Bupati Jayapura Minta Sinar Mas Perhatikan Kesehatan dan Tenaga Kerja Sawit

Liputan Jurnalis AdinJava, Putri Nurjannah Kurita
AdinJava, SENTANI - Bupati Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Yunus Wonda mengharapkan perusahaan perkebunan kelapa sawit Sinar Mas yang berada di Kampung Lapua, Distrik Kaureh, Kabupaten Jayapura untuk lebih memperhatikan kualitas layanan fasilitas kesehatan bagi para pekerja perkebunan.
Disebutkan demikian oleh Bupati Jayapura saat berada di tengah kunjungan kerja (Kunker) di Distrik Kaureh, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, pada Jumat (11/7/2025).
Di dalam agenda kunjungan kerjanya, Yunus Wonda mengunjungi Puskesmas Nimbokrang, pabrik minyak kelapa sawit Sinar Mas, serta berdialog dengan warga yang bekerja sebagai tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit.
Wonda menyatakan bahwa perusahaan kelapa sawit yang beroperasi sejak tahun 1994 seharusnya memberikan perhatian khusus kepada para pekerja di kebun. Anak-anak pekerja diberi kesempatan untuk bersekolah dan dijamin pendidikannya hingga jenjang perguruan tinggi.
"Saya tadi melihat dan menekankan kepada perusahaan karena [perusahaan] sudah lama beroperasi di sini, menjaga fasilitas kesehatan masyarakat yang bekerja di kebun. Hal ini harus menjadi perhatian, terkait bagaimana pendidikan anak-anak mereka. Seharusnya ada program CSR, kami berharap perusahaan mempertimbangkan hal tersebut," katanya.
Yunus Wonda menyampaikan bahwa anak-anak pekerja yang bekerja di perkebunan atau pabrik seharusnya memiliki masa depan yang lebih baik dibandingkan orang tua mereka.
"Masanya anaknya kembali bekerja di sana. Mereka perlu memiliki masa depan yang baik," katanya.
Di sisi lain, dalam aspirasi yang disampaikan oleh perwakilan warga dari Kaureh, Lapago, dan Meepago, mereka mengharapkan pemerintah untuk membangun asrama anak-anak dari Kaureh di Sentani dan Abepura, pembangunan rumah yang layak huni, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) para karyawan di perusahaan.
"Sebelumnya mereka mengusulkan agar anak-anak bisa bersekolah di kota. Namun karena tidak memiliki keluarga, mereka meminta dibangunkan asrama. Kami pasti akan membangunnya karena kami memiliki beberapa aset di Kota dan Kabupaten Jayapura," katanya.
Akses pendidikan yang sulit ini, menurut Wonda, juga terjadi di kawasan Ravenirara, sehingga pihaknya berencana membangun sekolah asrama untuk memutus rantai ketidaksetaraan akses pendidikan. Oleh karena itu di Kaureh, Yunus Wonda mengharapkan perusahaan kelapa sawit Sinar Mas turut berkontribusi.
"Kami akan membangunkan asrama yang didanai oleh pemerintah. Itu adalah hal yang kami harapkan adanya kerja sama dengan perusahaan," katanya.
Menurutnya, perusahaan juga mampu membayar pajak kendaraan jika ruas jalan di Kaureh tersebut dipindahkan tanggung jawabnya kepada pemerintah Kabupaten Jayapura.
"Jika kami membangun jalan, perusahaan harus membayar pajak kepada kami karena ruas jalan bukan alat berat, sehingga jika alat berat melewati jalan tersebut akan rusak, maka biaya perawatan menjadi tanggung jawab kami pemerintah. Menggunakan jalan tersebut harus dikenakan pajak," katanya.
Di sisi lain, Regional Controller Sinar Mas, Zadrak Afasedanya menyampaikan bahwa kunjungan Bupati Jayapura beberapa kali tertunda dari rencana awal.
Namun, pihaknya menyambut baik kedatangan Yunus Wonda beserta seluruh kepala perangkat daerah di pabrik dan kebun sawit.
Zadrak menyampaikan, saat ini perusahaan kebun kelapa sawit tersebut memiliki sekitar tiga hingga empat ribu karyawan dan pekerja yang bekerja di Sinar Mas.
Menurut Zadrak, terkait kesehatan, perusahaan telah menyediakan klinik dan rumah sakit. Bahkan klinik yang memiliki fasilitas tingkat satu.
Namun, umumnya pekerja kesulitan mengakses layanan kesehatan jika tidak memiliki BPJS karena dokumen seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK) tidak lengkap.
Zadrak menyampaikan dalam kunjungan ini bahwa bupati juga bisa memperhatikan kondisi jalan di Distrik Kaureh. Menurutnya, jalan yang rusak menjadi beban bagi perusahaan karena selama 25 tahun terakhir pihak perusahaan terus melakukan perbaikan jalan.
"Biarkan beliau melihat masalah jalan, yang menjadi beban berat bagi perusahaan. Jika bahan kami bisa diperoleh tetapi jika menggunakan kayu lok susah. Dari sini hingga ke Nimbontong, di [kampung] Berap [perusahaan membangun jalan] tersisa 10 kilometer lagi yang perlu diperbaiki," kata Zadrak. (*)
Posting Komentar