Tools:
Powered by AdinJava

Ketidakpastian Tarif Menurun, BI Tunggu Keputusan The Fed Soal Pemangkasan Suku Bunga?

Table of Contents

AdinJava, JAKARTA — Ketidakpastian tarif Trump, salah satu alasan Bank Indonesiamenjaga suku bunga acuan pada bulan sebelumnya, mulai menurun setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prabowo Subianto mencapai kesepakatan di tingkat 19%.

Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja menganggap bahwa meskipun demikian, Bank Indonesia tetap akan mempertimbangkan sinyal pengurangan suku bunga Fed Fund oleh Federal Reserve atau The Fed, yang diperkirakan terjadi pada bulan September.

Enrico memperkirakan pemangkasan untuk BI Rateakan terjadi pada bulan Agustus. Untuk bulan ini, ia tetap memperkirakan suku bunga acuan tetap berada di tingkat 5,50%.

"Dari perkembangan semalam, sangat mungkin BI akan mengurangi hari ini. Pertimbangan kami tidak hanya terbatas pada suku bunga, tetapioutlookkapan The Fed akan kembali memangkas," katanya kepadaBisnis, Rabu (16/7/2025). 

Senada, Ekonom Utama PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengungkapkan bahwa BI kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada tingkat 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur hari ini.

"Meskipun kesepakatan tarif ini mengurangi ketidakpastian pasar secara signifikan, BI cenderung tetap waspada," katanya.

Mengingat, dampak positif dari perjanjian ini terhadap dasar ekonomi dalam negeri—khususnya inflasi inti dan neraca perdagangan—baru akan terlihat secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.

Selain itu, situasi luaran tetap membutuhkan kewaspadaan yang tinggi, mengingat perubahan geopolitik global serta kebijakan moneter The Fed yang masih berfluktuasi.

Dalam hal kapan waktu penurunan, Josua memiliki pandangan berbeda dengan Enrico. Josua menganggap peluang penurunan suku bunga acuan oleh BI akan terbuka lebar pada kuartal berikutnya, asalkan kesepakatan ini diterapkan secara efektif, ekspor dan investasi mulai meningkat, serta tekanan luar kembali berkurang dengan lebih meyakinkan.

Sinyal Pengurangan Kuantitas Aset oleh The Fed pada Bulan September

Sebelumnya, risalah rapat kebijakan moneter bulan Juni yang diterbitkan pada hari Rabu (9/7/2025) menunjukkan adanya perbedaan pendapat yang cukup besar mengenai pemangkasan yang perlu dilakukan, berasal dari berbagai pandangan terkait dampak tarif terhadap inflasi.

Mayoritas peserta rapat menganggap tarif berpotensi menyebabkan dampak inflasi yang lebih lama, sedangkan sebagian lainnya memprediksi hanya akan mengakibatkan kenaikan harga sekali saja tanpa memengaruhi harapan inflasi jangka panjang.

Bank Pusat dijadwalkan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 29–30 Juli 2025. Berdasarkan harga kontrak berjangka, para pelaku pasar saat ini memprediksi penurunan suku bunga pertama akan dilakukan pada bulan September.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sering menyampaikan bahwa bank sentral berencana untuk mengendurkan kebijakan moneter lebih lanjut setelah dua kali pemotongan dalam tahun ini, sambil menekankan bahwa waktu pemangkasan bergantung pada situasi global dan stabilitas rupiah.

Rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS sejak pertemuan kebijakan moneter Bank Indonesia bulan lalu, karena melemahnya dolar secara umum dan aliran modal asing yang masuk ke obligasi domestik. Namun, mata uang ini baru-baru ini sedikit melorot dari penguatannya akibat ketegangan tarif dan tetap menjadi yang terlemah di kawasan, turun hampir 1% terhadap dolar.AS year-to-date.

Melihat pergerakan rupiah sejak pertemuan RDG terakhir, 18 Juni 2025, nilai tukar JISDOR berada pada posisi Rp16.319 per dolar AS. Namun, pada hari ini, 15 Juli 2025, nilai tukar JISDOR mengalami penguatan hingga mencapai tingkat Rp16.218 per dolar AS.

Sementara mengutip Bloomberg,Pukul 09.03 WIB, rupiah mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (16/7/2025), di posisi Rp16.266,50 per dolar AS atau turun sebesar 0,10%. Sementara itu, indeks dolar AS juga mengalami penurunan ke tingkat 98,54.

Posting Komentar