Jaga Kesehatan Mental dengan 3 Hal Ini

Pemeliharaan Kesehatan Mental Manusia, Penuhi 3 Hal Berikut Ini
Ditulis oleh: Yuyun Suminah, A. Md
(Seborang Guru di Karawang dan Penggiat Literasi)
Memiliki tubuh yang sehat adalah keinginan setiap orang, merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dirawat. Segala faktor yang dapat mengganggu kesehatan terus diperkecil, jika mungkin dihilangkan.
Banyak faktor yang dapat merusak kesehatan fisik maupun mental, seperti narkoba, minuman beralkohol, dan benda terlarang lainnya. Namun, kenyataannya menjaga kesehatan bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, barang haram seperti narkoba dan miras kini mudah ditemukan, bisa diakses tidak hanya oleh kalangan tertentu dan memiliki lingkungan sosial yang tinggi. Mereka yang hidupnya pas-pasan pun bisa tergoda untuk mengonsumsi barang haram tersebut.
Tantangan narkoba di negara ini tetap menjadi ancaman besar bagi generasi muda, meskipun perang melawan narkoba terus diperdengarkan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data BNN (Badan Narkotika Nasional), sebanyak 2,2 juta remaja di Indonesia diketahui menggunakan narkoba (kemenkes.go.id 13 Januari 2025).
Kasus penyelundupan masih terjadi, pada 13 Mei 2025 TNI AL berhasil mengamankan 1,9 ton narkoba yang dibawa oleh warga negara asing dari Thailand dan Myanmar melalui perairan Indonesia yaitu selat Durian, Riau.
Tingkat kasus narkoba terus meningkat setiap tahunnya meskipun bahaya dari barang ilegal ini sudah diketahui oleh banyak orang, baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Dampak negatif narkoba terhadap kesehatan fisik meliputi kerusakan pada otak, hati, paru-paru, dan organ lainnya.
Sementara itu, risiko terhadap kesehatan mental meliputi gangguan kecemasan dan depresi. Adapun, gangguan kesehatan mental pada kondisi saat ini merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti gaya hidup yang semakin hedonis dan liberal, tekanan ekonomi yang semakin berat, serta diperparah oleh kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama.
Pengurangan peran agama dalam kehidupan sehari-hari, di mana agama dalam sistem yang berlaku saat ini, yaitu kapitalisme, merupakan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan (sekuler). Peran agama hanya terbatas pada pengaturan ibadah ritual saja, sedangkan dalam mengatur kehidupan sehari-hari agama tidak memiliki peran sama sekali. Aturan yang digunakan dalam kehidupan berasal dari ciptaan manusia. Yang kita ketahui, manusia memiliki keterbatasan dalam menyelesaikan masalah.
Sehingga, semakin menjauhkan masyarakat dari agamanya, mereka tidak memiliki pegangan untuk memperkuat psikis atau mentalnya bahwa segala aktivitas manusia diatur oleh aturan agama. Ini menunjukkan bahwa Sistem kapitalisme gagal dalam mengatasi masalah narkoba dan penurunan ekonomi yang semakin menjadi faktor pemicu depresi, kecemasan, rasa takut berlebihan, dan sebagainya. Ternyata, untuk mengatasi hal ini tidak cukup hanya dengan rehabilitasi atau pengobatan psikiater saja.
Lalu bagaimana peran agama dalam menjaga kesehatan mental masyarakat? Dalam sistem Islam, peran agama tidak hanya terbatas pada ibadah ritual, tetapi juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mengatur bidang pendidikan, pergaulan, ekonomi, hukum, dan lainnya, termasuk menjaga kesehatan mental.
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan hasil bumi. Dan berikanlah kabar baik kepada orang-orang yang sabar." (TQS. Al-Baqarah: 155)
Seharusnya seorang muslim percaya pada ayat di atas, sehingga Insyaallah dapat terhindar dari gangguan kesehatan mental atau tekanan pikiran. Berikut adalah mekanisme Islam dalam mengatasi kecemasan atau menjaga kesehatan mental masyarakat:
1. Menjaga Ketaatan
Ketaatan berarti memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta, yaitu Allah SWT, selain menjalani semua aturan ibadah sesuai ajaran agama. Dari ketaatan ini akan muncul keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya. Termasuk meyakini bahwa apa pun yang terjadi saat ini sudah ditentukan oleh-Nya, termasuk baik dan buruknya semuanya berasal dari-Nya dan pasti mengandung hikmah yang dapat kita ambil.
Mencari ilmu agama menjadi jalan bagi seseorang untuk memahami hukum halal dan haram dalam setiap kegiatannya.
2. Informasi
Semua data yang disampaikan oleh sistem Islam kepada masyarakat akan diawasi. Seperti bahaya besar narkoba, minuman keras, dan benda ilegal lainnya terhadap tubuh dan pikiran. Jika informasi tersebut dapat memicu rasa cemas, takut berlebihan, atau stres, maka informasi tersebut tidak akan disebarkan ke publik, hanya diberikan kepada lembaga terkait. Apalagi beredarnya berita palsu yang membuat masyarakat sulit membedakan mana informasi yang benar.
3. Mencukupi Kebutuhan
Selama menjalani kehidupan, segala kebutuhan masyarakat akan terpenuhi mulai dari makanan, pakaian, dan tempat tinggal, karena penurunan kesehatan mental lebih sering disebabkan oleh ketidakcukupan kebutuhan pokok.
Semua ini tidak terlepas dari peran seorang pemimpin, karena pemimpin bertanggung jawab sepenuhnya dalam membahagiakan rakyatnya, melindungi, menjaga dari berbagai celah kerusakan baik secara fisik maupun psikis, termasuk menjaga kesehatan mental di tengah masyarakat.
"Pemimpin (Khalifah) merupakan pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengelolaan kepentingan rakyatnya." (HR al-Bukhari)
Semua ini hanya terdapat dalam sistem Islam, sebuah sistem yang aturannya sempurna dan utuh mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar, dari masalah kecil hingga yang rumit. Oleh karena itu, peran agama sangat penting dalam kehidupan, menjaga kesehatan mental dengan tiga poin, yaitu menjaga ketaatan, informasi, dan kebutuhan, bertujuan untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Wallahualam.
Posting Komentar