Ingin Kuliah di Tiongkok atau Taiwan? Ratusan Beasiswa Tersedia untuk Warga Indonesia

AdinJava- Kesempatan untuk melanjutkan studi di luar negeri kini semakin terbuka luas. Dalam situasi tantangan ekonomi dan persaingan global, akses terhadap pendidikan berkualitas menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas studi ke luar negeri semakin meningkat, khususnya ke negara-negara Asia seperti Tiongkok dan Taiwan yang mulai dianggap sebagai tujuan pendidikan berkualitas. Peningkatan ini tidak lepas dari biaya pendidikan yang relatif murah, perkembangan riset dan teknologi, serta kerja sama strategis antara negara-negara Asia dengan Indonesia.
Banyak lembaga di Tiongkok dan Taiwan menyediakan program pendidikan internasional serta berbagai jenis beasiswa untuk siswa luar negeri. Keadaan ini memberikan peluang baru bagi pemuda Indonesia dalam memperoleh gelar akademis sekaligus memperluas wawasan budaya dan karier mereka.
Namun, tantangan seperti biaya kehidupan, kemampuan berbahasa, serta akses terhadap informasi masih menjadi hambatan utama bagi sebagian besar pelajar Indonesia. Banyak di antara mereka akhirnya tidak bisa berangkat karena kurangnya dukungan finansial atau persiapan yang belum cukup matang.
Di sinilah peran program pendukung yang terorganisir, jelas, dan mampu mencapai lebih banyak orang menjadi sangat penting. Mengingat kebutuhan ini, beberapa pihak mulai membuka akses pendidikan lintas batas. Salah satunya adalah ABCDE, inisiatif yang dipimpin oleh Aristia Chen, pendiri sekaligus CMO Mazuta Group, yang bertujuan untuk mengirim 1.000 warga Indonesia belajar ke Tiongkok dan Taiwan.
"Program ini mampu memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi muda melalui pendidikan, khususnya bagi yang tertarik untuk kuliah di China dan Taiwan," kata Aristia dalam pernyataannya yang ditulis, Senin (14/7).
Inspirasi dari program ini berasal dari pengalaman pribadi Aristia yang pernah menempuh studi di Taiwan, tetapi harus berhenti di tengah jalan. "Namun, karena alasan tertentu, saya harus menghentikan studi di tengah jalan. Meskipun tidak bisa menyelesaikan pendidikan formal, saya menyadari bahwa pendidikan memiliki kemampuan untuk membuka banyak peluang," ujarnya.
Dengan mengacu pada nilai Society 5.0, Aristia berupaya menciptakan ekosistem yang memungkinkan siapa saja untuk ikut serta dalam mengembangkan akses pendidikan. Padabatch pertama, 150 peserta bootcampakan di seleksi menjadi 20 penerima sertifikasi nasional serta 5 hingga 10 orang yang mendapatkan pendanaan untuk studi luar negeri.
Berbeda dengan program sejenis, ABCDE tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga menawarkan proses seleksi yang berfungsi sebagai sarana pengembangan diri, mulai daribootcampintensif, sertifikat nasional yang sah, hingga pelajaran Bahasa Mandarin secara menyeluruh dan tanpa biaya," jelas Aristia.
Ia menambahkan, pemilihan Tiongkok dan Taiwan sebagai tujuan awal program ini didasarkan pada kemajuan pendidikan dan penelitian di kedua negara tersebut. "Selain itu, terjadi peningkatan investasi Tiongkok terhadap" research and development atau riset dan pengembangan (R&D) dari tahun 2020 hingga 2024. Lembaga pendidikan tinggi mengalokasikan 8,3 persen anggaran untuk R&D senilai CNY 275,33 miliar," katanya.
Pendaftaran dimulai melalui Google Form dengan commitment fee Rp 500.000. Peserta mengikutibootcampberani menghabiskan dua bulan dan memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke pelatihan bahasa serta persiapan keberangkatan.
Feedikembalikan apabila kehadiran melebihi 80 persen. Program ini ditujukan bagi lulusan SMA/SMK yang belum memiliki gelar sarjana, memiliki pengalaman kerja paling sedikit dua tahun, dan tidak sedang menerima beasiswa lain.
"Sementara, kriteria penerima beasiswa baik untuk program gelar maupun non-gelar, antara lain lulusan SMA/SMK/sederajat, warga negara Indonesia, belum memiliki gelar Sarjana (S1)/Sarjana Terapan (D4), memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun setelah lulus SMA, serta tidak sedang menerima beasiswa lain saat mendaftar dan selama masa penerimaan beasiswa ini," ujar Aristia.
Posting Komentar