Tools:
Powered by AdinJava

Apakah Pria dan Wanita Bisa Jadi Sahabat? Ini Bukti Ilmiahnya

Table of Contents

AdinJava- Apakah laki-laki dan perempuan dapat benar-benar hanya menjadi teman, tanpa ada rasa cinta atau ketertarikan? 

Ini adalah pertanyaan lama yang selalu menjadi topik perdebatan. Jawaban singkatnya: bisa... jika memang salah satu pihak tidak merasakan apapun.

Namun, kenyataannya tidak se sederhana itu. Dilaporkan oleh Thoughtcatalog, beberapa penelitian menunjukkan bahwa seringkali di balik hubungan pertemanan antar jenis kelamin, terdapat benih-benih ketertarikan yang tersimpan, bisa saja hanya satu pihak atau bahkan keduanya.

Berikut penjelasan detail mengenai temuan penelitian mengapa hubungan persahabatan antara laki-laki dan perempuan bisa jadi lebih kompleks dari yang diperkirakan.

Perbedaan Pandangan Pria dan Wanita Terhadap Persahabatan

Banyak studi telah membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki pandangan yang berbeda terhadap pertemanan sesama jenis. Penelitian menunjukkan, laki-laki lebih sering merasa tertarik pada teman perempuannya, bahkan ketika dia sudah memiliki pasangan.

Di sisi lain, wanita umumnya lebih mampu melihat teman laki-lakinya sebagai sahabat tanpa unsur romantis, terutama jika mereka sedang bahagia dalam hubungannya.

Itulah sebabnya banyak wanita di luar sana sering terkejut ketika teman lelakinya tiba-tiba mengungkapkan perasaannya. Banyak dari mereka merasa, selama ini mereka benar-benar hanya melihat temannya itu sebagai sahabat, tanpa menyadari bahwa pria tersebut memiliki "tujuan" yang berbeda.

Peristiwa ini juga dikenal dengan istilah friendzone, yaitu ketika salah satu orang berharap lebih, sementara pihak lain hanya memandangnya sebagai teman.

Maka wajar jika banyak wanita merasa kecewa dan tertipu karena pertemanan tersebut tidak benar-benar tulus. 

Hal ini juga berkaitan dengan cara pria memilih teman dari jenis kelamin berlawanan, yang biasanya lebih mengutamakan daya tarik fisik dari teman wanita tersebut, sementara wanita cenderung memilih teman laki-laki yang dapat dipercaya, melindungi, dan mendukung.

Apakah Perempuan Selalu Menjadi Korban?

Jawabannya, tidak juga. Jangan salah, perempuan juga terkadang memiliki sisi gelap yang serupa. Penelitian menunjukkan, perempuan dengan sifat manipulatif atau psikopat ringan terkadang senang "bermain" dengan pria yang sudah memiliki pasangan. 

Umumnya, tindakan ini dilakukan untuk memuaskan rasa percaya diri atau sekadar membuktikan bahwa dirinya lebih unggul dibanding pasangan resmi pria tersebut.

Peristiwa ini dikenal dengan istilah mate poaching atau "mencuri" pasangan orang lain. Menariknya, pria yang mudah "dibawa" biasanya juga memiliki sifat manipulatif yang serupa.

Oleh karena itu, jelas bahwa bukan hanya laki-laki yang memiliki maksud tersembunyi dalam pertemanan sesama jenis, terkadang perempuan juga melakukannya secara sengaja.

Miliki Batasan Dalam Persahabatan

Intinya, memiliki batasan yang sehat dalam hubungan dengan lawan jenis sangat penting, terutama jika sudah memiliki pasangan. Jika hubungan pasanganmu dengan teman lawan jenisnya membuatmu merasa tidak nyaman, tidak salah untuk berbicara dan menentukan batasan yang jelas. 

Bukan berarti kamu posesif atau mengontrol, tetapi lebih pada menjaga kesehatan hubungan agar tidak ada pihak yang terluka.

Sayangnya, di tengah masyarakat masih banyak orang yang mengabaikan perasaan wanita. Banyak wanita dijuluki "cemburuan" hanya karena merasa tidak nyaman melihat pasangannya terlalu akrab dengan teman dari jenis kelamin berlawanan.

Meskipun begitu, ribuan kisah di media sosial menunjukkan bahwa kekhawatiran perempuan sering kali benar, karena akhirnya pasangan justru membangun hubungan dengan teman yang sebelumnya disebut "hanya teman".

Selain itu, penting untuk diingat bahwa pengkhianatan dalam hubungan tidak hanya terbatas pada perselingkuhan secara fisik. 

Perselingkuhan emosional, seperti terlalu banyak bercerita tentang masalah rumah tangga kepada "teman wanita" atau berbagi keintiman dengan seseorang lain, juga sama-sama menyebabkan luka.

Dengarkan perasaan dan tentukan batasan

Jika merasa ada sesuatu yang tidak wajar dalam cara pasangan memperlakukanmu dan teman lawan jenisnya, jangan ragu untuk berbicara. Percayai perasaanmu. 

Jangan biarkan orang lain membuatmu merasa terlalu sensitif hanya karena menginginkan hubungan yang sehat dan penuh rasa hormat.

Jika akhirnya pasangan tetap tidak mampu menghargai perasaanmu, mungkin saatnya untuk memikirkan apakah dia pantas dipertahankan. 

Karena pasangan yang baik bukan hanya sekadar menghormati, tapi juga menjadikanmu sebagai prioritas dan merawat kepercayaan yang telah kamu berikan.

Persahabatan antara laki-laki dan perempuan dapat berjalan dengan baik, namun selalu ada risiko perselisihan jika batasan dan maksud yang jelas tidak ditetapkan. 

Oleh karena itu, kuncinya terletak pada komunikasi yang terbuka, kejujuran, serta saling menghormati. Jangan takut untuk menentukan batasan demi kesejahteraan diri sendiri dan hubungan yang sedang dijalani.

Posting Komentar