tentang kerja sama, kebersihan, serta makna tanggung jawab. Hal ini menjadi bekal yang sangat penting bagi kehidupan mereka di masa depan.
Jika Ibu ingin anak tumbuh menjadi orang dewasa yang mampu mengelola dirinya sendiri, berikan mereka kesempatan untuk belajar dari hal-hal kecil. Aktivitas sederhana dapat menjadi bekal penting sebelum anak menghadapi dunia luar.
Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, Ibu dapat mengajukan pertanyaan yang membuat anak merasa terlibat. "Dari semua tugas rumah tangga, mana yang paling kamu sukai atau membuatmu merasa bermanfaat?"
6. Anak akan menemukan jalan yang tepat bagi dirinya sendiri
Terkadang orang tua terlalu memperhatikan mengarahkan anak untuk menentukan impian besar sejak dini. Biarkan anak mengalami proses belajar, menghadapi kegagalan, dan menemukan cara sendiri.
Ibu dapat mengajukan pertanyaan yang memicu refleksi agar anak memahami makna menjadi dewasa. "Menurutmu, apa saja yang membuat seseorang dianggap sudah dewasa?"
Dengan bantuan dan dukungan dari Ibu, anak akan berkembang lebih tangguh. Mereka juga belajar bahwa menjadi dewasa tidak hanya terkait dengan pekerjaan, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi kehidupan dengan bijaksana.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk joinkomunitas AdinJavaSquad. Daftar klikdi SINI. Gratis!
Posting Komentar