Dedi Mulyadi Kritik Gubernur Soal Study Tour, Jangan Jadikan Anak Sebagai Objek Ekonomi

AdinJava - Dedi Mulyadi mengkritik kepala daerah di Jawa Barat yang mengizinkan kegiatan study tour. Gubernur tersebut menyatakan agar jangan menjadikan siswa sekolah sebagai objek ekonomi.
Di akun TikTok Dedi Mulyadi, gubernur ini menyampaikan pendapatnya mengenai beberapa kepala daerah di Jawa Barat yang memperbolehkan kegiatan study tour. Dedi merasa bahwa pihak-pihak tersebut merasa cemas hingga akhirnya kembali menerapkan aturan yang sebelumnya dilarangnya.
Beberapa bupati dan wali kota yang menjadi destinasi wisata yang diatur dalam study tour mengalami ketidakpastian sehingga cenderung kembali menerapkan study tour di sekolah-sekolah dengan berbagai persyaratan, kata Dedi Mulyadi.
Berdasarkan hal tersebut, Dedi menyampaikan bahwa menganggap anak sekolah sebagai objek peningkatan pariwisata adalah tindakan yang menurutnya tidak sesuai dengan pemikiran akademis dan etika. Hal ini karena Dedi berpendapat bahwa anak sekolah tidak boleh dijadikan objek ekonomi.
"Inilah mengapa saya melarang mereka menjadi objek perdagangan LKS, objek perdagangan buku, objek perdagangan pakaian seragam, karena hal tersebut sudah menjadi barang material," ujar Dedi Mulyadi.
Dedi kemudian menyatakan tindakan tersebut merupakan bentuk penyalahgunaan untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, menurutnya, hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan pendidikan.
Berikut beberapa saran yang diberikan Dedi untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke daerah tersebut. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pemerintah setempat perlu melakukan perbaikan di berbagai aspek agar pariwisata bisa menarik minat wisatawan.
"Jika semua hal dilakukan, wilayahnya teratur, bersih, para pedagangnya jujur, tidak ada pungutan liar, tercipta rasa aman, serta infrastruktur dibangun agar tidak terjadi kemacetan panjang pada musim kunjungan," kata Dedi.
"Jika semuanya dikembangkan oleh kita semua, termasuk oleh gubernur, bupati, dan wali kota, maka tidak perlu khawatir wisatawan akan datang secara berbondong-bondong, karena mereka merasa nyaman," tambahnya.
Mengutip dari Kompas.com, beberapa kepala daerah di Jawa Barat yang memberikan izin untuk kegiatan study tour, antara lain Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Ia menyatakan bahwa kegiatan tersebut diperbolehkan selama tidak terkait dengan penilaian akademik siswa.
Wali kota ini bahkan tidak akan melarang sekolah-sekolah di Bandung yang ingin mengadakan kunjungan belajar ke luar provinsi. Selain itu, dia juga akan menerima dengan tangan terbuka jika ada sekolah dari luar daerah datang ke Bandung untuk belajar.
Pejabat berikutnya adalah Wali Kota Cirebon, Effendi Edo. Ia menyatakan tetap akan memberikan izin kepada sekolah-sekolah di wilayahnya untuk melaksanakan study tour, termasuk ke luar daerah, selama memiliki aturan yang jelas.
"Jika study tour, selama ada panduan yang jelas, sebenarnya bukan masalah bagi saya," kata Edo.
Kepala daerah di Jawa Barat yang masih memperbolehkan aturan study tour adalah Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Ia mengatakan bahwa selama kegiatan study tour dilakukan dengan terarah dan bermanfaat, seharusnya tidak menjadi masalah.
"Tetapi yang jelas disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Nah, selama orang tua sepakat dan ada manfaat dalam konteks pengalaman karena study tour bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga ada manfaatnya, yaitu perbedaan antar daerah khususnya dalam hal edukasi sejarah," katanya.
Di sisi lain, beberapa kepala daerah memang mendukung larangan yang dikeluarkan Gubernur Dedi terkait pelaksanaan study tour. Namun, mereka tetap akan memberikan izin jika sekolah menginginkan kegiatan tersebut dilakukan dengan syarat wilayahnya hanya terbatas di dalam Provinsi Jawa Barat.
Kepala daerah tersebut meliputi Bupati Karawang serta Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir. Selain itu, beberapa wilayah lain telah mengumumkan pendiriannya terkait larangan atau izin pelaksanaan study tour, sementara ada juga yang masih menunggu petunjuk untuk mengambil keputusan. (*)
Posting Komentar