FBI Peringatkan: Hacker Bisa Tiru Suara Keluarga dengan AI

FBI mengeluarkan peringatan bahwa hackerpelaku penipuan memanfaatkan teknologi AI untuk meniru suara anggota keluarga calon korban hingga pejabat pemerintah.
Dua tokoh paling tua dalam pemerintahan Amerika, yaitu Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan kepala staf Gedung Putih, suaranya direplikasi dengan menggunakan teknologi AI dalam beberapa minggu terakhir.
Sekarang ini lebih mudah dan cepat untuk meniru suara seseorang dengan menggunakan alat berbasis kecerdasan buatan. Cukup membutuhkan suara seseorang selama kurang dari 15 detik untuk menghasilkan suara tiruan yang dapat diandalkan," ujar Kepala Eksekutif SocialProof Security, perusahaan yang melatih orang-orang agar bisa bertahan terhadap serangan siber, Rachel Tobac, dilansir dariCNN Internasional, Minggu (13/7).
"Hanya enam bulan yang lalu, saya memerlukan rekaman suara seseorang yang jelas selama satu hingga dua menit tanpa suara latar atau musik untuk membuat suara tiruan yang bisa dipercaya. Kini, hanya dalam hitungan detik," tambah Tobac,
- Warga Denmark Dapat Menerima Ganti Rugi Jika Wajahnya Digunakan dalam Konten AI
- Tuan AI Geoffrey Hinton: Pekerja Bersih Saluran Sulit Digantikan Oleh Kecerdasan Buatan
- Pendiri Microsoft Bill Gates Akan Menjaga Ayam Jika Kehilangan Kekayaannya, Ini Penjelasannya
Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengungkapkan bahwa penipuan dengan cara meniru suara kini sudah menjadi hal yang biasa di Amerika. "Beberapa hari setelah menjabat sebagai menteri, saya mendapat panggilan dari menteri luar negeri negara lain yang bertanya apakah saya baru saja mengirim pesan teks," ujarnya. "Ini adalah kenyataan abad ke-21, dengan adanya AI dan berbagai hal palsu yang terjadi."
Dalam kasus Rubio, seorang penipu menghubungi paling sedikit lima orang, termasuk tiga menteri luar negeri, seorang gubernur, dan seorang senator. Pelaku penipuan tersebut membuat akun diplatformPesan Signal pada pertengahan Juni menggunakan nama akun ‘marco.rubio@state.gov’.
Seorang aktor meninggalkan pesan suara melalui Signal kepada setidaknya dua orang yang menjadi sasaran, dan dalam satu kejadian, mengirim pesan teks yang memanggil orang tersebut untuk berkomunikasi via Signal," demikian dilaporkan dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Amerika.
Kepala Teknologi McAfee, perusahaan keamanan siber, Steve Grobman mengungkapkan yang paling menimbulkan kekhawatiran dari klona saat ini, yaitu didukung oleh teknologi AI. "Profesional yang terlatih pun bisa tertipu, terutama ketika suara yang dikenal mengajukan permintaan mendesak," kata Grobman.
"Inilah alasan mengapa kita memerlukan alat yang lebih canggih untuk membantu orang membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Kita tidak lagi dapat mengandalkan insting kita sendiri," tambah Grobman.
FBI juga memberikan peringatan pada bulan Mei, bahwa pelaku penipuan tidak dikenal berpura-pura menjadi pejabat tinggi Amerika untuk menargetkan kontak mereka di pemerintahan. Tujuannya adalah membangun hubungan yang baik dengan korban agar bisa mengakses akun online dan kemudian mencuri informasinya.
Dilansir dari The Hill, FBI menyatakan bahwa kejahatan penipuan menggunakan teknik penyamaran suara berbasis AI telah terjadi secara besar-besaran sejak April, dilakukan melalui pesan teks maupun panggilan suara.
"Jika Anda menerima pesan yang mengklaim berasal dari pejabat tinggi Amerika Serikat, jangan langsung menganggapnya asli," demikian peringatan FBI, seperti dilaporkan The Hill pada bulan Mei.
Akses ke akun pribadi atau resmi yang dikelola oleh pejabat Amerika Serikat bisa dimanfaatkan untuk menargetkan pejabat pemerintah lainnya, serta rekan dan hubungan mereka, dengan memanfaatkan informasi kontak yang dapat dipercaya yang mereka dapatkan. Data kontak yang didapat melalui tindakan penipuan sosial juga bisa digunakan untuk berpura-pura sebagai kontak tertentu guna memperoleh informasi atau uang," tambah FBI.
FBI juga memberi peringatan kepada masyarakat agar waspada terhadap modus penipuan dengan menggunakan teknologi AI untuk meniru suara. Badan Investigasi Federal Amerika ini juga memberikan saran untuk menghindari tindakan kriminal tersebut, antaranya:
Mengecek identitas seseorang dengan memeriksa nomor, organisasi, atau nama orang yang menyatakan telah mengirim pesan tersebut.
Pastikan bahwa pemilik asli nomor telepon individu tersebut dan verifikasi identitasnya secara mandiri, misalnya dengan bertanya hal-hal yang hanya diketahui oleh orang yang mungkin meniru suaranya.
Perhatikan ekspresi dan pemilihan kata dalam pesan suara untuk membedakan antara panggilan telepon atau pesan suara yang asli dari kontak yang dikenal dengan klona suara yang dibuat oleh AI, karena keduanya bisa terdengar sangat mirip.
"Konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan telah berkembang sangat pesat hingga seringkali sulit untuk dikenali," ujar FBI.
Posting Komentar